Showing posts with label SASTRA. Show all posts
Showing posts with label SASTRA. Show all posts

Teks 6 Cerita Rakyat Populer di Indonesia


Bacalah teks berikut dan cermati makna yang ada di dalamnya! Kemudian, jawablah pertanyaan yang ada di bawah teks tersebut!
Cerita Rakyat Populer di Indonesia
Cerita rakyat adalah kisah yang hidup dalam masyarakat secara turun-temurun. Suku-suku bangsa di Indonesia memiliki banyak cerita rakyat. Di antara cerita-cerita terdapat tiga cerita yang cukup popular di Indonesia, yakni “Malin Kundang”, “Sangkuriang”, dan “Biwar sang Penakluk Naga”.
Cerita “Malin Kundang” berasal dari Minangkabau. Cerita ini mengisahkan pengembaraan seorang anak yang ingin sukses dalam kehidupannya. Ketika Malin Kundang sudah mencapai prestasi yang tinggi, ia kembali ke desanya. Sayangnya ia tidak mengakui ibunya. Karena durhaka, anak itu dikutuk oleh orang tuanya menjadi batu.
Cerita “Sangkuriang” berasal dari Sunda. Cerita ini mengisahkan kehidupan seorang wanita bernama Dayang Sumbi, seorang pemintal kain yang menikah dengan seekor anjing yang bernama Tumang. Anjing itu sebenarnya adalah titisan seorang dewa. Dari perkawinan itu lahirlah Sangkuriang yang dalam perjalanan hidupnya mencintai ibunya sendiri.
Cerita “Biwar Sang Penakluk Naga” berasal dari Mimika, Papua. Cerita mengisahkan perjuangan seorang ibu yang membesarkan Biwar seorang diri di hutan. Berkat didikannya yang baik, Biwar menjadi seorang pemuda perkasa yang berhasil mengalahkan seekor naga.
Cerita-cerita rakyat ini banyak memberi pelajaran kepada kita agar berperilaku baik. Jangan memiliki sifat durhaka seperti Malin Kundang. Jadi, berperilakulah yang baik seperti perilaku Biwar yang pemberani.
Diolah dari sumber http://www.lokerseni.web.id/2012/01/cerita-rakyat-kumpulan-cerita-rakyat.html#ixzz2N7aLbUbn
Setelah membaca teks “Cerita Rakyat Populer di Indonesia” itu, jawablah pertanyaan berikut!
1) Menurutmu, termasuk jenis teks apakah teks “Cerita Rakyat Populer di Indonesia”?
2) Bagaimana dengan bagian-bagian yang membangun teks tersebut? Coba sebutkan kemudian tulis bagian-bagian tersebut!
3) Ide pokok apa sajakah yang terkandung di dalam bagian-bagian yang menjadi struktur teks “Cerita Rakyat Populer di Indonesia” tersebut?




sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Teks 4 Rumah Kecil di Bukit Sunyi


Bacalah teks berikut, kemudian jawablah pertanyaannya!
Rumah Kecil Di Bukit Sunyi
Di atas bangku bambu reyot, Pak Kerto meluruskan kedua kakinya. Beberapa saat kemudian, ia beranjak dari bangku dan melangkah ke bilik belakang yang hanya dibatasi oleh anyaman daun rumbia. Diambilnya beberapa potong ubi dari panci dan diletakkannya di atas selembar daun pisang. Ia kembali ke depan dan menikmati ubi rebus sambil meminum kopi.
Tiba-tiba pintu terbuka dan laki-laki dengan perut gendut muncul. “Ooo…. Juragan. Silakan, Gan”, sambut Pak Kerto sambil membungkuk. Dengan tergesa dibersihkannya bangku bambu yang sudah reyot itu. “Bagaimana? Apakah semuanya sudah beres?” tanya sang juragan.
“Sebagian sudah saya panen, Gan. Tinggal ladang sebelah kanan parit. Silakan juragan periksa hasil panenan itu”.
“Di mana kau letakkan, Kerto?”
“Ada di samping rumah, Gan. Ada enam karung terigu. Bagus-bagus hasil panenan kali ini”, kata Pak Kerto.
Kedua orang itu melangkah ke samping rumah. Sang juragan segera mendekati tumpukan karung. Sesaat, dibukanya salah satu karung dan diambilnya sehelai daun yang ada di dalamnya, kemudian sehelai daun itu diciumnya. “Ahhh, luar biasa!” teriaknya kegirangan. “Bagus…bagus sekali panenan kali ini, Kerto”, lanjut juragan itu sambil menepuk punggung Pak Kerto. Hati Pak Kerto bahagia telah membuat juragan senang. Ia akan mendapat tambahan upah. Watak juragan memang begitu, kalau sedang senang ia tak segan-segan memberi tambahan upah.
“Enam karung ini disimpan yang baik dan jangan sampai kena hujan. Dua hari lagi aku akan kembali ke sini mengambil semua hasil panenan”, ucap juragan sambil meninggalkan Pak Kerto.
Sepeninggal juragan, Pak Kerto berbaring sambil berselimut sarung. Ia tak dapat tidur. Pikirannya menerawang jauh. Pak Kerto ingin membelikan kain kebaya buat istrinya dan dua sandal plastik buat kedua anaknya. Hatinya bahagia karena sebentar lagi ia akan pulang untuk melepas kerinduan pada istri dan kedua anaknya. Pikirannya tertuju pada pohon-pohon kecil di ladang sebelah kanan parit yang besok harus dipanen. Ia tak habis berpikir, untuk apa juragan menyuruh menanam pohon-pohon itu. Ia tidak tahu nama pohon yang bentuknya hampir mirip tanaman cabai. Pak Kerto hanya tunduk dan patuh pada perintah juragan. Patuh adalah taat (pada perintah, aturan, dsb.) dan berdisiplin. Ia merawat tanaman dengan baik. Ia tidak bergaul dengan orang-orang di sekitarnya.
Saat Pak Kerto hampir lelap, terdengar suara orang mengetuk pintu. Pak Kerto berpikir sang juragan datang lagi. Dengan langkah yang tergesa pak Kerto menuju ke pintu.
Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan 195
“Sebentar Gan, sebentar…”, kata pak Kerto sambil membuka palang pintu. “Biasanya kan langsung masuk, Gan”, lanjutnya sambil menguak daun pintu.
Pak Kerto merasa aliran darahnya terhenti ketika di depannya berdiri empat orang polisi dengan senjata di tangan.
“Jangan bergerak!”, gertak salah seorang polisi. Ketiga polisi lainnya langsung masuk rumah kecil itu. Pak Kerto berdiri kaku, mematung, tidak tahu apa yang terjadi.
“Maaf, Bapak saya tangkap”, kata polisi sambil mendekat dan memborgol kedua tangan Pak Kerto.
“Apa salah saya, Pak?” tanya Pak Kerto terputus-putus.
“Bapak telah menanam dan menyimpan pohon ganja. Pemerintah melarang menanam pohon itu”, jawab polisi itu tegas.
“Tapi saya hanya disuruh juragan. Saya hanya melaksanakan perintah juragan, Pak”, kata pak Kerto tertunduk.
“Saya mengerti dan memahami keadaan Bapak. Juragan Bapak sekarang ada di tahanan polisi”.
Polisi itu menyuruh Pak Kerto berjalan menuruni lereng perbukitan. Sedang ketiga polisi lainnya memanggul beberapa karung terigu yang berisi daun ganja dengan dibantu beberapa peladang yang kebetulan berada di sekitar perbukitan itu. Pak Kerto tertunduk bisu. Inilah jawaban atas teka-teki tanaman itu, ya, dua tahun lebih baru terjawab sekarang. Pipi keriput lelaki tua itu basah oleh air mata. Rumah kecil di atas bukit semakin jauh ditinggalkan. Tuhan, jerit pak Kerto lirih.
Purbalingga, 1982
Diolah dari sumber Tri Astoto Kodarie: http://triastoto.wordpress.com/cerpen/
Setelah membaca teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi” itu, jawablah pertanyaan berikut!
1) Menurutmu, termasuk jenis teks apakah teks “Rumah Kecil di Bukit Sunyi”?
2) Bagaimana dengan bagian-bagian yang membangun teks tersebut? Coba sebutkan kemudian tulis bagian-bagian tersebut!
3) Ide pokok apa sajakah yang terkandung di dalam bagian-bagian yang menjadi struktur teks ““Rumah Kecil di Bukit Sunyi” tersebut?





sumber BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Teks 3 Kisah Semut dan Lalat


Bacalah teks berikut dengan teliti dan pahami makna yang ada di dalamnya!
Kemudian, jawablah pertanyaan yang ada di bawah teks tersebut!
Kisah Semut dan Lalat
Beberapa ekor lalat tampak terbang di atas sebuah tong sampah di depan sebuah rumah. Saat itu anak pemilik rumah keluar dan tidak menutup kembali pintu rumah. Kemudian, seekor lalat bergegas terbang memasuki rumah itu. Si lalat langsung menuju meja makan yang penuh dengan makanan lezat.
“Saya bosan dengan sampah-sampah itu, ini saatnya menikmati makanan segar,” katanya. Setelah kenyang, si lalat bergegas ingin keluar dan terbang menuju pintu saat dia masuk, tetapi ternyata pintu kaca itu telah terutup rapat. Si lalat hinggap sesaat di kaca pintu memandangi kawan-kawannya yang melambai-lambaikan tangannya seolah meminta agar dia bergabung kembali dengan mereka.
Si lalat pun terbang di sekitar kaca, sesekali melompat dan menerjang kaca itu, dengan tak kenal menyerah si lalat mencoba keluar dari pintu kaca. Lalat itu merayap mengelilingi kaca dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan bolak-balik, demikian terus dan terus berulang-ulang. Hari semakin petang, si lalat itu tampak kelelahan dan kelaparan. Keesokan paginya, terlihat lalat itu terkulai lemas terkapar di lantai.
Tidak jauh dari tempat itu, tampak serombongan semut merah berjalan beriringan keluar dari sarangnya untuk mencari makan. Ketika menjumpai lalat yang tak berdaya itu, serentak mereka mengerumuni dan beramai-ramai menggigit tubuh lalat itu hingga mati.
Kawanan semut itu pun beramai-ramai mengangkut bangkai lalat yang malang itu menuju sarang mereka.
Dalam perjalanan, seekor semut kecil bertanya kepada rekannya yang lebih tua, “Ada apa dengan lalat ini? Mengapa dia mati?” “Oh.., itu sering terjadi, ada saja lalat yang mati sia-sia seperti ini. Sebenarnya dia telah berusaha, dia sungguh-sungguh telah berjuang keras berusaha keluar dari pintu kaca itu. Namun, ketika tak juga menemukan jalan keluar, dia frustasi dan kelelahan hingga akhirnya jatuh sekarat dan menjadi menu makan malam kita.”
Semut kecil itu manggut-manggut, tetapi masih penasaran dan bertanya lagi, “Aku masih tidak mengerti, bukannya lalat itu sudah berusaha keras? Kenapa tidak berhasil?”
Masih sambil berjalan dan memanggul bangkai lalat, semut tua itu menjawab, “Lalat ini tak kenal menyerah dan telah mencoba berulang kali, tetapi dia melakukannya dengan cara yang sama.” Semut tua itu memerintahkan rekan-rekannya berhenti sejenak seraya melanjutkan perkataannya, tetapi kali ini dengan mimik dan nada lebih serius, “Ingatlah semut muda, jika kamu melakukan sesuatu dengan cara yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, maka nasib kamu akan seperti lalat ini.”
Para pemenang tidak melakukan hal-hal yang berbeda, mereka hanya melakukannya dengan cara yang berbeda.
Diolah dari sumber http://www.mettaprajna.org/articles/read/46/Kisah-lalat-dan-Semut
(1) Dapatkah kamu memahami teks “Semut dan Lalat” itu? Jika belum, coba baca sekali lagi, kemudian jawablah pertanyaan berikut!
(2) Menurutmu, termasuk jenis teks apakah teks “Semut dan Lalat” tersebut?
(3) Bagaimana dengan bagian-bagian yang membangun teks tersebut? Coba sebutkan, kemudian tulis bagian-bagian tersebut?
(4) Ide pokok apa sajakah yang terkandung di dalam bagian-bagian yang menjadi struktur teks ““Semut dan Lalat” tersebut?



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 3 Mendiskusikan Perubahan Teks "Lebai Malang"


Setelah mempelajari Bab VII ini, kamu tentu sudah memahami jenis hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek. Kelima jenis teks tersebut dibangun dengan struktur yang berbeda. Pada Tugas 3 ini kamu diminta menjawab pertanyaan berikut sesuai dengan perintah. Kamu diminta mendiskusikan jawabannya dalam kelompok yang beranggotakan 3—5 orang.
1) Menurutmu, apakah teks cerita pendek “Lebai Malang” itu dapat diubah menjadi teks hasil observasi sesuai dengan struktur teksnya?
Jika menurutmu teks tersebut dapat diubah, silakan diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri!
Jika menurutmu teks tersebut tidak dapat diubah, kemukakan alasanmu!
2) Menurutmu, apakah teks cerita pendek “Lebai Malang” itu dapat diubah menjadi teks eksplanasi sesuai dengan struktur teksnya?
Jika menurutmu teks tersebut dapat diubah, silakan diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri!
Jika menurutmu teks tersebut tidak dapat diubah, kemukakan alasanmu!
3) Menurutmu, apakah teks cerita pendek “Lebai Malang” itu dapat diubah menjadi teks eksposisi sesuai dengan struktur teksnya?
Jika menurutmu teks tersebut dapat diubah, silakan diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri!
Jika menurutmu teks tersebut tidak dapat diubah, kemukakan alasanmu!
4) Menurutmu, apakah teks cerita pendek “Lebai Malang” itu dapat diubah menjadi teks tanggapan deskriptif sesuai dengan struktur teksnya?
Jika menurutmu teks tersebut dapat diubah, silakan diubah dengan menggunakan kata-kata sendiri!
Jika menurutmu teks tersebut tidak dapat diubah, kemukakan alasanmu!
5) Mintalah bantuan gurumu untuk memastikan jawabanmu!

Tugas 2 Mengubah Teks "Lebai Malang"


Pada Tugas 2 ini kamu diajak untuk mengubah teks “Pak Lebai” menjadi jenis teks cerita pendek. Kemudian, kamu diminta menentukan struktur teks dan ide pokok yang ada di dalamnya.
Lebai Malang
Pak Lebai adalah seorang guru agama yang hidup di sebuah desa di Sumatera Barat. Desa itu terletak di tepi sungai. Pada suatu hari ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya yang tinggal di desa-desa tetangga.
Pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersamaan. Pak Lebai mempertimbangkan untung rugi kedua undangan tersebut. Ia berpikir bahwa kalau ia pergi ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua kepala kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah yang mengundangnya itu. Menurut informasi, masakan orang-orang di desa hulu sungai tidak seenak masakan orang-orang di desa hilir sungai.
Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan mendapat hadiah satu kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah tersebut. Tuan rumah juga akan memberi tamu-tamunya tambahan kue-kue.
Pak Lebai berpikir keras untuk mendapatkan semuanya. Beberapa saat kemudian, Pak Lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hulu sungai. Ia datang lebih cepat dari tetangganya. Karena sudah kenal dengan tuan rumah. Ia diterima dengan baik dan senang hati oleh tuan rumah. Dengan alasan ada keperluan lain, Pak Lebai tidak lama di tempat itu. Ia minta izin kepada tuan rumah dan tuan rumah pun mengizinkannya. Karena sudah memenuhi undangannya, tuan rumah memberi Pak Lebai satu kepala kerbau yang sudah dimasak enak. Pak Lebai pun segera pergi menuju desa hulu sungai. Ia mengayuh perahunya dengan cepat karena tidak ingin terlambat. Ketika sampai di sana, pesta baru mulai. Hati Pak Lebai begitu lega. Setelah pesta selesai, tuan rumah pun memberi Pak Lebai dua kepala kerbau dan ditambah kue-kue.
Diolah dari sumber Ny. S.D.B. Aman, ”Lebai Malang,” Folk Tales from Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1976, 15-19)
Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan 185
Setelah membaca teks tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
1) Dapatkah kamu mengisi bagian struktur teks pada kolom sebelah kiri tabel berikut ini?
Struktur teks
Teks
.......................
Pak Lebai adalah seorang guru agama yang hidup di sebuah desa di Sumatera Barat. Desa itu terletak di tepi sungai. Pada suatu hari ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya yang tinggal di desa-desa tetangga.
.......................
Pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersamaan. Pak Lebai mempertimbangkan untung rugi kedua undangan tersebut. Ia berpikir bahwa kalau ia pergi ke pesta di desa hulu sungai, tuan rumah akan memberinya hadiah dua kepala kerbau. Namun, ia belum begitu kenal dengan tuan rumah yang mengundangnya itu. Menurut informasi, masakan orang-orang di desa hulu sungai tidak seenak masakan orang-orang di desa hilir sungai.
Kalau ia pergi ke pesta di hilir sungai, ia akan mendapat hadiah satu kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Ia juga kenal betul dengan tuan rumah tersebut. Tuan rumah juga akan memberi tamu-tamunya tambahan kue-kue.
.......................
Pak Lebai berpikir keras untuk mendapatkan semuanya. Beberapa saat kemudian, Pak Lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hulu sungai. Ia datang lebih cepat dari tetangganya. Karena sudah kenal dengan tuan rumah. Ia diterima dengan baik dan senang hati oleh tuan rumah. Dengan alasan ada keperluan lain, Pak Lebai tidak lama di tempat itu. Ia minta izin kepada tuan rumah dan tuan rumah pun mengizinkannya. Karena sudah memenuhi undangannya, tuan rumah memberi Pak Lebai satu kepala kerbau yang sudah dimasak enak. Pak Lebai pun segera pergi menuju desa hulu sungai. Ia mengayuh perahunya dengan cepat karena tidak ingin terlambat. Ketika sampai di sana, pesta baru mulai. Hati Pak Lebai begitu lega. Setelah pesta selesai, tuan rumah pun memberi Pak Lebai dua kepala kerbau dan ditambah kue-kue.
Diolah dari sumber Ny. S.D.B. Aman,”Lebai Malang,” Folk Tales From Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1976, hal.15-19)
2) Apakah kamu setuju dengan pernyataan bahwa struktur teks itu adalah orientasi, komplikasi, dan resolusi?
Kemukakan alasanmu jika setuju.............................................................................
.
.....................................................................................................................................
.
.....................................................................................................................................
Kemukakan juga alasanmu jika tidak setuju...........................................................
.
.....................................................................................................................................
.
.....................................................................................................................................

3) Apa yang disampaikan penulis pada paragraf pertama?
4) Apa pula yang disampaikan penulis pada paragraf kedua dan ketiga?
5) Bagaimana dengan paragraf keempat? Apakah penulis menyampaikan resolusi yang diambil Pak Lebai terhadap dua undangan tersebut?
6) Apakah kamu setuju dengan resolusi yang disampaikan penulis?
Kemukakan alasamu jika setuju................................................................................
.
.....................................................................................................................................
.
.....................................................................................................................................
Kemukakan juga alasamu jika tidak setuju..............................................................
.
.....................................................................................................................................
.
.....................................................................................................................................




sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

B. Subtema 2 Cerita Rakyat ”Lebai Malang”, Tugas 1


Pada Kegiatan ini kamu diajak mengenal teks yang belum ditentukan jenisnya. Kemudian, kamu olah teks tersebut menjadi teks lain yang sejenis. Dalam kegiatan ini jenis teks yang digunakan berkaitan dengan cerita rakyat.
Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan 183
Tugas 1 Menemukan Struktur Teks "Lebai Malang"
1) Bacalah teks berikut dengan teliti, kemudian cermati makna yang ada di dalamnya!
Lebai Malang
Cerita ini berkisah tentang seorang guru agama yang bernama Lebai. Laki-laki yang sering dipanggil Pak Lebai ini hidup di sebuah desa di Sumatera Barat. Desa itu terletak di tepi sungai. Pada suatu hari ia mendapat undangan pesta dari dua orang kaya yang tinggal di desa-desa tetangga. Pesta tersebut diadakan pada hari dan waktu yang bersamaan.
Pak Lebai mempertimbangkan untung dan rugi kedua undangan tersebut. Akan tetapi, ia tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat apakah ia akan datang ke desa hulu sungai atau ke desa hilir sungai. Kalau ia pergi ke pesta di desa hulu sungai, ia akan mendapat dua kepala kerbau. Kalau ia pergi ke pesta di desa hilir sungai, ia akan mendapat hadiah satu kepala kerbau yang dimasak dengan enak. Menurut informasi, masakan orang-orang di desa hulu sungai tidak seenak orang di hilir sungai.
Pada mulanya, Pak Lebai mengayuh perahunya menuju desa hulu sungai. Kemudian, di tengah perjalanan, Pak Lebai berubah pikiran. Ia berbalik mendayung perahunya menuju desa hilir sungai. Ketika ia hampir sampai di desa hilir sungai, dilihatnya beberapa tamu menuju desa hulu sungai. Tamu tersebut mengatakan bahwa kerbau yang disembelih di sana sangat kurus. Setelah mendengar apa yang disampaikan tamu tersebut, Pak Lebai pun mengubah haluan perahunya menuju desa hulu sungai. Sesampainya di tepi desa hulu sungai, para tamu sudah beranjak pulang. Pesta di sana sudah selesai.
Pak Lebai cepat-cepat mengayuh perahunya menuju desa hilir sungai. Ia berharap pesta di sana belum selesai. Sayangnya, pesta di desa hilir sungai pun sudah selesai. Akhirnya, Pak Lebai tidak mendapat kepala kerbau yang diinginkannya.
Diolah dari sumber Ny. S.D.B. Aman, ”Lebai Malang,” Folk Tales from Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1976, 15-19)
Setelah kamu membaca dan memahami makna teks tersebut, jawablah pertanyaan berikut!
a) Dapatkah kamu menentukan jenis teks “Lebai Malang” itu?
b) Apakah struktur teks “Lebai Malang” terdiri atas orientasi, komplikasi, dan resolusi?
Setelah kamu cermati lagi teks “Lebai Malang” itu, ternyata struktur teksnya terdiri atas orientasi, deretan peristiwa, dan reorientasi. Bangunan teks seperti itu merupakan bangunan teks cerita ulang (recount) yang belum kamu pelajari. Teks “Lebai Malang” itu dapat juga disampaikan dalam jenis teks cerita pendek. Kamu tentu masih ingat bagaimana struktur teks cerita pendek, bukan? Jika kamu masih belum paham tentang teks cerita pendek, silakan cermati lagi bab tentang teks cerita pendek dalam bentuk narasi sebelumnya!





sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Pendek


Buatlah teks cerita pendek sebagai wadah kamu untuk berekspresi! Tema yang disarankan adalah “pariwisata”. Dalam membuat teks cerita pendek kamu dapat mendasarkan diri pada kenyataan yang ada di sekitar kamu. Biasanya, sesuatu yang kamu saksikan atau alami sendiri akan lebih mudah kamu ungkapkan daripada sesuatu yang jauh dari kehidupan kamu. Misalnya, kamu dapat membuat cerita pendek tentang asal-usul desa kamu atau cerita pendek tentang sekolah.


sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Kegiatan 3 Penyusunan Teks Cerita Pendek secara Mandiri, Tugas 1


Kegiatan belajar ini merupakan kegiatan mandiri. Kamu diminta untuk mengemukakan pendapat dengan membuat teks cerita pendek berdasarkan pemahaman dan pengalaman kamu masing-masing.
Tugas 1 Mencari dan Mengidentifikasi Teks Cerita Pendek
1) Untuk melatih kemampuan bahasa lisan kamu, kamu diminta mendeskripsi secara lisan apa yang kamu lihat dalam gambar berikut ini. Deskripsi secara terperinci apa yang kamu lihat dan sampaikan dalam 12—15 kalimat dengan menggunakan bahasa lisan!
2) Bacalah cerita cerita pendek yang kamu buat di depan kelas!
3) Berdasarkan deskripsi dalam bahasa lisan yang kamu buat sesuai dengan gambar di atas, sekarang kamu diminta menuliskannya. Untuk itu, tulislah ide-ide pokok yang akan dikembangkan ke paragraf orientasi, klasifikasi/definisi, dan resolusi!
1. Pertama …………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
2. Kedua ..…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
3. Ketiga ..…………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
4. dan seterusnya ..………………………………………………………………



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Pendek


Diagram yang sudah kamu lengkapi pada Tugas 1 itu dapat kamu gunakan sebagai pedoman untuk menyusun teks baru dengan isi yang sama. Untuk itu, secara berkelompok, buatlah teks cerita pendek sejumlah 12—15 kalimat sesuai pola itu tentang cerita legenda yang melatari tempat wisata di daerahmu!



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Pendek secara Berkelompok


Pada Tugas 1 dan Tugas 2 berikut kamu diajak untuk menyusun teks secara berkelompok. Tiap-tiap kelompok terdiri atas tiga hingga lima orang. Tiap kelompok diharapkan menyusun teks cerita pendek berdasarkan contoh teks itu menggunakan kata-kata sendiri tanpa mengurangi isi teks tersebut. Pada Tugas 1 dan Tugas 2 berikut, tiap
Kelas VII SMP/MTs 164
kelompok diharapkan menyusun teks lisan maupun tulis antara 12—15 kalimat. Dalam menyusun teks itu tiap kelompok diharapkan menggunakan tata organisasi teks cerita pendek, yaitu orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Tugas 1 Melengkapi Teks Cerita Pendek
Bacalah teks itu sekali lagi! Susunlah kembali teks itu dengan mengatakan pokok-pokoknya saja! Untuk mengerjakan itu, kamu tinggal melengkapi kotak-kotak yang kosong pada diagram berikut ini! Tahukah kamu bahwa kotak-kotak yang kosong itu berisi orientasi, komplikasi, dan resolusi?
Susunlah pokok pikiran itu ke dalam bentuk kalimat, tautkan kalimat-kalimat itu menjadi sebuah paragraf orientasi, komplikasi, dan resolusi!
Orientasi
Pada zaman dahulu, ...........................................
Di desa itu, ..........................................................
Komplikasi
Suatu hari, ...........................................................
Hari demi hari .....................................................
Namun, ...............................................................
Resolusi
Akhirnya, .............................................................
Jadi,......................................................................



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 3 Mengenal Struktur Teks Cerita Pendek


1) Dapatkah kamu menyusun struktur teks itu ke dalam bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi? Tahukah kamu bahwa bagian-bagian itu merupakan ciri teks cerita pendek?
2) Bandingkan jawaban kamu dengan tata organisasi teks berikut ini! Perhatikan bagian-bagian yang dicetak tebal! Tahukah kamu, bagian-bagian yang dicetak tebal itu menunjukkan apa? Hubungkan penjelasan kamu dengan tata organisasi teks cerita pendek tersebut!
Orientasi
Konon tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan oleh bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung. Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Roro Jonggrang, putri bekas lawannya.
Komplikasi
Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya. Roro Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai bala tentara roh-roh halus. Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu.
Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah pukul empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang.
Resolusi
Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya. Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan -- tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Roro Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai Candi Roro Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 2 Mengenal Teks Cerita Pendek


Pada Tugas 2 ini kamu mengenal sekali lagi teks cerita pendek. Teks yang digunakan adalah “Candi Prambanan”.
Candi Prambanan
1 Konon, tersebutlah seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertakhta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan oleh bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso karena dia mempunyai senjata sakti yang bernama Bandung. Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Roro Jonggrang, putri bekas lawannya.
2 Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya. Roro Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai bala tentara roh-roh halus. Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu.
3 Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah pukul empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang.
Gambar 2 Candi Prambanan
Sumber http://skynesia.com
Kelas VII SMP/MTs 162
4 Pembuatan candi kurang satu, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya. Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Roro Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi besar yang sampai sekarang dinamai candi Roro Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu.
Diolah dari sumber Rangkuman Cerita Rakyat Indonesia karya Irwan Rouf dan Shenia Ananda, Penerbit Anak Kita
1) Setelah membaca teks itu, kamu diharapkan memahami teks cerita pendek. Untuk itu, kamu jawab pertanyaan berikut.
a) Siapakah tokoh yang menjadi sumber dalam cerita itu?
b) Kapan dan di manakah cerita itu berlangsung?
c) Kapankah cerita itu berlangsung?
d) Peristiwa apakah yang terjadi dalam cerita itu?
e) Apakah yang kau ketahui tentang tokoh dalam cerita itu?
f) Dapatkah kamu menyebutkan tokoh dalam cerita tersebut?
g) Bagaimanakah akhir cerita itu?
h) Pada paragraf ke berapa penulis teks mengemukakan bagian orientasi?
i) Pada paragraf ke berapa penulis teks mengemukakan bagian komplikasi?
j) Pada paragraf ke berapa penulis teks mengemukakan bagian resolusi?
2) Bacalah teks sekali lagi! Ceritakan kembali di muka kelas dengan bahasamu sendiri!
3) Tanyakan kepada gurumu beberapa hal yang berkaitan dengan candi di Indonesia!


sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

B. Subtema 2 Wisata Sejarah: Cerita Pendek Candi Prambanan Kegiatan 1 Pemodelan Teks Cerita Pendek, Tugas 1


Di dekat kota Yogyakarta terdapat candi Hindu yang indah. Candi ini dibangun pada abad kesembilan Masehi. Karena terletak di desa Prambanan, candi ini disebut Candi Prambanan. Di samping itu, candi itu juga terkenal sebagai Candi Roro Jonggrang, sebuah nama yang diambil dari legenda Lara Jonggrang dan Bandung Bondowoso. Pada bagian ini kamu diharapkan memahami teks cerita pendek wisata sejarah dikaitkan dengan legenda Candi Prambanan.

Teks yang digunakan untuk belajar pada Kegiatan 1 ini berjudul “Candi Prambanan”. Teks ini diadaptasi dari berbagai sumber. Sebelum kamu membaca teks tersebut, jawablah pertanyaan-pertanyaan pada Tugas 1 berikut!
Tugas 1 Membangun Konteks
1) Sebelum membaca teks cerita pendek “Candi Prambanan”, coba kamu jawab pertanyaan berikut!
a) Pernahkah kamu mengunjungi candi di Indonesia?
b) Dapatkah kamu menyebutkan apa saja yang dapat dilihat di candi itu?
c) Apakah yang menarik dari sebuah candi?
d) Apakah kamu pernah mendengar cerita tentang candi di suatu daerah wisata yang pernah kamu kunjungi?
e) Apakah kamu tahu cerita yang melatari sebuah candi?
2) Carilah informasi terkait dengan candi di Indonesia! Daerah mana saja yang memiliki bangunan candi?

Tugas 2 Mencari dan Menyusun Teks Cerita Pendek


Pada Tugas 2 kamu cari teks sejenis! Setelah itu, kamu kerjakan tugas-tugas berikut.
1) Buatlah kembali teks itu dengan kata-kata kamu sendiri menjadi bentuk teks cerita pendek!
2) Tentukan tema dan tulislah teks cerita pendek dengan terlebih dahulu menyusun kerangka karangan dalam bentuk pokok-pokok pikiran!
3) Susunlah pokok pikiran itu ke dalam bentuk kalimat, tautkan kalimat-kalimat itu menjadi sebuah paragraf!
4) Buatlah paragraf orientasi, komplikasi, dan resolusi! Gabungkan paragraf itu menjadi teks cerita pendek! Rumuskan judul untuk teks tersebut! Serahkan tulisan teks cerita pendek pada gurumu untuk dievaluasi!



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Kegiatan 3 Penyusunan Teks Cerita Pendek secara Mandiri


Pada Kegiatan 3 ini kamu diharapkan mengerjakan tugas secara mandiri. Kamu diminta untuk memahami struktur teks cerita pendek: orientasi, komplikasi, dan resolusi. Coba kamu cari sebuah teks dan bandingkan dengan struktur teks cerita pendek. Setelah mendapat bab ini, kamu diharapkan mengetahui bentuk teks cerita pendek dan menuliskan teks cerita pendek.
Tugas 1 Mencermati dan Mengidentifikasi Teks Cerita Pendek
1) Cermati teks berikut! Betulkan dengan memberikan tanda panah kearah teks yang benar! Tentukan mana yang orientasi, komplikasi, dan resolusi!
Bayangan Diri
Orientasi Bila saja dia berhenti untuk berpikir, dia akan tahu bahwa itu hanyalah bayangannya. Tetapi anjing itu tidak berpikir apa-apa dan malah menjatuhkan tulang yang dibawanya dan langsung melompat ke dalam sungai. Anjing serakah tersebut akhirnya dengan susah payah berenang menuju ke tepi sungai. Saat dia selamat tiba di tepi sungai, dia hanya bisa berdiri termenung dan sedih karena tulang yang dibawanya malah hilang, dia kemudian menyesali apa yang terjadi dan menyadari betapa bodohnya dirinya.
Komplikasi Sangatlah bodoh memiliki sifat yang serakah.
Resolusi Seekor anjing yang mendapatkan sebuah tulang dari seseorang, berlari-lari pulang ke tempatnya secepat mungkin dengan senang hati. Ketika dia melewati sebuah jembatan yang sangat kecil, dia menunduk ke bawah dan melihat bayangan dirinya terpantul dari air di bawah jembatan itu. Anjing yang serakah ini mengira dirinya melihat seekor anjing lain membawa sebuah tulang yang lebih besar dari miliknya.
Diolah dari sumber teks http://www.ceritakecil.com/cerita-dan-dongeng/Anjing-dan-Bayangannya-60
2) Ceritakan ulang teks “Bayangan Diri” dengan bahasa kamu!
3) Buatlah tulisan sejenis dengan teks "Bayangan Diri" dengan menggunakan kata dan kalimat dalam bentuk cerita pendek!



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Pendek


Pada Tugas 2 ini kamu diharapkan memahami dan menulis teks cerita pendek secara berkelompok. Untuk itu, kerjakan tugas kelompok berikut!
1) Kamu secara berkelompok membaca ulang teks “Bawang Merah Bawang Putih”. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang benar! Diskusikan dengan temanmu sebelum menjawab pertanyaan! Tulis jawaban yang kamu buat, lalu serahkan kepada guru untuk ditanggapi!
a) Siapakah tokoh yang menjadi sumber dalam cerita itu?
b) Apakah yang terjadi pada tokoh cerita itu?
c) Di manakah cerita itu berlangsung?
d) Kapankah cerita itu berlangsung?
e) Peristiwa apakah yang terjadi dalam cerita itu?
f) Apakah yang kau ketahui tentang tokoh dalam cerita itu?
g) Dapatkah kamu menyebutkan tokoh dalam cerita tersebut?
h) Apakah yang terjadi pada tokoh dalam cerita itu?
i) Mengapa cerita itu terjadi?
j) Bagaimanakah akhir cerita itu?
2) Susunlah kalimat-kalimat berikut ini menjadi sebuah teks cerita cerita pendek. Tulis urutan angka 1—16 pada kolom!
No.
Kalimat
“Apa!” teriak ketua semut dengan terkejut.
“Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, saatnya kamu menari!”
“Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?”
Belalang sadar bahwa hidup tidak hanya mementingkan keinginannya saja tanpa menyiapkan bekal dirinya untuk hidup.
Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.
Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memedulikan sang belalang lagi.
Belalang itu merenungi hidupnya yang hanya mementingkan keinginannya menciptakan lagu.
“Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu.”
“Tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini?
“Membuat lagu katamu ya?” kata sang semut.
“Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan,” keluh sang Belalang.
Saat itu, seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya, datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.
Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.
Semut-semut itu mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum, mengumpulkannya di suatu tempat selama musim panas.
Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut sedang beristirahat setelah bekerja keras sepanjang musim panas.
Belalang pun pergi dari tempat semut yang sibuk bekerja mengumpulkan makanan.
Belalang kemudian mencoba mencari makanan untuk disimpan di musim dingin.
3) Setelah itu, tuliskan kembali dalam bentuk paragraf sebuah teks! Diskusikan dengan teman-temanmu dalam kelompok terdiri atas 3—5 orang setiap kelompok!
4) Setelah menyimak dan membaca cerita tersebut cobalah cari secara berkelompok teks lain yang kamu ketahui! Bandingkan teks lain dengan teks contoh yang dapat membuat kamu memahami teks cerita pendek! Buatlah sesuai dengan contoh paragraf yang menggambarkan ciri-ciri paragraf cerita pendek!



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Pendek secara Berkelompok


Pada kegiatan ini kamu diminta berdiskusi dengan teman-temanmu tentang teks cerita pendek berikut ini. Teks cerita pendek lain selain teks model “Kupu-Kupu Ibu” yang digunakan untuk model pembelajaran ini adalah “Bawang Merah Bawang Putih”. Buatlah kelompok diskusi, setiap kelompok terdiri atas 3—5 orang!
Setelah mendapat bab ini, kamu diharapkan mengetahui bentuk teks cerita pendek dan menuliskan teks cerita pendek.
Tugas 1 Melengkapi Teks Cerita Pendek
Pada Tugas 1 ini kamu diharapkan mengetahui bentuk teks cerita pendek secara berkelompok
1) Perhatikan bagan berikut ini! Cermati teks “Bawang Merah Bawang Putih” berikut ini bersama kelompok kamu!
2) Simak seluruh teks “Bawang Merah Bawang Putih”! Cermati kosakata dan struktur teks tersebut!
3) Diskusikan bersama teman-teman kamu dalam satu kelompok dan masukkan paragraf teks “Bawang Merah dan Bawang Putih” ke dalam tabel berikut yang sesuai!
Bagian awal yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat dan waktu, dan awalan masuk ke tahap berikutnya. (Orientasi)
...................................................
Bagian ini tokoh utama berhadapan dengan masalah (problem). Bagian ini menjadi inti teks narasi; harus ada. Jika tidak ada masalah, masalah harus diciptakan. (Komplikasi)
...................................................
Bagian ini merupakan kelanjutan dari komplikasi, yaitu pemecahan masalah. Masalah harus diselesaikan dengan cara yang kreatif. (Resolusi)
...................................................
Bawang Merah dan Bawang Putih
1 Pada zaman dahulu, di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang bahagia. Keluarga itu mempunya anak yang cantik bernama Bawang Putih. Kehidupan bahagia itu terganggu saat ibu Bawang Putih sakit keras dan pada akhirnya meninggal dunia. Bawang Putih sangat berduka, demikianlah juga ayahnya. Sekarang Bawang Putih hanya tinggal berdua bersama ayahnya.
2 Di desa itu, hiduplah seorang janda yang mempunyai anak bernama Bawang Merah. Sejak ibu Bawang Putih meninggal, ibu Bawang Merah kerap berkunjung ke tempat tinggal Bawang Putih. Dia kerap membawakan makanan, menolong Bawang Putih membereskan tempat tinggal atau cuma menemani Bawang Putih serta ayahnya mengobrol. Akhirnya, sang janda itu menikah dengan ayah Bawang Putih. Kehidupan Bawang Putih tidak sepi lagi. Dia mendapat ibu baru sekaligus saudara perempuan, yaitu Bawang Merah. Pada awalanya, sang ibu tiri dan saudara tiri itu amat baik pada Bawang Putih, tetapi lama-kelamaan karakter asli mereka mulai terlihat. Mereka sering memarahi Bawang Putih serta memberinya pekerjaan berat bila ayah mereka pergi berdagang. Sudah pasti sang ayah tidak mengetahuinya karena Bawang Putih tidak pernah mengadukan tingkah ibu dan saudara tirinya itu.
3 Suatu hari, ayah Bawang Putih sakit keras dan kemudian meninggal. Tinggallah Bawang Putih bersama ibu dan saudara tirinya. Hari demi hari Bawang Putih disiksa oleh Bawang Merah dan ibunya. Namun, Bawang Putih menerima kehidupan itu dengan tabah. Suatu hari, Bawang Putih mencuci baju ibu dan saudaranya di sungai. Ada satu baju yang terhanyut, Bawang Putih pun mengejar baju itu. Sampailah dia di sebuah rumah yang dihuni seorang nenek yang berada di tepi sungai. Nenek itu menyimpan baju Bawang Putih yang hanyut. Dia mau menyerahkan baju itu jika Bawang Putih mau membantunya membersihkan rumah. Bawang Putih pun segera membantu nenek membersihkan rumah. Nenek itu terkesan dengan ketekunan Bawang Putih melakukan tugasnya membersihkan rumah. Setelah selesai, Bawang Putih berpamit pada sang nenek. Baju itu pun diserahkan nenek kepada Bawang Putih. Nenek itu juga memberi bungkusan hadiah untuk Bawang Putih karena telah bekerja membersihkan rumah nenek. Bungkusan itu tidak boleh dibuka jika belum sampai rumah. Dengan bergegas, Bawang Putih kembali ke rumah. Sesampai di rumah dia ceritakan pengalamannya dan dibukanya bungkusan yang diberikan nenek. Ternyata di dalam bungkusan itu terdapat emas yang berkilauan banyak sekali. Bawang Merah merasa iri akan keberuntungan Bawang Putih.
4 Keesokan harinya, karena rasa iri hati yang sangat, Bawang Merah melakukan hal yang sama dengan peristiwa yang dialami Bawang Putih. Dia menghanyutkan bajunya di sungai dan mengikutinya sampai ia berada di depan rumah nenek. Bawang Merah bertanya apakah nenek melihat baju hanyut di sungai. Nenek pun menjawab bahwa baju itu dia simpan. Baju itu akan diberikan kepada Bawang Merah asal Bawang Merah mau membantu membersihkan rumah. Bawang Merah menolak membersihkan rumah dan tetap meminta baju itu. Sang nenek memberikan baju dan sebuah bungkus-
Kelas VII SMP/MTs 154
an yang bentuknya sama dengan bungkusan yang diberikan kepada Bawang Putih. Dengan berlari riang Bawang Merah kembali ke rumah dan ingin segera membuka bungkusan dari nenek. Setelah sampai di rumah, Bawang Merah berteriak memanggil ibunya. Ibu dan anak itu segera membuka bungkusan. Namun, di dalam bungkusan itu bukan emas berkilau, tetapi ular yang mengejar ibu tiri dan Bawang Merah yang berlari pergi dari rumah Bawang Putih, pergi dari desa tempat Bawang Putih tinggal.
Diolah dari berbagai sumber berjudul Bawang Putih yang Sabar karya Ali Muakhir,
Penerbit Little Serambi, Jakarta, Tahun 2006


sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 3 Mengenal Struktur Teks Cerita Pendek


Setelah berlatih mengenali bentuk teks cerita pendek berjudul “Kupu-Kupu Ibu”, kamu diharapkan mengenali struktur tek cerita pendek, kosakata, bentuk konjungsi, dan kalimat yang digunakan dalam teks.
Struktur teks cerita pendek tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.
Orientasi^Komplikasi^Struktur Teks Cerita Pendek: Kupu-kupu Ibu^Resolusi
1) Jawablah pertanyaan berikut!
a) Setelah kamu membaca teks cerita pendek “Kupu-Kupu Ibu”, dapatkah kamu menyebutkan tokoh-tokohnya?
b) Di manakah tempat cerita itu berlangsung?
c) Bagaimana susunan peristiwa dalam cerita pendek itu?
d) Dapatkah kamu menuliskan ide pokok cerita pendek itu yang diyakini dan dijadikan sumber cerita?
e) Cobalah identifikasi bagian cerita berupa lukisan, waktu, tempat, atau kejadian yang merupakan awal cerita!
f) Dapatkah kamu menandai bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita?
g) Dapatkah kamu mengidentifikasi puncak ketegangan atau klimaks dalam cerita itu yang menggambarkan masalah dalam cerita sudah sangat gawat atau konflik telah memuncak?
h) Bagaimanakah masalah dalam cerita itu diatasi atau diselesaikan?
i) Dapatkah kamu mengenali tokoh dari dialog atau penjelasan tentang tokoh?
j) Coba kamu tuliskan pesan atau nasihat apa yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita tersebut!
k) Pernahkah kamu mendengar riwayat pengarang cerita pendek tersebut?
2) Isilah titik-titik dalam kalimat berikut ini dengan konjungsi!
Konjungsi
Menyatakan
dan
menyatakan penambahan
atau
menyatakan pemilihan
tetapi
menyatakan perlawanan
ketika
menyatakan waktu
seandainya
menyatakan pengandaian
supaya
menyatakan tujuan
walaupun
menyatakan konsesif
seperti
menyatakan pemiripan
oleh karena
menyatakan sebab
sehingga
menyatakan akibat
bahwa
menyatakan penjelasan
a) Suatu hari, ia memancing (...) mendapatkan ikan tangkapan yang aneh. Ikan itu besar (...) sangat indah.
b) Ia lalu melepas pancingnya (...) memegangi ikan itu.
c) Ternyata ia adalah ikan yang sedang dikutuk para dewa (...) telah melanggar suatu larangan.
d) Marahlah bapak itu (...) kemarahannya bertambah saat mengetahui bahwa si anak yang menghabiskan seluruh makanan.
e) Rasa lapar membuat kemarahan sang bapak tidak terkendali. Ia memarahi anaknya (....) suara keras, “Dasar anak keturunan ikan!”
f) Sang ayah menjadi sedih (...) sangat menyesal atas perbuatannya.
g) Ia tak pernah bisa bertemu kembali (...) istri (....) anak yang disayanginya itu.
h) Buatlah kalimat dengan konjungsi dan, atau, tetapi, sehingga! Contoh 1) dapat digunakan sebagai pedoman.
1. Ia hidup dengan bertani dan memancing ikan.
2. ........................................................................................................................
3. ........................................................................................................................
4. ........................................................................................................................
5. ........................................................................................................................
3) Memahami Kata dalam Teks
Di dalam teks “Kupu-Kupu Ibu” ada kata-kata yang harus dicari makna dan fungsinya (gunakan kamus bahasa).
a) Gontai adalah ..................................................................................................
b) Gunjingan adalah ..............................................................................................
c) Guratan adalah...................................................................................................

d) Kepak adalah.......................................................................................................
e) Mungil adalah.....................................................................................................
f) Persis adalah ......................................................................................................
g) Sembari adalah ..................................................................................................
h) Senja adalah........................................................................................................
i) Tonggeret adalah ...............................................................................................
j) Uzur adalah ........................................................................................................
4) Buatlah lima belas kalimat baru yang di dalamnya terdapat kata-kata tersebut!



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

Tugas 2 Mengenali Teks Cerita Pendek


Setelah mendengarkan guru membaca teks cerita pendek tersebut, kamu diharapkan mengenali bentuk teks tersebut, yaitu susunan teks, paragraf dalam teks, ide-ide pokok dalam setiap paragraf, kosa kata, dan konjungsi atau konjungsi yang digunakan di dalam teks tersebut.
1) Cermati teks cerita pendek “Kupu-Kupu Ibu” karya Komang Ira Puspitaningsih! Cobalah ringkas cerita pendek itu dan ceritakan kembali dengan bahasamu sendiri!
2) Isilah tabel berikut mengikuti contoh yang sudah ada!
Perhatikan teks cerita pendek “Kupu-Kupu Ibu”! Ada enam penggalan yang ditandai dengan ***. Kalimat-kalimat yang tersusun, kata dan kelompok kata, serta pokok-pokok pikiran yang ada dapat kamu identifikasi. Tuliskan apa yang kamu amati dan konsultasikan dengan guru!
KALIMAT
HAL
*** (1)
1. Aku melihatnya.
2. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan.
3. Sepulang sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar.
4. Tapi mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, Ayah.
5. Mereka lebih cantik.
6. Yang satu berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara.
7. Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya.
1. Siapakah yang diceritakan?
2. Apakah yang diceritakan?
3. Kapankah cerita itu berlangsung?
4. Dimanakah cerita itu berlangsung?
*** (2)
......................................
Bagaimana cerita berlangsung?
*** (3)
......................................
Bagaimana cerita berlangsung?
*** (4)
dst.
......................................
Mengapa dan bagaimana akhir cerita?
3) Baca teks dengan teliti, kemudian tuliskan ide pokok setiap paragraf!
Paragraf
Ide Pokok
(1) Aku melihatnya.(2) Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan. (3) Sepulang sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar. (4) Tapi mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, Ayah. (5) Mereka lebih cantik. (6) Yang satu berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara. (6) Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya.
(7) Aku takjub. (8) Aku mengejarnya. (9) Kupu-kupu itu masuk ke dalam taman, dan aku terus saja mengikutinya. (10) Dan ternyata kedua kupu-kupu itu menghampiri seorang perempuan yang duduk di bangku yang agak terpisah dari bangku-bangku taman lainnya. (11) Kupu-kupu itu asyik berputar-putar di atas kepala perempuan itu.
(12) Aku tersadar. (13) Itu perempuan yang Ayah ceritakan. (14) Sebelum aku sempat membalikkan badan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara padaku. (15) Aku tak menyangka. (16) Tidak, Ayah. (17) Ia tidak bisu seperti yang kau bilang. (18) Dan katamu ia seorang yang menyeramkan, hingga aku membayangkan perempuan itu sebagai nenek penyihir. (19) Ayah, perempuan itu sangat cantik. (20) Sama cantiknya dengan kedua kupu-kupu itu.
(21) Oya, dia baik juga. (22) Ia memintaku duduk di sisinya. (23) Menemaninya bermain dengan kupu-kupu itu. (24) Dia mengajariku membelai sayap kupu-kupu. (25) Kami bercerita tentang kesukaan kami masing-masing. (26) Dan ternyata, selain menyenangi kupu-kupu, kami juga sama-sama menyukai es krim rasa vanila dengan taburan kacang almond, senang buah apel, dan tidur di antara banyak bantal dan boneka.
......................................
*** (2)
......................................
*** (3)
......................................
*** (4)
......................................
*** (5)
......................................
*** (6)
......................................


sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP

A. Subtema 1 Cerita Pendek "Kupu-Kupu Ibu" Kegiatan 1 Pemodelan Teks Cerita Pendek, tugas 1


Cerita pendek dapat menyebabkan adanya rasa senang, gembira, serta dapat menghibur para penikmat atau pembacanya. Cerita pendek juga dapat memberi pengarahan dan pendidikan karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Selain hal itu, cerita pendek berisi keindahan dan nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinya. Cerita pendek dapat berisi ajaran agama atau ajaran lainnya yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya. Pada Kegiatan 1 kamu mempelajari teks cerita pendek berjudul “Kupu-Kupu Ibu” yang berisi informasi tentang kehidupan yang positif.

Teks cerita pendek yang digunakan untuk belajar berjudul “Kupu-Kupu Ibu” karya Komang Ira Puspitaningsih yang terangkum dalam buku 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 terbitan Gramedia Pustaka Utama.
Tugas 1 Membangun Konteks
1) Sebelum membaca teks cerita pendek “Kupu-Kupu Ibu”, coba kamu jawab pertanyaan berikut! Kamu juga diminta mencari informasi terkait cerita pendek Indonesia.
a) Pernahkah kamu membaca cerita pendek?
b) Dapatkah kamu mengatakan apa itu cerita pendek?
c) Apa sajakah yang kamu ketahui di dalam cerita pendek?
d) Bagaimanakah pengalamanmu ketika membaca cerita pendek?
e) Apakah kamu pernah mendengar cerita pendek ini dibacakan oleh orang tuamu? Cerita pendek seperti apakah yang dibacakan orang tuamu?
f.) Apakah yang kamu dapatkan setelah membaca cerita pendek?
2) Setelah menjawab pertanyaan guru tersebut, simaklah teks berikut yang dibacakan oleh guru!
Kupu-Kupu Ibu
Aku melihatnya. Aku melihat perempuan yang pernah kau ceritakan. Sepulang sekolah tadi, di dekat taman, aku melihat sepasang kupu-kupu berputar saling melingkar. Akan tetapi, mereka tak seperti kupu-kupu dalam ceritamu, Ayah. Mereka lebih cantik. Yang satu berwarna hitam dengan bintik biru bercahaya seperti mutiara. Yang lain bersayap putih jernih, sebening sepatu kaca Cinderella, dengan serat tipis kehijauan melintang di tepi sayapnya.
Aku takjub. Aku mengejarnya. Kupu-kupu itu masuk ke dalam taman, dan aku terus saja mengikutinya. Dan ternyata kedua kupu-kupu itu menghampiri seorang perempuan yang duduk di bangku yang agak terpisah dari bangku-bangku taman lainnya. Kupu-kupu itu asyik berputar-putar di atas kepala perempuan itu.
Aku tersadar. Itu perempuan yang Ayah ceritakan. Sebelum aku sempat membalikkan badan untuk meninggalkan taman itu, ia berbicara padaku. Aku tak menyangka. Tidak, Ayah. Ia tidak bisu seperti yang kau bilang. Dan katamu ia seorang yang menyeramkan, hingga aku membayangkan perempuan itu sebagai nenek penyihir. Ayah, perempuan itu sangat cantik. Sama cantiknya dengan kedua kupu-kupu itu.
Oya, dia baik juga. Ia memintaku duduk di sisinya. Menemaninya bermain dengan kupu-kupu itu. Dia mengajariku membelai sayap kupu-kupu. Kami bercerita tentang kesukaan kami masing-masing. Dan ternyata, selain menyenangi kupu-kupu, kami juga sama-sama menyukai es krim rasa vanila dengan taburan kacang almond, senang buah apel, dan tidur di antara banyak bantal dan boneka.
***
Kau ingat ceritaku, Ning? Tentang dua ekor kupu-kupu dan seorang perempuan yang jatuh cinta pada mereka? Ah, kurasa kau sudah lupa. Ketika pertama kali kuceritakan ini, kau masih kecil, belum juga TK. Bahkan aku masih ingat, kau memakai terusan jingga dengan hiasan pita merah melingkar di pinggang, bergambar kelinci putih yang mengedipkan matanya di bagian depan. Baju kesukaanmu saat itu. Kau berbaring di tempat tidur. Menatapku. Menunggu dongeng pengantar tidur. Ada segaris senyum tipis di wajah kanakmu yang hening. Sehening namamu, Ning.
Aku rindu menceritakannya lagi padamu. Sembari mengenang masa kecilmu yang penuh cekikik geli atau rengekan manja yang sering membuatku gemas. Anggap saja masa kecilmu tak sanggup mengingat dongeng itu. Dan sekarang, aku akan mengingatkannya kembali untukmu, Ning.
Setiap senja, Ning, di taman dekat sekolah, selalu ada seorang perempuan yang duduk di sudut taman. Ketika langit mulai berwarna jingga, ia hadir di taman itu dan selalu menunggu kedatangan dua ekor kupu-kupu cantik. Ya, keduanya cantik. Yang seekor bersayap hijau dengan serat-serat kecokelatan pada garis guratannya. Kira-kira seperti daging buah avokad yang matang. Dan yang seekor lagi bersayap biru, dengan sedikit bintik-bintik putih. Ya, mirip dengan motif tas tangan ibu di potret keluarga yang ada di ruang tamu. Tak ada yang tahu tentang apa yang dilakukannya bersama kedua kupu-kupu itu setiap senja. Lalu setelah langit kehilangan garis jingga terakhir, kedua kupu-kupu itu pun meninggalkan taman, sebelum malam membuat mata mereka jadi buta. Perempuan itu pun pergi. Berjalan gontai, dengan tundukan kepala yang dalam. Seolah ia ingin sekali melupakan seluruh hari yang pernah dijalaninya.
Orang-orang di sekitar sini tak ada yang mengenalnya. Tak ada yang tahu namanya. Tak ada yang mengerti ia berasal dari keluarga yang mana. Bahkan tak ada yang pernah berbicara dengannya. Walau hanya sekadar perbincangan basa-basi tanpa perkenalan. Orang-orang tak tahu di mana rumahnya. Kemudian setiap senja berakhir, ketika orang-orang mulai sibuk dengan menu makan malam dengan keluarganya masing-masing, perempuan itu seakan-akan menghilang. Tak ada jejak yang bisa menunjukkan keberadaannya.
Bagimu mungkin tak ada yang mengherankan. Seperti juga dirimu yang mencintai kupu-kupu. Semua berjalan seperti biasa tanpa ada kejadian yang berarti. Sampai kemudian tersiar kabar bila perempuan itu bisu. Karena sempat di suatu pengujung senja, saat perempuan itu meninggalkan taman, seseorang tak sengaja melihatnya lalu menyapanya. Tapi perempuan itu cuma mengangguk tersenyum, tanpa bicara apa-apa.
Lambat laun orang-orang mulai curiga dengan keberadaannya di taman. Orang-orang juga heran dengan keberadaan kedua kupu-kupu itu. Banyak yang menduga bila perempuan itu bisa berbicara dengan kupu-kupu. Hanya dengan kupu-kupu, Ning. Orang-orang pun mulai menyiarkan kabar bila perempuan itu memiliki ilmu hitam. Sejak itu pula orang-orang mulai menjauhinya. Tak ada yang mau datang ke taman dekat sekolah setiap senja. Orang-orang takut akan bertemu dengan perempuan itu bila datang ke sana. Itulah sebabnya, taman dekat sekolah selalu sunyi sebelum senja datang, sebelum langit mengguratkan cahaya jingga di tubuhnya.
Ning, ini bukanlah dongeng seperti yang biasanya kuceritakan sebelum kau tidur. Bukan cerita serupa Putri Rapunzel, Cinderella, Putri dan Biji Kapri, Tiga Babi Kecil, atau cerita Serigala yang Jahat. Tapi ini benar-benar ada. Perempuan itu betul-betul datang setiap senja ke taman dekat sekolah. Ayah sengaja menceritakan ini agar kau tak datang ke taman ketika kau pulang sekolah saat senja.
***
Ning, mengapa kau kemari lagi? Segeralah pulang. Ayahmu akan curiga bila kau selalu pulang terlambat dari sekolah. Kau pun pasti telah mendengar dari orang-orang tentangku. Aku memang kesepian. Gunjingan orang-orang membuatku disingkirkan. Tapi, janganlah kau terlampau sering datang menemuiku. Apalagi bila hanya ingin bermain dengan kupu-kupu yang sering menemaniku. Atau sekadar ingin membawakan aku es krim atau buah apel. Kau bisa bermain dengan kupu-kupu lain yang mungkin lebih cantik dari kedua kupu-kupu di taman ini. Kau juga bisa makan es krim dengan ayahmu. Sedangkan aku sudah terbiasa hidup dalam kesendirian. Setidaknya aku masih bisa menemukan sedikit keributan di taman ini setiap senja. Mendengar kepak sayap burung-burung yang pulang ke sarang, riuh pepohonan menyambut malam yang membawakan selimut tidurnya, bising binatang malam yang bersiap keluar sarang bila malam tiba. Tonggeret, kodok, jangkrik. Jujur saja, aku lebih suka sendiri. Aku tak mau merepotkanmu. Karena suatu saat kau mungkin akan menemui kesulitan hanya karena keberadaanku.
Aku yakin, Ning, suatu saat kau akan menemukan kupu-kupu yang kau sukai. Yang akan selalu menemanimu. Meski ia harus mengalami kelahiran berulang kali sebagai kupu-kupu, untuk menemanimu. Ning, aku tak ingin orang-orang akan ikut bergunjing tentangmu, hanya karena kau menemuiku di sini. Aku tak mau orang-orang menjauhimu, bila mereka tahu kau pernah datang mengunjungiku. Bahkan teman-teman sekolahmu mungkin tak mau lagi berbicara denganmu. Pulanglah, Ning. Aku juga harus bergegas pulang. Matahari telah tampak uzur hari ini. Sudah tiba waktunya bagi kedua kupu-kupu ini untuk tidur.
***
Ayah, senja tadi aku tak melihat kedua kupu-kupu itu di taman. Mungkin mereka sedang tidur. Mungkin mereka tanpa sadar sudah menanggalkan sayapnya, menanggalkan ruhnya, menjadi telur-telur cantik yang akan menetas jadi ulat-ulat cantik warna-warni dan gemuk, dan sebentar lagi bersemayam dalam kepompong putih yang rapuh lalu menjadi kupu-kupu baru yang lebih cantik.
Ayah, aku juga tak melihat perempuan itu. Tak ada seorang pun di taman senja tadi. Aku sudah berkeliling mencarinya. Padahal, aku sudah membeli sebatang cokelat putih untuk kami nikmati bersama-sama. Ayah, apa perempuan itu marah padaku? Apa perempuan itu kesal karena aku sering mengunjunginya? Apa kunjunganku membuat perempuan itu terganggu? Kalau ia memang marah, aku tak mengerti sebabnya. Dia tak pernah marah padaku. Selalu tersenyum bila aku datang, mencium keningku setiap kami berpisah di pertigaan dekat taman ketika kami pulang bersama sehabis senja. Perempuan itu tak pernah mengatakan bila ia terganggu dengan keberadaanku.
Memang perempuan itu pernah melarangku untuk datang menemuinya. Perempuan itu mengatakan bila ia lebih suka sendiri. Tapi aku tak percaya padanya. Aku yakin bila ia tak mau menemuiku karena sebab lain. Karena biasanya wajah perempuan itu selalu tampak riang menyambut kedatanganku. Bila aku berlari menghampirinya, tangannya akan terentang lebar ingin memelukku. Aku tahu ia selalu menunggu kedatanganku.
Ayah, aku rindu pada kedua kupu-kupu itu. Aku juga ingin bertemu dengan perempuan itu. Kuharap kau tidak marah bila aku sering menemuinya. Aku sangat senang bermain dengan mereka. Jauh lebih menyenangkan dibandingkan bermain lompat tali dengan teman-teman. Ayah, apa kau betul-betul tak mengenal perempuan itu? Apa kau benar-benar tak tahu di mana ia tinggal? Kumohon, antarkan aku ke sana.
***
Ning, lihatlah halaman rumah kita, penuh dengan kupu-kupu mungil warna-warni yang cantik. Sayap mereka berkilauan. Tapi ada tiga kupu-kupu yang lebih besar. Lihatlah, yang dua ekor itu seperti yang kau temui di taman bukan? Dan yang paling besar adalah kupu-kupu yang tercantik dari seluruh kupu-kupu itu. Aku pun baru kali ini melihat kupu-kupu seindah itu, Ning. Warna ungu dan hijau di sayapnya berpadu sangat serasi. Caranya mengepakkan sayap dengan pelan dan lembut. Sangat anggun, seperti ibumu.
Lihat, matamu sampai berkaca-kaca melihatnya. Kau senang bukan, sekarang kau memiliki banyak sekali kupu-kupu yang indah. Kau rindu pada kupu-kupu, kan? Bermainlah bersama mereka, Ning. Aku yakin mereka pun akan senang bermain denganmu.
***
Tidak. Aku tak ingin bermain bersama mereka. Lihatlah kupu-kupu yang paling besar itu. Kupu-kupu itu memang yang paling cantik. Tapi, warnanya persis sama dengan warna gaun perempuan itu ketika terakhir kali aku menemuinya. Perempuan itu, Ayah. Aku tak mau ia berubah menjadi kupu-kupu hanya untuk menemaniku. Biar saja kupu-kupu lainnya meninggalkanku, asalkan perempuan itu tetap ada untukku. Aku tak ingin bermain dengan kupu-kupu. Aku ingin perempuan itu, Ayah. Hanya perempuan itu. Aku hanya ingin ibuku.
Yogyakarta, 2006
Sumber buku 20 Cerpen Terbaik 2008. Tahun 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Karya Komang Ira Puspitaningsih. Dia lahir di Denpasar, 31 Mei 1986. Beberapa karyanya terkumpul dalam sejumlah antologi bersama, antara lain: Ning (Sanggar Purbakaraka, 2002), Para Penari (Lingkaran Komunikasi Malang, 2002), Lampung Kenangan (Dewan Kesenian Lampung, 2002).
1) Apa yang dapat kamu cermati dari teks yang dibacakan oleh guru itu?
2) Coba kamu baca dengan suara keras teks itu!



sumber: BSE buku pegangan siswa kelas VII SMP