KETENTUAN MENGERJAKAN TUGAS AKHIR KD I KLS X

1. SISWA MEMBUKA blog bindoX dengan alamat: fifi-bindo-fifi.blogspot.com
2. SISWA MEMBUKA TUGAS AKHIR KD I SESUAI DENGAN KELASNYA.
3. SISWA MEMBACA SOAL, KEMUDIAN MENCANTUMKAN KOMENTAR PADA BAWAH TEKS SOAL. KOMENTAR BERISI NAMA SISWA, NO ABSEN, DAN KELAS. SELURUH SISWA WAJIB MENULISKAN KOMENTAR (BERISI NAMA, NO ABSEN, DAN KELAS). BILA TIDAK, MAKA TUGAS YANG DIKERJAKAN SISWA TIDAK AKAN MENDAPAT NILAI SEMESTINYA.
4.SOAL TERSEBUT DIKERJAKAN PADA KERTAS BIASA (TULIS) KEMUDIAN DIKUMPULKAN PALING LAMBAT SABTU, 10 SEPTEMBER 2011.
5. TIAP AKHIR KD, SISWA WAJIB MENGUMPULKAN TUGAS AKHIR KD DAN MENGIKUTI UJI KOMPETENSI.
6. BAGI SISWA YANG TERLAMBAT MENGUMPULKAN, TIDAK AKAN MENDAPAT NILAI TUGAS.
TERIMAKASIH. 

TUGAS AKHIR KD I KLS X GBC


Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Perbaikilah kalimat tidak baku berikut ini!
    a. Siswa yang sudah datang mohon absen lebih dahulu.
    b. Kepada siswa kelas dua diharap segera melunasi uang sekolah.
    c. Di dalam buah pepaya mengandung vitamin A.
2. Perhatikan kata-kata berikut ini, bila anda anggap baku, tulislah apa adanya, tapi bila anda anggap belum ba-
    ku, perbaikilah!
    a. varietas; b. konkrit; c. frekwensi; d. hipotesa; e. atlet; f. akulturasi
3. Buatlah sebuah wacana yang mengandung kesalahan morfologi, yaitu kesalahan karena mengandung kata-
    kata daerah, kata-kata asing, dan kata-kata gaul! 

TUGAS AKHIR KD I KLS X GBB


Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Tempatkan jeda yang tepat sehingga tiap kalimat memiliki 2 makna yang berbeda!
    a. Ayah ibu dibebastugaskan sehingga sampai sekarang masih menganggur.
    b. Ibu cantik yang sedang menggendong anak itu berkata benar.
2. Perhatikan kata-kata berikut ini, bila sudah baku, tuliskan kata tersebut sesuai soal, tapi bila belum baku,   
    perbaikilah!
    a. atlet; b. geology; c. group; d. aktifitas; e. standardisasi; f. kompleks; g. diproklamirkan; h. sistim
3. Buatlah sebuah wacana yang mengandung kesalahan morfologi, dengan kriteria ketidakbakuan meliputi: kata-
    kata gaul, kata-kata asing, dan kata-kata daerah. Garisbawahilah kata-kata tersebut!

TUGAS AKHIR KD I KLS X GBA

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Mengapa bahasa Indonesia lisan yang baku harus menggunakan lafal, jeda, nada, dan intonasi yang baku? Jelaskan!
2. Buatlah sebuah wacana yang baik dan benar, tidak mengandung kesalahan bahasa!
3. Perhatikan kata-kata berikut ini, bila sudah baku, tulislah apa adanya, tapi bila belum, perbaikilah!
a. sistim; b. karisma; c.route; d. kwalitas; e. jadwal; f. hierarkhy

TUGAS AKHIR KD I KLS X TPD

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Mengapa bahasa Indonesia yang baku (utamanya lisan) harus menggunakan lafal, tekanan, nada, jeda, dan intonasi yang baku? Jelaskan dengan contoh!
2. Perhatikan kata-kata berikut ini, bila sudah anda anggap baku, tulislah apa adanya, tapi bila belum baku, perbaikilah!
a. hipotesa; b. kwantitas; c. zoologi; d. komplek; e. sistem; f. standarisasi
3. Buatlah sebuah wacana yang baku, tanpa mengandung kesalahan kebahasaan!

TUGAS AKHIR KD I KLS X TPC

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Jedakan kalimat-kalimat berikut ini sesuai dengan makna dan jabatan kalimatnya!
    a. Pengangguran terbuka diperkirakan akan meningkat rata-rata 10% per tahun. 
    b. Potensi kerugian negara akibat penebangan hutansecara liar akhirnya dapat diatasi pemerintah.
    c. Dari pengetahuan tentang hukum dan ekonomi, saya memiliki konsep-konsep penataan hukum dan 
        kebijakan ekonomi. 
2. Buatlah sebuah wacana yang mengandung kata-kata kedaerahan, kata-kata asing, dan kata-kata gaul!
3. Apa saja ciri-ciri bahasa Indonesia yang baku? Jelaskan dari segi: morfologi maupun sintaksis!

TUGAS AKHIR KD I KLS X TPB

Jawablah pertanyaan berikut ini!

1. Perbaikilah kalimat tidak baku berikut ini!
    a. Yang sudah datang mohon absen lebih dahulu.
    b. Kepada siswa kelas tiga diharap segera melunasi uang sekolah.
    c. Di dalam buah semangka mengandung vitamin A.
2. Perhatikan kata-kata berikut ini, bila anda anggap baku, tulislah apa adanya, tapi bila anda anggap belum ba-
    ku, perbaikilah!
    a. route; b. konkrit; c. frekwensi; d. hipotesa; e. atlet; f. akulturasi
3. Buatlah sebuah wacana yang mengandung kesalahan morfologi, yaitu kesalahan karena mengandung kata-
    kata daerah, kata-kata asing, dan kata-kata gaul! 

TUGAS AKHIR KD I KLS X TPA

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!

1. Tempatkan jeda yang tepat sehingga tiap kalimat memiliki 2 makna yang berbeda!
    a. Paman bibi dibebastugaskan sehingga sekarang masih menganggur.
    b. Ibu tua yang sedang menggendong anak itu berkata benar.
2. Perhatikan kata-kata berikut ini, bila sudah baku, tuliskan kata tersebut sesuai soal, tapi bila belum baku,   
    perbaikilah!
    a. varitas; b. geology; c. group; d. aktifitas; e. standarisasi; f. kompleks; g. diproklamirkan; h. sistim
3. Buatlah sebuah wacana yang mengandung kesalahan morfologi, dengan kriteria ketidakbakuan meliputi: kata-
    kata gaul, kata-kata asing, dan kata-kata daerah. Garisbawahilah kata-kata tersebut!

menyimak untuk memahami informasi lisan dalam konteks bermasyarakat

MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI INFORMASI LISAN DALAM KONTEKS

Standar Kompetensi : Berkomunikasi dengan bahaa Indonesia setara tingkat Semenjana
Kompetensi Dasar: Menyimak untuk memahami informasi lisan dalam konteks bermasyarakat
Indikator
- Pengidentifikasian sumber informasi sesuai dengan wacana
- Pencatatan isi pokok informasi dan uraian lisan yang bersifat faktual, spesifik, dan rinci
- Pengenalan ragam/laras bahasa
- Pembedaan proses dan hasil dengan memerhatikan ciri atau penanda kata/kalimat

Wacana

Mengantisipasi Dampak Pemanasan Global, Pelajar pun Menanam Pohon

Sedikitnya 24.000 pelajar SLTA (SMA dan SMK) di DKI Jakarta berkumpul di Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol untuk menghimpun diri dalam Club Pelajar Cinta Lingkungan “Teens Go Green”. Kekuatan pelajar ini digalang untuk memulai sekitar 400.000 pohon di DKI Jakarta. Pelajar pilihan dari 80 SMA/SMK se-DKI Jakarta itu diharapkan bisa merekrut dan mementor rekan-rekannya untuk ikut peduli ancaman pemanasan global dan perubahan iklim dengan aksi nyata, seperti menanam pohon. “Rantai manusia” ini akan menjadi momentum kepedulian pelajar Ibu Kota terhadap persoalan serius lingkungan. Berdirinya Club Pelajar Cinta Lingkungan itu dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Sabtu, 1 / 12 di Panggung Maksima, Dunia Fantasi, Taman Impian Jaya Ancol (TIJA). Acara itu terselenggara atas kerja sama TIJA, Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi DKI Jakarta, Yayasan Kehati, Harian Kompas, Warta Kota, dan Radio Prambors. Fauzi mengatakan, saat ini pelajar sudah menjadi pemelihara lingkungan, diharapkan lima tahun sampai 10 tahun mendatang, lingkungan akan lebih baik. Hari ini baru 80 SLTA besok seluruh sekolah SLTP dan SLTA di DKI Jakarta diharapkan bergabung. Fauzi juga memaparkan program pengurangan polusi yang dijanjikan akan mampu mengurangi tingkat polusi sampai 30 persen. “Itu bisa dicapai salah satunya dengan mendorong penggunaan energi alternatif bahan bakar gas terutama untuk angkutan umum,” katanya. Terkait dengan program hutan bakau, Fauzi berjanji akan lebih banyak menanam bakau di pesisir. Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Budi Karya Sumadi engatakan, 2.400 pelajar yang mendukung “Teens Go Green” ini akan menjadi inisiator pelajar peduli lingkungan. Mereka akan menanam dan memonitor lingkungan di Jakarta. Untuk menarik minat pelajar, anggota
klub terpilih dari setiap SLTA akan mendapatkan fasilitas kartu bebas masuk semua wahana di Ancol. Di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Ny Ani Yudhoyono bersama Ny Mufidah Kalla dan sekitar 1.000 perempuan lain juga serentak menanam berbagai jenis pohon langka. Penanaman pohon oleh Ny Ani Yudhoyono 21 dan Ny Mufidah Kalla itu dilakuan bersama dengan tujuh organisasi perempuan di seluruh Indonesia pukul 08.00 WIB. Tujuh organisasi perempuan yang bergabung dalam Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara 10 Juta Pohon adalah Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Dharma Pertiwi, Bhayangkari, Dharma Wanita Persatuan, Tim Pengerak
PKK, dan Aiansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan. Selain para pejabat, penanaman 1.000 pohon di Cibubur mengerahkan anak sekolah dan anggota Pramuka.
Ny Ani Yudhoyono menanam pohon kecapi (Sandoricum koetjape), sedangkan Ny Mufidah Kalla menanam pohon jamblang (Syzygium cunini).
Sebanyak 1.000 bibit pohon yang umumnya pohon langka untuk kegiatan penanaman di Cibubur disediakan Dinas Pertamanan dan Kehutanan DKI Jakarta. Usai penanaman serentak, Ny Ani melakukan konferensi jarak jauh dengan Ny Moenartinin T. Narang di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, yang serentak menanam 3.000 pohon dan Contantina Suai di Jayapura, Papua, yang serentak nenanam 4.000 pohon. “Jangan lupa pohon-pohon
itu dipelihara dan disirami agar tumbuh dan bermanfaat,” ujar Ny Ani. Tiga hari sebelumnya, dalam upaya menyelamatkan bumi dan menyambut Konferensi Para Pihak Ke-13 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (COP-13/UNFCCC), Presiden Yudhoyono
menanam pohon di Cibadak, Bogor, Jawa Barat, dalam gerakan menanam 79 juta pohon.

A. Memahami Sumber Informasi
Segala sesuatu yang memberikan tambahan pengetahuan serta wawasan seseorang dapat disebut informasi. Informasi dapat diperoleh melalui berbagai sumber dalam bentuk lisan maupun tulisan yang disebut dengan sumber informasi. Sumber informasi dapat berbentuk media tulis cetak, seperti buku, koran, tabloid, majalah, ensiklopedia, surat, buletin, jurnal, dan selebaran. Sumber informasi dapat pula berbentuk media elektronik, seperti radio, televisi, internet, atau didapat langsung dari narasumber yang
bersangkutan dengan melalui percakapan, wawancara, diskusi, seminar, dan lain-lain. Narasumber tentunya orang-orang yang dianggap ahli dibidangnya, seperti tokoh agama, para guru, dan ilmuwan.
Sesuatu disebut sumber informasi jika memenuhi kriteria di bawah ini.
1.Berisi informasi bersifat objektif, masuk akal, dan faktual
2.Mudah didapat dan dikenal oleh umum
3.Keberadaannya resmi atau diakui
4.Dapat berupa media cetak atau elektronik
5.Dapat ditelaah, dikaji, dan dijadikan ilmu
6.Dapat berbentuk arsip, dokumentasi, dan peninggalan sejarah yang memang telah diteliti kebenarannya
7.Dapat berupa narasumber, yaitu dari orang yang diakui ahli dalam bidangnya, informasinya dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan

Sesuatu tidak dapat disebut sumber informasi jika memenuhi kriteria berikut.
1.Sarananya belum dikenal secara umum
2.Berisi hal-hal yang tak masuk akal dan tak dapat dibuktikan
3.kebenarannya
3.Masih berisi asumsi, opini, yang perlu dikaji lagi secara ilmiah
4.Sumber informasi tidak akurat dan tidak tetap, selalu berubah-ubah

Banyak sumber informasi yang dapat kita pilih. Memilih sumber informasi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam mendapatkannya, kualitas isinya, dan bentuk penyampaiannya. Untuk sumber informasi yang berbentuk media cetak, tentunya cara memperoleh atau menggalinya ialah dengan membaca. Kegemaran membaca membantu memperolah informasi sebanyak-banyaknya dari sumber informasi cetak atau tertulis. Jika membaca tidak menjadi kegemaran, kemungkinan
mendapatkan informasi dapat dengan memanfaatkan media elektronik. Informasi yang disajikan berbetuk audio-visual, selain dapat dilihat juga dapat didengar. Bentuk media elektronik saat ini dibuat dengan aneka ragam bentuk serta model yang dapat digunakan dan dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja.
Sumber informasi juga dapat dijadikan sarana penunjang proses belajarmengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan sarana berisi alat dan sumber belajar. Dalam kegiatan menyimak, sumber informasi yang digunakan sebagai bahan simakan adalah yang berbentuk rekaman atau uraian lisan. Melaluiinformasi yang didengarnya, siswa melakukan penyimakan.

B. Jenis Sifat Informasi
Dari segi sifat dan uraiannya, informasi dapat dibedakan menjadi informasi bersifat faktual, informasi bersifat opini atau konsep, dan informasi bersifat pemerian/perincian.
1. Informasi bersifat faktual ialah informasi yang berisi fakta-fakta, peristiwa nyata dan dapat dibuktikan. Informasi faktual terdiri atas fakta umum dan fakta khusus.
a. Fakta umum, yaitu informasi yang berisi fakta yang masih umum, belum teruraikan secara khusus tentang nama tempat, objek peristiwa, pelaku, dan sebagainya.
Contoh:
-Ayah baru pulang dari luar negeri dan sekarang mereka sedang menjemputnya di bandara.
-Puluhan pedagang kaki lima dan warung pinggir jalan terkena razia.
-Terjadi perampokan di sebuah rumah. Perampok berhasil menggasak barang-barang pemilik rumah.
b. Fakta khusus, yaitu informasi yang berisi kejadian atau peristiwa yang dijelaskan secara terperinci atau detail.
Contoh:
-Ayah baru pulang dari Amsterdam dan Ibu, adik serta Paman sedang menjemputnya di Bandara Soekarno-Hatta.
-Puluhan pedagang kaki lima di Jalan Gunung Sahari Senen, serta warung di pinggiran proyek Senen terkena razia.
-Terjadi perampokan di sebuah rumah gedung di Jalan Sukapura, Tanjung Priok Jakarta Utara. Perampok berhasil menggasak 30 gram perhiasan, 1 unit komputer serta uang 150 juta rupiah.
2. Informasi bersifat Opini atau Konsep
Informasi bersifat opini ialah informasi yang masih berupa pendapat, pikiran atau pendirian seseorang tentang sesuatu. Konsep ialah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.
Contoh opini:
-Banyak remaja sekarang yang bersifat permisif, mengganggap semua serbaboleh tanpa mempertimbangkan norma-norma yang berlaku.
-Sebagian besar lulusan UN tahun ini mendapatkan nilai yang memuaskan, hal itu dikatakan Kepala Sekolah SMK At-Takwa dalam pidato sambutan pada acara perpisahan siswa kelas 3.
Contoh konsep:
-Sebelum seminar atau diskusi dimulai, biasanya para peserta diskusi diberikan sebuah makalah. Makalah adalah tulisan yang berisikan prasaran, pendapat yang berisi uraian atau pembahasan pokok persoalan yang akan dibicarakan dalam rapat, diskusi, dan sejenisnya. Makalah juga sering diartikan jenis tugas pada mata kuliah tertentu yang berisi hasil kajian pustaka atau tulisan tentang suatu hal.
3. Informasi bersifat pemerian
Dalam menjelaskan sesuatu yang bersifat uraian khusus, penulis biasanya menjabarkan penjelasan khusus tersebut menyamping atau horizontal atau berbentuk satuan ke bawah secara vertikal. Uraian
khusus yang berupa penyebutan berbentuk kata atau frasa umumnya ditulis secara horizontal atau melebar dari kiri ke kanan. Namun ada juga perincian yang berupa unsur-unsur atau bagian yang berbentuk kalimat.
Contoh rincian berbentuk kalimat ditulis berbentuk satuan-satuan secara vertikal.
- Proses untuk mempelajari unsur-unsur suatu bahasa meliputi:
(1)Pengenalan lambang-lambang bunyi,
(2)Pengenalan lafal dan tanda baca,
(3)Pemahaman kosakata bersifat kekrabatan, dan
(4)Pemahaman terhadap bentuk kata, frasa, kata tugas, klausa, dan perubahan makna.
Contoh perincian berbentuk kata yang ditulis secara horizontal. Masingmasing unsurnya dipisahkan oleh tanda koma (,)
- Untuk keperluan lomba lukis, Reihan harus menyiapkan alat tulis, karton, cat air, dan kuas.
C. Ragam Bahasa
Dalam bahasa Indonesia terdapat aneka ragam bahasa yang timbul akibat pengaruh dari berbagai hal yang berhubungan dengan penutur bahasa dan sarana atau media yang digunakan.
1. Hal yang berhubungan dengan penutur dapat dibedakan seperti berikut.
A. Latar belakang daerah penutur.
Ragam bahasa Indonesia yang dipengaruhi oleh latar belakang daerah penuturnya menimbulkan ragam daerah atau dialek. Dialek adalah cara berbahasa Indonesia
yang diwarnai oleh karakter bahasa daerah yang masih melekat pada penuturnya. Contoh: Bahasa Indonesia dengan dialek Betawi biasanya menggunakan fonem /e/ untuk melafalkan kata yang berakhir dengan vokal /a/., misalnya apa menjadi ape, di mana menj di di mane, dan seterusnya. Begitu pula dengan logat Jawa untuk menyebutkan kata berawalan konsonan /b/ akan terdengar
bunyi an konsonan /m/, misalnya, Bandung menjadi mBandung, Bogor menjadi mBogor.
B. Latar belakang pendidikan penutur.
Berdasarkan latar belakang pendidikan penutur, timbul ragam yang berlafal baku dan yang tidak berlafal baku khususnya dalam pengucapan kosakata yang
berasal dari unsur serapan asing. Kaum berpendidikan umumnya melafalkan sesuai dengan lafal baku. Namun, untuk yang kurang atau tidak berpendidikan, pelafalan diucapkan tidak tepat atau
tidak baku. Contoh pengucapan kata film, foto, fokus, fakultas diucapkan pilm, poto, pokus, pakultas.

C. Situasi pemakaian, sikap, dan hubungan sosial penutur.
Berdasarkan hal ini, timbul ragam formal, semiformal, dan nonformal. Ragam formal digunakan pada situasi resmi atau formal, seperti di kantor, dalam rapat, seminar, atau acara-acara kenegaraan. Ragam formal menggunakan kosakata baku dan kalimatnya terstruktur lengkap. Ragam formal juga dipakai jika penutur berbicara pada orang yang disegani atau dihormati, misalnya pimpinan perusahaan.
Ragam semiformal dan nonformal biasa dipakai pada situasi tidak resmi seperti di warung, di kantin, di pasar, pada situasi santai, dan akrab. Ragam semiformal dan formal dibedakan oleh pemilihan
katanya. Ragam formal menggunakan kalimat yang tidak lengkap gramatikalnya dan kosakata yang dipilih cenderung tidak baku,sedangkan ragam nonformal relatif sama dengan ragam informalhanya pilihan katanya lebih luwes atau bebas. Kata-kata daerahatau gaul dapat digunakan sepanjang masing-masing penuturnyamemahami dan tak terganggu dengan penggunaan kata tersebut.

membaca cepat untuk memahami informasi tertulis dalam konteks bermasyarakat


Kompetesi Dasar: Membaca cepat untuk memahami informasi tertulis dalam konteks bermasyarakat.
A. Membaca Cepat Permulaan (120-150 Kata Tiap Menit) dengan Menggunakan Teknik Membaca Cepat
1. Membaca Cepat Permulaan
Hal utama dalam membaca cepat adalah pemahaman yang cepat. Cara membaca cepat dapat dilatih dengan latihan untuk memperoleh cara yang efektif tanpa membuang waktu dan tidak mengabaikan tujuann utama, yaiitu memperoleh informasi  cepat dan akurat.
2. Pola-Pola Membaca Cepat
  • Pola Horizontal
  • Pola Vertikal
  • Pola  Diagonal
  • Pola Zig Zag
  • Pola Spiral
  • Pola Blok
3. Menghitung Kecepatan Membaca
  1. Catatlah waktu anda memulai membaca
  2. Catatlah waktu anda setelah selesai membaca
  3. Berapa waktu yang anda butuhkan dalam membaca
  4. Hitunglah jumlah kata yang anda baca
  5. Bagilah jumlah kata yang anda baca dengan waktu yang anda butuhkan dalam membaca
  6. Kalikan hasil bagi jumlah kata yang anda baca dengan jumlah waktu anda membaca
4. Teknik Membaca Cepat
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membaca cepat diantaranya adalah:
  1. Pilih bacaan yang hendak digunakan untuk latihan membaca cepat
  2. Topik bacaan yang dipilih untuk pertama kali hendaknya yang anda pahami
  3. Siapkan jam tangan, catat waktu ketika memulai membaca
  4. Beri tanda dimana anda memulai membaca
  5. Beri tanda dimana anda berhenti membaca
  6. Catat waktu berakhirnya membaca
  7. Hitung waktu yang dibutuhkan untuk membaca
  8. Hitung jumlah kata dalam wacana yang telah anda baca
  9. Bagilah jumlah kata yang telah anda baca dengan waktu yang telah anda gunakan untuk membaca sehingga menghasilkan jumlah kata yang dibaca per menit
  10. Jawablah pertanyaan yang berhubungan dengan teks tanpa membaca kembali. Apabila anda bisa mejawab di atas 80% dengan jawaban yang benar, maka pemahaman anda mengenai isi bacaan cukup baik
  11. Apabila dapat membaca cepat lebih dari 120 kata per menit dengan pemahaman dia atas 80%, maka anda dianggap cukup berhasil dalam membaca cepat
B. Membaca Cepat Lanjutan dengan Menerapkan Teknik Pindai (Scanning) dan Teknik Layap (Skimming)
- Membaca Cepat dengan Teknik Memindai (Scanning)
Memindai artinya melihat dengan cermat dan lama atau memandangi. Membaca dengan teknik pindai (scanning) berarti membaca dengan cepat tanpa membaca secara terperinci terhadap objek yang dianggap tidak dibutuhkan dalam bacaan itu. Arah membaca langsung kepada bahan atau informasi yang dicari dalam bacaan itu.
- Membaca Cepat dengan Teknik Layap (Skimming)
Membaca dengan teknik skimming (layap) adalah membaca dengan tujuan mencari inti sari, topik bacaan atau mencari informasi tertentu dengan cara membaca cepat/ meluncur dari paragraf satu ke paragraf berikutnya, halaman demi halaman, sampai inti sari, topik atau informasi tertentu yang dicari dari bacaan itu ditemukan. Apabila sudah ditemukan, maka teknik membaca kembali kepada kecepatan normal, cermat dan detail.
- Membuat Catatan Pokok-pokok Isi Bacaan
Langkah yang perlu untuk membuat catatan tersebut, adalah Baca judul bacaan, baca bacaan itu secara garis besar terlebih dahulu beberapa kali, baru kemudian dibaca ulang kembali secara terperinci, setelah dibaca secara terperinci buat catatan tema bacaan itu, setelah tema bacaan didapat lanjutkan dengan mencatat topik-topik bacaan tiap paragraf, kemudian buat suatu tanya jawab berdasarkan catatan yang telah anda buat sebagai alat penguji catatan anda apakah sudah mencakup isi bacaan atau tidak dan terakhir buat catatan keseluruhan berdasarkan tema bacaan, topik bacaan, dan uraian tanya jawab yang menurut anda paling penting dari isi bacaan itu.
C. Teknik Menafsirkan Kata, Bentuk Kata dan Ungkapan serta Penggunaan Kamus
- Ungkapan
Ungkapan adalah kelompok kata atau golongan kata yang menyatakan makna khusus (makna unsur-unsurnya sering kali kabur) atau susunan kata (biasanya dapat berupa kata, frasa atau pun kalimat) yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna anggota-anggotanya.
Ungkapan sering kali digunakan berkomunikasi baik lisan maupun tulis, agar bahasa yang digunakan menjadi lebih hidup, komunikatif dan seringkali digunakan untuk menyindir suatu perbuatan, keadaan, atau akibat sesuatu hal.
- Memilih Kata
Memilih kata atau pilihan kata (diksi) ketika berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis, merupakan hal yang penting, karena apabila pilihan kita itu tidak tetap maka akan menimbulkan salah pengertian, rancu, atau tidak dapat dimengerti sama sekali.
 Nilai Rasa Sebuah Kata
Dalam bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang sama artinya, tetapi mempunyai nilai rasa yang berbeda karena ada suatu kata yang dinilai lebih halus atau santun dibandingkan dengan yang lainnya.
- Penggunaan Kamus
Penggunaan kamus merupakan hal yang penting dalam mempelajari bahasa. Kamus adalah buku yang berisi pilihan kata-kata suatu bahasa, atau suatu kelas kata khusus, biasanya disusun secara alfabetis, dengan penjelasan-penjelasan mengenai maknanya serta informasi lainnya mengenai kata-kata, dinyatakan atau diekspresikan dalam bahasa yang sama atau dalam bahasa lain, disebut juga leksikon atau glosari.
Kamus memiliki berbagai jenis diantaranya :
  1. Kamus Umum adalah kamus yang berisi segala kata dalam suatu bahasa beserta maknanya. Misalnya Kamus Umum Bahasa Indonesia
  2. Kamus Khusus adalah kamus yang garapan atau cangkupannya terbatas pada suatu bidang tertentu saja. Misalnya kamus Linguistik, Kamus Ekonomi, Kamus Teknik, Kamus Komputer dan sebagainya.
- Informasi dalam Kamus
Setiap lema mempunyai kerangka informasi sebagai berikut:
  1. Lema yang berupa tunggal, kata berimbuhan, kata berulang, kata majemuk, frase (gabungan kata) atau akronim menjadi judul tiap entri, dan itulah yang dijelaskan dalam batang tubuh kamus
  2. Semua lema disusun secara alfabetis
  3. Tiap lema ditulis dengan pemenggalan berdasarkan pedoman terperinci yang dimuat dalam bagian lain dari kamus
  4. Sesuai dengan konteks dan keperluan, setiap lema diberi label berikut:
-          Label ragam bahasa
-          Label kelas kata
-          Label penggunaan bahasa yang menunjukkan bahasa dialek melayu, bahasa daerah atau bahasa asing.
-          Label bidang kehidupan dan bidang ilmu yang menunjukkan dalam bidang apa kata yang bersangkutan dipergunakan.
-          Penunjukkan pelafalan / e’ / untuk membedakannya dari pelafalan /e/
-          Penjelasan makna berupa batasan makna, uraian penggunaan, atau padanan kata.
 Kompetesi Dasar: Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks.
A. Memahami Berbagai Bentuk Informasi Tertulis
- Memahami Informasi Grafis
Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar, biasanya menggambarkan turun naiknya hasil, statistik dan sebagainya.
Grafik terdiri atas beberapa macam, misalnya grafik batang, garis, kolom, pie (lingkaran), dan sebaginya.
Memahami Informasi Matriks
Matriks adalah kerangka, bagan, atau tabel yang disusun dalam lajur dan jajaran sehingga butir-butir uraian yang diisikan dapat dibaca dari atas kebawah dan dari kiri ke kanan.
Mencatat Isi Pokok Informasi
Ada beberapa cara yang dilakukan untuk dapat membuat catatan, yaitu sebagai berikut:
  1. Baca kembali beberapa kali wacana tersebut sampai dengan memahaminya
  2. Buatlah daftar pertanyaan yang berhubungan dengan wacana itu
  3. Buatlah daftar istilah-istilah penting yang terdapat dalam wacana itu
  4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut
  5. Cari arti kata dari istilah-istilah penting tersebut
  6. Buatlah ringkasan dari wacana dengan cara menyimpulkan jawaban-jawaban atau istilah-istilah penting yang telah dijawab berdasarkan daftar pertanyaan.
Mengidentifikasi Berbagai Macam Teks
Dalam bahasa Indonesia dikenal empat macam teks, yaitu:
  1. Narasi yaitu suatu bentuk wacana yang menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Teks narasi berusaha untuk menjawab apa yang telah terjadi.
  2. Argumentasi berasal dari kata argumen berarti alasan. Karangan argumentasi adalah karangan yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti yang kuat serta meyakinkan, sehingga orang akan terpengaruh dan membenarkan pendapat, gagasan, sikap, dan keyakinan yang ditulis dalam karangan tersebut.
  3. Deskripsi yaitu karangan yang berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar atau meraba hal tersebut.
  4. eksposisi yaitu karangan yang berupa pemaparan suatu objek atau penjelasan tentang suatu topic dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Melisankan Informasi Non-Verbal
Informasi dapat disampaikan dalam dua cara yaitu, dalam bentuk verbal (lisan) dan dalam bentuk nonverbal, misalnya dalam bentuk tertulis, gambar, tabel, grafik, dan sebaginya.
B. Menyimpulkan Informasi dengan Teknik Induktif dan Deduktif
Membuat Simpulan
Teknik membuat simpulan dapat dibuat dengan dua macam cara, yaitu:
  1. Teknik membuat simpulan induktif yaitu teknik membuat simpulan induktif disusun mulai dari pengumpulan data/fakta dan berakhir pada kesimpulan yang merupakan ciri umum dat/fakta yang diamati
  2. Teknik membuat simpulan deduktif yaitu teknik membuat simpulan yang bertolak dari suatu kesimpulan umum kemudian dijabarkan contoh-contoh yang mengandung ciri-ciri umum itu.
Kompetesi Dasar: Melafalkan kata dengan artikulasi yang tepat.
A. Melafalkan Kata dengan Artikulasi yang Tepat
- Fonologi
Fonologi terdiri atas dua bagian ilmu, yaitu:
  1. Fonetik, yaitu ilmu yang mempelajari atau menganalisisi bunyi ujar serta mempelajari bagaimana alat ujar itu dapat menghasilkan bunyi.
  2. Fonemik, yaitu ilmu yang mempelajari bunyi ujar dalam fungsinya sebagai pembeda arti.
 Mengucapkan Kata dengan Tekanan dan Artikulasi yang Tepat
Setiap ujaran mempunyai tekanan/ nada, pada masing–masing kata atau kalimat. Tekanan yang diucapkan tersebut bergantung pada pentingnya kata atau kalimat berdasarkan situasi yang terjadi pada si pembicara.
  1. Tekanan dinamik silabis
  2. Tekanan dinamika emfasis
  3. Tekanan wakutn/ tempo
Penggunaan Lafal Bahasa Indonesia Baku Berdasarkan Konsep Lafal Baku Bahasa Indonesia
Dalam melafalkan Bahasa Indonesia kadang – kadang dipengaruhi oleh lafal bahasa daerah, sehingga berbeda dengan lafal bahasa Indonesia baku. Apabila pelafalannya tidak sesuai dengan bahasa indonesia baku, maka akan terjadi perbedaan arti. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya menggunakan cara pelafalan kata atau kalimat yang benar. Oleh karena itu, fonetik dan fonemik sangat dibutuhkan dan dapat dipelajari pada kamus yang menulisakan cara pelafalan suatu kata yang benar berdasarkan bahasa Indonesia baku.
Kompetesi Dasar: Memilih kata, bentuk kata, dan ungkapan yang tepat.
A. Memilih Kata, Bentuk Kata, dan Ungkapan Yang Tepat
- Kata dan Ungkapan yang sesuai dengan Tuntutan Situasi Komunikasi
Ketika kita melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tertulis kadang–kadang secara tidak sengaja atau tidak, sering menggunakan ungkapan. Penggunaan ungkapan ketika berkomunikasi akan menghidupkan suasana, misalnya kalimat tersebut menjadi lebih hidup, tidak monoton, hangat dan menarik.
Untuk menguasai ungkapan denagn baik, dibutuhkan latihan tentang penggunaan ungkapan secara tepat sesuai dengan tuntutan situasi komunikasi, misalnya untuk situasi komunikasi yang gembira, situasi sedih, tegang, menakutkan, santai dan sebagainya dibutuhkan ungkapan yang berbeda.
 Penggunaan Kata, Bentuk Kata dan Ungkapan
Menggunakan kata, bentuk kata dan ungkapan secara tepat sesuai dengan situasi komunikasi merupakan hal yang penting agar apa yang kita maksudkan dapat dipahami oleh lawan bicara kita.
B. Pemakaian Kata Bersinonim
- Sinonim
Sinonim adalah sebuah kata yang dikelompokkan dengan kata–kata lain di dalam klasifikasi yang sama berdasarkan makna umum. Artinya memiliki makna pusat yang sama tetapi berbeda dalam nilai rasa.
Pengulangan Mubazir
Dalam membuat sebuah kalimat kadang–kadang terdapat penggunaan kata yang sama secara berulan–ulang. Pengulangan kata tersebut menjadi mubazir. Oleh karena itu, untuk menghindarinya kita perlu menggantinya dengan menggunakan sinonim atau ungkapan yang tepat, tetapi penggantian kata tersebut tidak boleh merubah pengertian atau makna kalimat itu, sehingga penggunaan kalimat menjadi lebih efektif.
Contoh: Direktur perusahaan itu meminta perwakilan para perkerja untuk melakukan perundingan,tetapi para perkerja tetap menolak permintaan itu,kecuali ada jaminan tututan kenaikan gaji mereka dipenuhi.
sebaiknya: Direktur perusahaan itu meminta perwakilan para perkerja untuk melakukan perundingan,tetapi karyawan tetap menolak permintaan itu,kecuali ada jaminan tuntutan kenaikan gaji mereka dipenuhi.
- Honomin
Honomin,yaitu dua kata atau lebih yg sama bunyinya tetapi berbeda artinya.Misalnya kata jarak dalam kalimat berikut ini.
(a) Jarak antara Jakarta dan Cirebon kami tempuh dalam waktu 4 jam.
(b) Pada zaman dahulu orang menggunakan buah jarak sebagai lampu penerang rumah.
————————————————————————————————————————————————
SUMBER: Komaruddin S., Erien dan Atih Supriatih. 2007. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia untuk SMK Kelas X. Erlangga.
Be the first to like this post.

BALASAN-MU

Gravatar