Tugas 3 Menelaah dan Merevisi Teks Eksemplum

Tugas 3 Menelaah dan Merevisi Teks Eksemplum

Setelah kamu melakukan penelaahan dan perevisian teks eksemplum pada Kegiatan 2 Penyusunan Teks secara Berkelompok, pada Tugas 3 ini kamu diminta untuk menelaah dan merevisi teks “Kisah Saudagar Kaya” secara mandiri. Teks ini dikutip dari cerpen karya Enggar Widianingrum. Untuk itu, cermati dan pahamilah teks ini dengan saksama!

Kisah Saudagar Kaya
Alkisah hiduplah seorang saudagar kaya raya yang hidupnya bergelimpangan harta tanpa pernah merasa susah. Segala apa yang dia inginkan dapat dimilikinya dengan mudah tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Namun saudagar itu tak pernah merasa bahagia, dia selalu bermuram durja dan merasa hambar dalam menjalani hidupnya.

“Apa yang aku risaukan, hidupku ini cukup sempurna untuk ukuran seorang manusia, tapi mengapa aku tak pernah merasa bahagia.” Gerutunya dalam hati. Dia kembali memutar otaknya seraya melihat daftar kekayaan yang sudah dimilikinya. “Aku tahu kenapa, karena aku baru punya satu rumah mewah dan tak punya kendaraan pribadi untuk memudahkanku dalam bekerja!” pikirnya.
Keesokan harinya, dia memerintah salah seorang tangan kanannya untuk membelikan rumah mewah di kota lain dan membelikan mobil termahal di negaranya. Tak sampai satu minggu, kedua keinginannya pun terpenuhi, saudagar itu kini mempunyai satu rumah mewah di kota lain dan mobil termahal di negaranya. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya yang telah lama risau. Namun, minggu selanjutnya, hati saudagar kembali risau. Dia merasa semua itu terkesan biasa dan tak memberinya kebahagian lebih. Akhirnya, saudagar itu memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.
Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah membuatnya bosan dan bahagia. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya dan tinggal seorang diri di kota terpencil. Akan tetapi, kesulitan yang dialaminya menambah rasa sedih dan risau di hatinya. Bahkan kondisi ini membuatnya tak mengenal arti kebahagiaan, dia pun kembali menemui keluarganya. Dalam perjalanan pulang, dia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan yang bisa tersenyum riang. Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.
“Maaf sebelumnya, apakah laba saudara dari berdagang seperti ini cukup besar?” Tanya saudagar keheranan. Pedagang asongan hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. Sikap pedagang itu benar-benar membuat saudagar semakin heran. “kenapa saudara hanya tersenyum mendengar pertanyaan saya?” tanyanya lagi. Kali ini pedagang asongan mulai angkat bicara. “perlu

saudara ketahui, berdagang seperti saya untung yang paling besar bukanlah materi tapi tantangan naik turun kendaraan, berlarian, kepanasan bahkan kehujanan dalam menjajakan dagangan saya” jawabnya santai. Mendengar jawaban seperti itu, dia kembali mengerutkan dahinya, rasa heran akan kebahagiaan yang selalu terpancar dalam diri pedagang asongan itu semakin mengebu- gebu.
Dia kembali mengajukan pertanyaan. “Tapi, mengapa saudara bisa tertawa riang seperti hidup penuh dengan kebahagiaan padahal saudara tak berlimpah harta dan hanya seorang pedagang asongan, selama ini saya selalu mencari dimana letak kebahagiaan itu padahal saya sorang saudagar kaya tak pernah kesusahan namun tetap saja saya tak pernah merasa bahagia dengan apa yang saya miliki” ceritanya. “Saudara perlu tahu, letak kebahagiaan sesungguhnya bukan pada materi saja, harta yang berlimpah atau terbatas tak selamanya membuat kita bahagia. Tak hanya itu, semua yang kita miliki tak akan pernah berarti apa pun serta membuat kita bahagia karena letak kebahagiaan yang hakiki ada pada diri kita pribadi”“maksud saudara apa? Saya tak mengerti. Letak kebahagiaan yang hakiki terletak pada diri kita sendiri melalui satu rasa yakni rasa syukur. Tanpa rasa syukur semua yang kita miliki tak akan pernah membuat kita bahagia karena kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki”. “Terima kasih banyak”. Saudara telah memecahkan kerisauan hati saya selama ini dalam mencari letak kebahagiaan”
Hikmahnya kita tak akan pernah merasa bahagia tanpa ada rasa syukur. Karena dengan rasa itu seperti apapun kondisi yang sedang kita jalani tak akan pernah membuat kita bersedih dan merasa risau. Oleh karena itu, sebagai manusia hendaknya kita menanamkan rasa syukur dalam diri kita dalam segala situasi dan kondisi.
Sumber http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/kisah-saudagar-kaya.html

Setelah kamu cermati dan pahami teks “Kisah Saudagar Kaya” di atas, kerjakan tugas berikut dengan teliti sesuai dengan perintah!
1) Telaahlah teks tersebut berdasarkan struktur yang membangunnya! Apakah struktur teksnya sama dengan struktur teks eksemplum, yaitu orientasi, insiden, interpretasi? Tulis alasan atas jawaban yang kamu berikan! 2) Telaah dan tulislah unsur kebahasaan teks tersebut berdasarkan unsur kebahasaan yang dimiliki teks eksemplum, yaitu penggunaan kata keterangan tempat, kata hubung, dan kalimat setara dan bertingkat. 3) Revisilah struktur teks tersebut sesuai dengan struktur teks eksemplum sehingga menjadi teks eksemplum yang urut! Jika strukturnya tidak sesuai dengan struktur teks eksemplum, ubah dan lengkapilah sehingga teks tersebut  menjadi sederhana dan mudah dipahami! 4) Revisi  (ubah dan betulkan) pula penggunaan bahasa (ejaan, bentuk kata, dan kalimat) yang terdapat di dalam teks “Kisah Saudagar Kaya” tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Kamu dapat menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagai pedoman untuk mengerjakan butir ini.


sumber: buku pegangan siswa kelas IX bahasa Indonesia kurikulum 2013
 

No comments:

Post a Comment