RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK ... .
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: XII/1
Materi Pokok : Teks Cerita Sejarah
Jumlah Pertemuan : 1 X pertemuan
Alokasi Waktu
: 4 X 45 menit
A.
Kompetensi
Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1.Mensyukuri anugerah Tuhan akan
keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakan-nnya sesuai dengan kaidah dan
konteks untuk mempersatukan bangsa.
Indikator
1.1.1.Mensyukuri anugerah
Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, responsif dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan cerita sejarah tentang tokoh-tokoh nasional dan internasional
Indikator
2.1.1.Menunjukkan
perilaku responsif dalam mengerjakan tugas secara
berkelompok
3.2. Membandingkan
teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi
dalam novel baik melalui lisan maupun
tulisan
Indikator
3.2.1.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah membandingkan teks
cerita sejarah
3.2.2.
Membandingkan
struktur isi dan bahasa teks cerita sejarah dengan cermat.
4.2. Memproduksi
teks cerita
sejarah,
berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel yang koheren sesuai dengan karakteristik teks
yang akan dibuat baik secara lisan mupun
tulisan
4.2.1.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah memproduksi teks cerita sejarah
4.2.2.
Memproduksi teks cerita
sejarah yang koheren
Dengan kegiatan diskusi
dan pembelajaran kelompok dengan materi pokok teks
cerita sejarah ini siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan santun
dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat:
1.
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
Indonesia
2.
Menunjukkan perilaku
responsif dalam mengerjakan tugas secara berkelompok
3.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah membandingkan teks cerita
sejarah
4.
Membandingkan struktur isi dan bahasa teks cerita sejarah
5.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah memproduksi teks
cerita sejarah
6.
Memproduksi teks cerita sejarah
yang koheren
D. Materi
Pembelajaran
1.
Cerita Sejarah
Sejarah
sebagai Kisah
Membicarakan sejarah sebagai kisah berarti
berbicara sejarah sebagai sebuah cerita dalam berbagai bentuk, baik narasi
maupun tafsiran dari suatu peristiwa sejarah. Kisah ini pun dapat berupa tulis
atau lisan. Secara tulisan, kisah sejarah ini dapat dilihat dalam bentuk
tertulis seperti pada buku, majalah atau surat kabar. Secara lisan, kisah dapat
diambil dari ceramah, percakapan atau pelajaran di sekolah. Sejarah merupakan
suatu kisah yang diceritakan dalam berbagai bentuk, baik narasi maupun tafsiran
dari suatu kejadian. Secara tulisan kisah ini akan didapat dalam bentuk tulisan
di buku, majalah atau surat kabar. Secara lisan, kisah didapat dari ceramah,
percakapan atau pelajaran di sekolah.
Oleh karena sejarah di sini bersifat kisah atau cerita maka isi kisahnya pun berbeda
bergantung kepada siapa yang menyampaikannya, kepentingan, serta latar belakang
si penyampai kisah bersangkutan. Kisah yang dituturkan berbeda karena setiap
orang akan memberikan tafsiran yang berbeda tentang peristiwa yang dilihatnya.
Dengan demikian, akan cukup bijaksana apabila sejarah dikisahkan itu disertai
pula oleh uraian mengenai sifat-sifat orang yang menyampaikan sejarah.
Contoh sejarah sebagai kisah
adalah kisah mengenai Sultan Iskandar Muda dalam Hikayat Aceh. Dalam hikayat
ini diceritakan cukup detail mengenai masa kecil Iskandar Muda hingga ia
memerintah Kerajaan Aceh dengan cukup bijaksana. Di sini kita melihat sosok
positif dari sultan tersebut karena yang menulis hikayat pun adalah orang dalam
Aceh. Dengan demikian sejarah sebagai kisah subjektif sifatnya. Contoh lain
adalah kitabkitab yang ditulis oleh para pujangga istana di Jawa seperti
Negarakretagama, Pararaton, Kidung Sundayana, Carita Parahyangan, dan
lain-lain.
Berikut ini adalah pengertian dari Mitos, Legenda dan
Cerita Rakyat (Dongeng) :
MITOS
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya.Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Menurut Moens-Zoeb, orang jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Bahkan orang Jawa pun percaya bahwa mitos-mitos tersebut terjadi di Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa.
Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok. Mengenai mite terjadinya padi, dikenal adanya Dewi Sri yang dianggap sebagai dewi padi orang Jawa. Menurut versi Jawa Timur, Dewi Sri adalah putri raja Purwacarita. Ia mempunyai seorang saudara laki-laki yang bernama Sadana. Pada suatu hari selagi tidur, Sri dan Sadana disihir oleh ibu tirinya dan Sadana diubah menjadi seekor burung layang-layang sedangkan Sri diubah menjadi ular sawah.
Mitologi tentang tokoh-tokoh rakyat di seluruh dunia, seperti cerita Oedipus, Theseus, Romulus, dan Nyikang mengandung unsur-unsur seperti, ibunya seorang perawan;ayahnya seorang raja;terjadi proses perkawinan yang tidak wajar dan lain-lain.
LEGENDA
Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor
Contoh cerita legenda:
* Sangkuriang
* La Madukelleng
* William Tell
CERITA RAKYAT (DONGENG)
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.
MITOS
Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang tokohnya para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya.Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.
Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan zaman. Menurut Moens-Zoeb, orang jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Bahkan orang Jawa pun percaya bahwa mitos-mitos tersebut terjadi di Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa.
Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok. Mengenai mite terjadinya padi, dikenal adanya Dewi Sri yang dianggap sebagai dewi padi orang Jawa. Menurut versi Jawa Timur, Dewi Sri adalah putri raja Purwacarita. Ia mempunyai seorang saudara laki-laki yang bernama Sadana. Pada suatu hari selagi tidur, Sri dan Sadana disihir oleh ibu tirinya dan Sadana diubah menjadi seekor burung layang-layang sedangkan Sri diubah menjadi ular sawah.
Mitologi tentang tokoh-tokoh rakyat di seluruh dunia, seperti cerita Oedipus, Theseus, Romulus, dan Nyikang mengandung unsur-unsur seperti, ibunya seorang perawan;ayahnya seorang raja;terjadi proses perkawinan yang tidak wajar dan lain-lain.
LEGENDA
Legenda (Latin legere) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yang enpunya cerita sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda sering kali dianggap sebagai "sejarah" kolektif (folk history). Walaupun demikian, karena tidak tertulis, maka kisah tersebut telah mengalami distorsi sehingga sering kali jauh berbeda dengan kisah aslinya. Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk merekonstruksi sejarah, maka legenda harus dibersihkan terlebih dahulu bagian-bagiannya dari yang mengandung sifat-sifat folklor
Contoh cerita legenda:
* Sangkuriang
* La Madukelleng
* William Tell
CERITA RAKYAT (DONGENG)
Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia hayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Terkadang kisah dongeng bisa membawa pendengarnya terhanyut ke dalam dunia fantasi, tergantung cara penyampaian dongeng tersebut dan pesan moral yang disampaikan. Kisah dongeng yang sering diangkat menjadi saduran dari kebanyakan sastrawan dan penerbit, lalu dimodifikasi menjadi dongeng modern. Salah satu dongeng yang sampai saat ini masih diminati anak-anak ialah kisah 1001 malam. Sekarang kisah asli dari dongeng tersebut hanya diambil sebagian-sebagian, kemudian dimodifikasi dan ditambah, bahkan ada yang diganti sehingga melenceng jauh dari kisah dongeng aslinya, kisah aslinya seakan telah ditelan zaman.
sumber :
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100223053552AAvwpjZ
2.
Langkah-langkah
memproduksi teks cerita sejarah
Menetapkan
tema teks
Menetapkan
tujuan teks
Menuliskan
isi teks secara urut sesuai struktur isi teks dan kaidah bahasa
Mengamati
dan meneliti kesesuaian bahasa dan isi teks dengan kaidah bahasa dan struktur
isi
Memperbaiki
bila ada ketidaksesuaian bahasa dan isi
E. Model/Metode Pembelajaran
1.
Pendekatan Pembelajaran Scientific
2.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
3.
Metode
Diskusi, Penugasan
F. Media
Pembelajaran
1.
Laptop dan LCD
2.
Tayangan
teks cerita sejarah (tulis dan lisan)
G. Sumber Belajar
ü Buku Bahasa Indonesia kelas
XII SMA/ SMK/ MA/ MAK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013
ü
KBBI
ü
Internet
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi
waktu
|
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan
Penutup
|
1.
Guru mempersilakan seorang peserta didik untuk memimpin doa bersama (
bila pada jam pertama)
2.
Guru memberi salam dan memberi pertanyaan yang berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya
3.
Guru memberikan informasi kompetensi materi, tujuan,
manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan kepada peserta didik.
1. Pengetahuan dan kemampuan peserta didik tentang perbandingan teks cerita sejarah
yang beredar di masyarakat dikaitkan dengan pertemuan yang lalu dipancing
oleh guru dengan memperlihatkan contoh teks cerita sejarah
2. Peserta didik diberikan basic concept (konsep
dasar) dengan cara mengamati serta membaca
referensi contoh teks cerita sejarah pada buku pegangan
siswa bahasa Indonesia kelas XII SMA/ SMK/ MA/ MAK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 yang sesuai dengan
fenomena di masyarakat
3. Peserta didik yang
telah duduk sesuai kelompoknya diarahkan untuk melakukan
defining
the problem (pendefinisian masalah) berkaitan dengan teks cerita sejarah yang telah diamati
yang disesuaikan dengan topik perbandingan dan produksi teks cerita sejarah
yang disampaikan guru.
4.
Peserta didik diberi kesempatan untuk
mengemukakan ide, pendapat, dan gagasan sehubungan dengan topik di atas.
5. Peserta didik dipersilakan melakukan self learning (pembelajaran
mandiri) dengan cara membaca literatur lain, mencari informasi dari
berbagai sumber untuk memperjelas yang berkaitan dengan perbandingan dan
produksi teks cerita sejarah.
6.
Masing-masing kelompok melakukan exchange knowledge (pertukaran
pengetahuan) dengan cara mendiskusikan seluruh bahan sesuai topik bersama
kelompoknya.
7.
Perwakilan dari kelompok secara
bergiliran mempresentasikan
hasil diskusi kelompok sedangkan
kelompok lain merespon/ menanggapi dengan santun
8.
Dengan tanya jawab guru mengarahkan peserta
didik pada kesimpulan awal mengenai topik/ masalah yang berkaitan dengan
perbandingan dan produksi teks cerita sejarah dan pemecahannya.
9.
Peserta didik melanjutkan
pembelajaran aspek keterampilan dengan cara merencanakan tindakan untuk memproduksi
sebuah cerita sejarah dengan tema tertentu.
10. Peserta didik bersama guru membahas hasil produksi
teks cerita sejarah.
11. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
sebagai tahap pembuktian atas pemecahan masalah oleh peserta didik dan
melakukan evaluasi
1. Guru mengarahkan peserta didik untuk menulis rangkuman hasil pembelajaran
mengenai perbandingan teks cerita sejarah dan hasil produksi
teks cerita sejarah sesuai dengan hasil presentasi dan pembahasan bersama.
2. Guru memberikan kuis berkenaan dengan aspek
pengetahuan dan keterampilan.
3. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan
tugas pengayaan
4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan agar peserta didik
selalu belajar.
|
20 menit
115 menit
45 menit
|
I. Penilaian
1.
Teknik penilaian: pengamatan dan tes tertulis
2.
Prosedur penilaian:
1.
Penilaian Proses
1.1.
Pengamatan
(sikap)
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
Instrumen Penilaian
|
Ket.
|
1.
|
Spiritual
(Religius)
|
Pengamatan
|
Selama
pembelajaran dan saat diskusi
|
Lembar Pengamatan
|
|
2.
|
Responsif
|
Kisi-kisi
penilaian
No.
|
Aspek
|
Indikator
pencapaian
|
Skor (TIDAK
PERNAH)
1
|
Skor
(KADANG-KADANG)
2
|
Skor
(SERING)
3
|
Skor
(SELALU)
4
|
1.
|
Spiritual
(Religius)
|
Mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
a. Berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan sesuatu.
b. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang
dianut.
c. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
d. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa
e.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa;
|
|
|
|
|
2.
|
Responsif
|
Menunjukkan sikap responsif
menanggapi pendapat dalam melaksanakan
diskusi
a. Segera mengerjakan tugas yang diberikan guru
b.
Cepat
dalam menanggapi pertanyaan guru
c.
Segera
membersihkan kelas bila terlihat kotor
d.
Menjawab
sapaan dari teman dengan segera
e.
Memberikan
salam kepada guru ketika bertemu
|
|
|
|
|
Petunjuk Penskoran tiap aspek sikap :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai
4
Perhitungan skor akhir menggunakan
modus
2. Penilaian Hasil
2.1. Tes
tertulis (kuis) (pengetahuan)
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Penilaian
|
Instrumen
|
1. Mengungkapkan kembali langkah-langkah
membandingkan teks cerita sejarah
|
Tes
tertulis (Kuis)
|
Isian
|
1.
Langkah membandingkan cerita sejarah yang pertama adalah…
2. Secara
umum, perbandingan cerita sejarah dapat diarahkan pada perbandingan…dan… .
3. Cerita
sejarah yang menyampaikan amanat secara eksplisit dianggap lebih baik karena…
.
4.
Sebelum membandingkan cerita sejarah hendaknya harus memahami dulu teori
mengenai …dan…
5.
Menganalisis perbedaan isi adalah langkah perbandingan yang … .
|
2.Mengungkapkan kembali langkah-langkah
memproduksi teks cerita sejarah
|
Tes
tertulis (Kuis)
|
Isian
|
6.Langkah pertama saat
memproduksi cerita sejarah adalah…
7.
Menetapkan tujuan cerita sejarah adalah
langkah produksi nomor… .
8.
Langkah terpenting dalam produksi cerita
sejarah adalah… .
9.
Langkah yang tidak harus dilaksanakan adalah
langkah …
10. Apakah cerita
sejarah harus bersifat fiktif?
|
Jawaban
1.
Membaca/ mengamati dua teks secara
saksama
2.
Isi dan bahasa
3.
Jelas
4.
Struktur isi dan kaidah bahasa
5.
Terakhir
6.
Menetapkan tema teks
7.
Dua
8.
Menuliskan isi teks secara urut sesuai struktur isi
teks dan kaidah bahasa
9.
Memperbaiki bila ada ketidaksesuaian bahasa dan isi
10.
Tidak selalu, cerita sejarah dapat bersifat fiktif
ataupun kebalikannya.
Pedoman Penskoran
Soal nomor 1
- 10
Aspek
|
Skor
|
Peserta
didik menjawab benar
|
10
|
Peserta
didik menjawab tidak lengkap
|
7
|
Peserta
didik menjawab salah
|
3
|
Peserta
didik tidak menjawab
|
0
|
2.2.Tes
praktik-proyek ( keterampilan )
Produksilah
teks cerita
sejarah yang koheren sesuai tema yang anda pilih!
Rubrik
Penilaian Keterampilan menulis (produksi) Teks cerita sejarah
No.
|
Aspek
|
Deskripsi
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Ketepatan pemilihan tema (topik)
sesuai struktur isi teks cerita sejarah
|
Sudah tepatkah pemilihan tema
(topik) teks sesuai struktur isi teks cerita
sejarah?
|
|
|
2.
|
Ketepatan penulisan sesuai
struktur isi dan bahasa teks cerita sejarah
|
Sudah tepatkah penulisan teks
sesuai struktur isi dan bahasa teks cerita
sejarah?
|
|
|
3.
|
Ketepatan penggunaan bahasa dan
ejaan
|
Apakah penggunaan bahasa dalam
menulis teks cerita sejarah sesuai kaidah dan EYD?
|
|
|
Mengetahui,
Lampiran 1 Lembar Pengamatan
PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran :
...............................................................
Kelas/ Semester :
...............................................................
Tahun Ajaran :
...............................................................
Waktu pengamatan :
...............................................................
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
No.
|
Nama Siswa
|
Spiritual (Religius)
|
Responsif
|
||||||
TP
|
K
|
SR
|
SL
|
TP
|
K
|
SR
|
SL
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment