Tugas 3 Membaca Teks "Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman"
Bacalah teks yang berjudul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman” berikut ini. Teks ini menggambarkan kesuksesan Haji Sultoni dalam menjalankan usaha kain sarung. Setelah membaca teks ini, kalian memahami bahwa setelah ia mendapatkan dukungan dari sebuah bank, usahanya berkembang pesat. Sekarang kerjakan sesuai dengan petunjuk berikut ini!
EKSPOR KAIN SARUNG KE NEGERI YAMAN
1 Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari.
2 Kain sarung asal Indonesia, menurut H. Sultoni (53), sangat digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi Arabia, dan Yaman. Melihat potensi pasar kain sarung yang cukup besar di Kawasan Timur Tengah itu, pada tahun 2005 ia mengekspor kain sarung ke kawasan tersebut.
3 Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional asal Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah ini, kain sarung yang ia produksi merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATBM merupakan kekhasan kain yang dihasilkan. Tidak mengherankan bahwa pada saat pembeli datang ke Pemalang untuk melihat secara langsung proses produksi kain sarung dengan ATBM ini, mereka sangat tertarik dan menyukainya. Bahan khusus dari rayon yang digunakan juga menjadi daya tarik bagi masyarakat di Kawasan Timur Tengah. Jenis kain ini tidak panas jika dipakai pada siang hari dan hangat jika dipakai pada malam hari. Motif dan desain juga sangat menentukan daya
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik 155
tarik. Sebagian besar memilih kain yang bercorak gelap dan kain dengan warna-warna cerah.
4 H. Sultoni mendirikan usaha tenun tradisional ini sejak tahun 1996. Meski persaingan bisnis di bidang produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini. Salah satu kejeliannya adalah memproduksi kain tenun sarung khusus dari bahan rayon. Jenis kain sarung dari bahan rayon ini memiliki pasar yang sangat spesifik, yaitu sangat diminati jika dipasarkan di kawasan yang memiliki suhu ekstrem, seperti Kawasan Timur Tengah.
5 Untuk mengembangkan usahanya, H. Sultoni sejak tahun 2006 menjadi nasabah sebuah bank. Pada tahun 2006 untuk pertama kalinya ia menggunakan jasa perbankan dengan mengambil kredit dari bank tersebut sebesar Rp10 juta. Uang tersebut sebagian besar digunakan untuk membeli bahan baku. Dengan dukungan permodalan dari bank, usaha tersebut makin bertambah besar.
6 Keinginan H. Sultoni untuk mengembangkan usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah itu. Kegiatan produktif tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat karena dapat menyediakan lapangan kerja serta dapat memberikan pendapatan yang cukup bagi warga desa. Dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
7 Saat ini H. Sultoni telah menjadi mitra bagi 30 perajin kain sarung di daerahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600 orang. Jumlah kain yang dihasilkan juga banyak, yaitu mencapai 600 kodi dengan omzet tidak kurang dari Rp2 miliar per bulan. Bimbingan kepada para perajin plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau. Lagi pula, bank tempat H. Sultoni menjadi nasabah sangat mendukung dan memberikan kesempatan kepada perajin untuk memperluas pemasaran dengan mengikutsertakan mereka ke berbagai pameran, baik di dalam maupun di luar negeri.
(Diadaptasi dari: Wirausaha & Keuangan, Edisi 94/2012: 65)
(1) Tentu kalian setuju bahwa untuk mendapatkan bantuan kredit dari bank pengusaha yang diceritakan dalam teks tersebut harus mengajukan usulan yang dilengkapi dengan program yang jelas.
Sekarang, buatlah teks dialog yang menggambarkan negosiasi antara seorang pengusaha kain (seperti Haji Sultoni pada teks di atas) dan pihak perbankan. Gambarkan bahwa untuk mengembangkan usahanya pengusaha itu mengajukan kredit kepada bank sebesar Rp200.000.000,00. Ia menemui kepala bagian kredit untuk bernegosiasi, tetapi pengajuan kreditnya hanya disetujui Rp150.000,000,00.
Untuk membantu kalian, gunakan kerangka dan struktur teks di bawah ini. Kalian boleh mengerjakan tugas ini secara berkelompok dan setelah selesai bandingkanlah hasil kerja kalian dengan milik kelompok lain!
Negosiasi antara Pengusaha dan Pihak Bank
1.
Pengusaha
:
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Or
ientasi
2.
Pihak bank
:
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
3.
Pengusaha
:
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
dst.
sumber: BSE bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
Bacalah teks yang berjudul “Ekspor Kain Sarung ke Negeri Yaman” berikut ini. Teks ini menggambarkan kesuksesan Haji Sultoni dalam menjalankan usaha kain sarung. Setelah membaca teks ini, kalian memahami bahwa setelah ia mendapatkan dukungan dari sebuah bank, usahanya berkembang pesat. Sekarang kerjakan sesuai dengan petunjuk berikut ini!
EKSPOR KAIN SARUNG KE NEGERI YAMAN
1 Kain sarung ternyata tidak hanya digemari oleh masyarakat Indonesia, tetapi juga oleh masyarakat di negara-negara lain, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Filipina, hingga ke negeri Asia Tengah, seperti India, Pakistan, dan Bangladesh. Bahkan, masyarakat negara-negara di Kawasan Timur Tengah, seperti Saudi Arabia, Yaman, Dubai, dan Somalia sangat menggemari kain sarung untuk digunakan sebagai pelengkap pakaian sehari-hari.
2 Kain sarung asal Indonesia, menurut H. Sultoni (53), sangat digemari oleh orang-orang Somalia, Saudi Arabia, dan Yaman. Melihat potensi pasar kain sarung yang cukup besar di Kawasan Timur Tengah itu, pada tahun 2005 ia mengekspor kain sarung ke kawasan tersebut.
3 Menurut pemilik perusahaan tenun tradisional asal Desa Wanarejan Utara, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah ini, kain sarung yang ia produksi merupakan hasil kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM). Penggunaan ATBM merupakan kekhasan kain yang dihasilkan. Tidak mengherankan bahwa pada saat pembeli datang ke Pemalang untuk melihat secara langsung proses produksi kain sarung dengan ATBM ini, mereka sangat tertarik dan menyukainya. Bahan khusus dari rayon yang digunakan juga menjadi daya tarik bagi masyarakat di Kawasan Timur Tengah. Jenis kain ini tidak panas jika dipakai pada siang hari dan hangat jika dipakai pada malam hari. Motif dan desain juga sangat menentukan daya
Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik 155
tarik. Sebagian besar memilih kain yang bercorak gelap dan kain dengan warna-warna cerah.
4 H. Sultoni mendirikan usaha tenun tradisional ini sejak tahun 1996. Meski persaingan bisnis di bidang produksi tekstil sangat ketat, berkat kejeliannya dalam membidik peluang bisnis yang tepat, usaha yang ia dirikan terus meningkat dan bertahan hingga kini. Salah satu kejeliannya adalah memproduksi kain tenun sarung khusus dari bahan rayon. Jenis kain sarung dari bahan rayon ini memiliki pasar yang sangat spesifik, yaitu sangat diminati jika dipasarkan di kawasan yang memiliki suhu ekstrem, seperti Kawasan Timur Tengah.
5 Untuk mengembangkan usahanya, H. Sultoni sejak tahun 2006 menjadi nasabah sebuah bank. Pada tahun 2006 untuk pertama kalinya ia menggunakan jasa perbankan dengan mengambil kredit dari bank tersebut sebesar Rp10 juta. Uang tersebut sebagian besar digunakan untuk membeli bahan baku. Dengan dukungan permodalan dari bank, usaha tersebut makin bertambah besar.
6 Keinginan H. Sultoni untuk mengembangkan usahanya tidak terlepas dari idealismenya untuk melestarikan produk kerajinan kain sarung yang sudah sejak lama berkembang di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah itu. Kegiatan produktif tersebut sangat membantu perekonomian masyarakat karena dapat menyediakan lapangan kerja serta dapat memberikan pendapatan yang cukup bagi warga desa. Dengan tersedianya lapangan kerja yang memadai di desa, masyarakat tidak harus pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
7 Saat ini H. Sultoni telah menjadi mitra bagi 30 perajin kain sarung di daerahnya dengan karyawan tidak kurang dari 600 orang. Jumlah kain yang dihasilkan juga banyak, yaitu mencapai 600 kodi dengan omzet tidak kurang dari Rp2 miliar per bulan. Bimbingan kepada para perajin plasma diberikan terus untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas agar dapat bersaing di pasar ekspor dengan harga yang terjangkau. Lagi pula, bank tempat H. Sultoni menjadi nasabah sangat mendukung dan memberikan kesempatan kepada perajin untuk memperluas pemasaran dengan mengikutsertakan mereka ke berbagai pameran, baik di dalam maupun di luar negeri.
(Diadaptasi dari: Wirausaha & Keuangan, Edisi 94/2012: 65)
(1) Tentu kalian setuju bahwa untuk mendapatkan bantuan kredit dari bank pengusaha yang diceritakan dalam teks tersebut harus mengajukan usulan yang dilengkapi dengan program yang jelas.
Sekarang, buatlah teks dialog yang menggambarkan negosiasi antara seorang pengusaha kain (seperti Haji Sultoni pada teks di atas) dan pihak perbankan. Gambarkan bahwa untuk mengembangkan usahanya pengusaha itu mengajukan kredit kepada bank sebesar Rp200.000.000,00. Ia menemui kepala bagian kredit untuk bernegosiasi, tetapi pengajuan kreditnya hanya disetujui Rp150.000,000,00.
Untuk membantu kalian, gunakan kerangka dan struktur teks di bawah ini. Kalian boleh mengerjakan tugas ini secara berkelompok dan setelah selesai bandingkanlah hasil kerja kalian dengan milik kelompok lain!
Negosiasi antara Pengusaha dan Pihak Bank
1.
Pengusaha
:
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
Or
ientasi
2.
Pihak bank
:
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
3.
Pengusaha
:
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
dst.
sumber: BSE bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik
No comments:
Post a Comment