Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (tambah pula, di samping itu)


Sebuah karya tulis dikatakan baik jika hubungan antarkalimat dalam tulisan
itu menunjukkan kepaduan atau hubungan yang sangat erat. Ada dua macam
kepaduan, yaitu kepaduan dalam makna (kepaduan informasi) atau disebut
juga koherensi dan kepaduan dalam bentuk yang biasa disebut kohesi.
Penulis harus memerhatikan keterangan-keterangan yang menghubungkan
antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan kepaduan, serta
peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak dibaca. Berikut ini
beberapa contoh penanda keterangan yang menghubungkan kalimat.
a. tambahan pula
Kata penghubung yang menguraikan atau menceritakan hal baru yang mirip
dengan hal yang sudah dibahas sebelumnya. Contoh:
Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan.
Misalnya, melakukan kegiatan olahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Tambahan pula, menjaga pola makan yang benar.
b. di samping itu
Kata penghubung yang mendukung peralihan segi pandangan dan
penekanan.
Contoh:
Metode menyampaikan ceramah bisa menggunakan metode membaca dan
menghafal naskah. Di samping itu, dapat pula menggunakan metode impromtu
atau spontan.
5. Perluasan Frase Verba (sedang, baru, masih, akan, telah)
Frase verba merupakan satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau
lebih dengan verba sebagai intinya dan tidak merupakan klausa. Dengan
demikian, frase verba mempunyai inti dan kata lain yang mendampinginya.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini!
a. Kesehatannya sudah membaik. b. Pesawat itu akan mendarat.
c. Anak-anak itu tidak harus pergi sekarang.
d. Kami harus menulis kembali makalah kami.
e. Murid-murid sering makan dan minum di kantin.
f. Kamu boleh menyanyi atau menari.
Frase verba di atas dapat diperluas dengan pewatas sedang, baru, masih,
akan, telah, dan sebagainya.
Perhatikan contoh kalimat berikut ini.
a. Ayah sedang makan di meja makan.
b. Ibu baru mencuci di sumur.
c. Adik masih lapar meskipun sudah makan.
d. Kakak akan pergi setelah sarapan pagi.
e. Ayah telah minum obat.
6. Menggunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (adapun
di satu pihak, di lain pihak)
Penulis harus memerhatikan keterangan-keterangan yang menghubungkan
antarkalimat agar di antara kalimat tampak kesatuan dan kepaduan, serta
peralihan dari kalimat satu ke kalimat lain lancar dan enak dibaca. Berikut ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat.
a. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat.
Dalam kalimat kata penghubung berfungsi untuk menghubungkan antara
kata, klausa, kalimat sebagai contoh.
Contoh:
Adapun di Pelabuhan Tanjung Emas, lonjakan arus mudik cukup tajam.
b. Kata penghubung yang mendukung peralihan tempat secara
berkesinambungan.
Contoh:
Di satu pihak kita harus bersatu, sedangkan di lain pihak mereka adalah
musuh kita.
7. Mengunakan Kalimat dengan Penyambung Antarkalimat (adalah,
ialah, merupakan, yaitu, yakni)
Setiap paragraf yang dibuat memerlukan penjelasan secara definitif. Berikut
ini beberapa penanda keterangan yang menghubungkan kalimat secara definitif,
seperti adalah, ialah, merupakan, yaitu, yakni, dll. Perhatikan contoh-contoh
berikut ini.
a. Ali adalah siswa SMAN 1 Pontianak.
b. Kusumawati merupakan buah hati sang kakek.
c. Dasar hukum kita ialah UUD 1945.
d. Wujud kesetiaan kita kepada bangsa, yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober
1928.
e. Kita harus yakin, yakni sebagai wujud keimanan kita.
Berdasarkan contoh-contoh di atas, Anda dapat mengembangkan dengan
berbagai pola kalimat dan mengidentifikasi dari berbagai bacaan.



sumber: BSE

No comments:

Post a Comment