PENGUMUMAN (BERKENAAN DENGAN TUGAS AKHIR TENGAH SEMESTER GENAP) BAHASA INDONESIA

SETIAP SISWA YANG AKAN MENGERJAKAN TUGAS AKHIR TENGAH SEMESTER GENAP HARUS MENJADI ANGGOTA BLOG BINDOX. 
BILA BELUM MENJADI ANGGOTA BINDOX, KOMENTAR TIDAK DAPAT MASUK BLOG INI. 
TERIMAKASIH. 

5 comments:

  1. Nama :Joko Supriyanto
    Kelas :x tpc
    No :18
    Orang Indonesia tidak merasa malu apabila tidak menguasai bahasa Indonesia dengan baik, tetapu akan merasa ada yang kurang apabila tidk menguasai bahasa Belanda dengan baik. Akibatnya, tidak banyak orang Indonesia yang mau mempelajari bahasa Indonesia dengan serius dan cukup menguasai bahasa Indonesia ala kadarnya untuk komunikasi umum.Apabila seseorang menggunakan bahasa Indonesia lisan dan lewat lafalnya dapat diduga atau dapat diketahui dari suku mana ia berasal,maka lafal orang itu bukanlah lafal bahasa Indonesia baku.
    Dengan kata lain, kata-kata bahasa Indonesia harus bebas dari pengaruh lafal asig dan/atau lafal daerah. Kesulitan yang dialami oleh sebagian besar pemakai bahasa Indonesia adalah sampai saat ini belum disusun kamus lafal bahasa Indonesia yang lengkap. Akibatnya, sampai sekarang belum adapatokan yang jelas untuk pelafalan kata peka, teras, perang, sistem, elang. Tetapi, pengucapan semangkin (untuk semakin), mengharapken (untuk mengharapkan), semua (untuk semua), mengapa (untuk mengapa), thenthu (untuk tentu), therima kaseh (untuk terima kasih), mBandung (untuki Bandung), dan nDemak (untuk Demak) bukanlah lafal baku bahasa Indonesia. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Secara formal sampai saat ini bahasa Indonesia mempunyai empat kedudukan, yaitu sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa resmi. Dalam perkembangannya lebih lanjut, bahasa Indonesia berhasil mendudukkan diri sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Akibat pencantuman bahasa Indonesia dalam Bab XV, Pasal 36, UUD 1945, bahasa Indonesia pun kemudian berkedudukan sebagai bahasa budaya dan bahasa ilmu. Di samping sebagai bahasa negara dan bahasa resmi. Dalam hubungannya sebagai bahasa budaya, bahasa Indonesia merupakan satu-satunya alat yang memungkinkan untuk membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri dan identitas sendiri, yang membedakannya dengan kebudayaan daerah. Saat ini bahasa Indonesia dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan semua nilai sosial budaya nasional. Pada situasi inilah bahasa Indonesia telah menjalankan kedudukannya sebagai bahasa budaya. Di samping itu, dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuna dan teknologi (iptek) untuk kepentingan pembangunan nasional.

    ReplyDelete
  2. NAMA : DICKY HERLAMBANG
    NOMOR : 12
    KELAS : x-TPD

    BAHASA INDONESIA DENGAN SANTU

    Bahasa mencerminkan pribadi seseorang. Jika kita slalu menggunakan bahasa yang baik dan penuh kesantunan orang akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang baik dan berbudi. Karena melalui tutur kata seseorang mampu menilai pribadi dari orang tersebut. Sementara itu jika dalam kesehariannya kita tidak memenuhi etika berbahasa santun. Orang lain akan mencitrakan kita sebagai pribadi yang buruk. Demikian pula dengan pentingnya bahasa bagi suatu bangsa. Melalui bahasa suatu bangsa akan dikenal oleh masyarakat dunia. Apakah bangsa tersebut termasuk bangsa yang ramah, sopan, dan santun. Atau bangsa yang cinta akankebencian, permusuhan, dan perseteruan.
    Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting. Karena jika tidak digunakan sesuai dengan fungsinya, bahasa dapat menjadi alat kekerasan verbal yang terwujud dalam tutur kata seperti memaki, memfitnah, menghasut, menghina, dan lain sebagainya. Selain itu dampak dari kekerasan verbal tersebut akan berlanjut pada kekerasan fisik seperti permusuhan, perkelahian, aksi anarkisme, provokasi dan sebagainya. Di Indonesia hal tersebut sering terjadi. Bahkan perilaku tersebut sudah menjadi rahasia umum. Seseorang dengan mudahnya mengeluarkan kata-kata yang tak pantas. Tak aneh bila pembicaraan yang mengabaikan sopan santun menjadi pemicu terjadinya kekerasan.
    Untuk itu pemerintah telah berupaya mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan adanya pembelajaran bahasa santun melalui lembaga pendidikan. Contohnya pelajaran bahasa Indonesia dan bahasa daerah di tiap tingkatan sekolah. Bahasa Indonesia digolongkan sebagai mata pelajaran wajib selain mata pelajaran eksak seperti Matematika dan IPA. Pelajaran bahasa Indonesia juga menjadi tolak ukur kelulusan seseorang dalam ujian nasional.
    Selain itu, pelajaran agama tak kalah pentingnya untuk mengambil andil upaya pembelajaran bahasa santun. Namun jika ditinjau kembali usaha-usaha ini belum memberikan hasil yang memuaskan. Dalam kehidupan sehari-hari masih banyak ditemukan perilaku yang bertentangan dengan etika berbahasa santun. Perilaku tersebut dilakukan oleh semua lapisan golongan mulai dari golongan bawah, menengah, sampai golongan elite yang nota benenya berpendidikan tinggi.
    Setiap agama termasuk agama Islam mengajarkan umatnya untuk berbahasa santun, seperti tidak berbohong, mencela dan menfitnah. Bahkan balasan bagi mereka yang tidak mengindahkannya pun tertuang dalam masing-masing ajaran agama. Sebagai contoh dalam hadist riwayat Nabi Muhammad saw disebutkan agar kita menjaga tangan dan lisan. Hal ini sesuai dengan pepatah lama yang menyebutkan bahwa lidah/lisan lebih tajam dari sebilah pedang. Perkataan/lisan harus dijaga, karena jika salah berbicara maka rasa sakit yang disebabkan akan berbekas dalam waktu lama.
    Ironisnya di era reformasi semakin banyak saja terjadi pelanggaran terhadap penggunaan bahasa yang santun. Dalam aksi demonstrasi tak jarang terlontar kata-kata yang kasar dan tak santun. Memang masyarakat mempunyai hak untuk mengungkapkan aspirasinya namun alangkah baiknya jika dilakukan dengan damai tanpa menimbulkan kericuhan atau bentrok dengan aparat. Begitu pula dengan para pemimpin. Sebagai tauladan yang memiliki pengaruh besar bagi bangsa ini hendaknya menjunjung etika berbahasa yang santun.
    Pentingnya berbahasa santun sangatlah jelas. Bahasa santun digunakan sebagai pencitraan pribadi, jati diri bangsa, dan alat pemersatu. Pendek kata marilah kita berupaya untuk berbahasa yang santun dan beradab.

    ReplyDelete
  3. Nama:Herusetyo
    no:21
    kls:X-TPD



    Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Dasar RI 1945, Pasal 36. Ia juga merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
    bahasa Indonesia kini mulai dipelajari oleh 45 negara di dunia. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia di sana. Bahkan anak-anak murid kelas 6 sekolah dasar di sana sudah mahir berbahasa Indonesia.
    Nah! Bahasa Indonesia adalah bahasa-nya warga Negara Indonesia. Karena itu wajib hukumnya bagi warga Negara Indonesia untuk merawat dan melestarikannya. Tidak hanya dipakai dalam menyusun naskah pidato atau naskah undang-undang saja namun seharusnya bahasa Indonesia dipakai dalam segala hal oleh seluruh masyarakat Indonesia.

    ReplyDelete
  4. edhi prayitno,10,XTGBC



    Berbangsa satu, bertanah air satu, menjujung bahasa persatuan (entah kapan mulainya yang terakhir bisa berubah menjadi berbahasa satu, hampir tidak mungkin berada di tengah kerumaunan peradaban manusia dan keukeuh berbahasa satu). Bahasa perhubungan di Nusantara, sejak sebelum kemerdekaan. Menjadi bahasa resmi nasional (bahasa dalam komunikasi kenegaraan macam penulisan undang-undang, dan berbagai peraturan) dengn bahan baku utama bahasa Melayu dan dibumbui bahasa-bahasa lain, Jadilah Bahasa Indonesia, Bahasa persatuan.

    Bahasa yang relatif “baru” (bandingkan dengan umur bahasa asal: Melayu yang lebih berusia) hingga mudah menyerap bahasa-bahasa lain. Bahasa Daerah sebagai bahasa leluhur para penutur non melayu dan bahasa asing memperkaya Bahasa Indonesia. Karenanya lumayan sulit mengidentifikasi bahasa baku, perlu keahlian dan penelaahan intens. Sedemikian fleksibel menyerap bahasa non melayu sehingga perbendaharaan kata menjadi sangat kaya, resmi ataupun sekedar slank.

    Pada saatnya dulu, bahasa ini menjadi perekat perbedaan budaya antar suku. Jawa sebagai suku terbesar anggotanya, rela menggunakan melayu sebagai bahasa pemersatu. Tidak ada halangan dalam mempromosikan Bahasa Indonesia.Sedikit demi sedikit menyingkirkan peran Bahasa Daerah dalam berbagai aspek. Di generasi baru yang lahir di perkotaan (apalagi dari perkawinan antar suku) banyak yang menjadikan Bahasa Indonensia sebagai bahasa satu-satunya (lihat kasus-kasua pelajaran bahasa daerah di muatan lokal kurikulum, yang bahkan dipandang sulit bagi anak-anak yang lahir dari perkawinan sesuku). Perannya sebagai perekat perbedaan antar budaya suku telah berhasil.

    Dalam perjalanannya pengaruh bahasa asing ternyata lebih dominan dibanding bahasa daerah. Terutama bahasa pergaulan antar generasi lebih muda. Lihat, bukan hal aneh lagu yang bahasanya bercampur baur dengan bahasa inggeris (sebenarnya bukan hal baru, Guruh Sukarno Putra juga pernah melakukan hal yang sama dengan memasukkan unsur bahasa sansekerta ke dalam syair-syair lagu). Tapi ternyata dalam bahasa resmi hukum, bahasa belanda masih mendominasi. Jadilah Bahasa Indonesia bahasa yang benar-benar baru.

    Beberapa kalangan mensinyalir kencangnya para penutur menyelipkan bahasa asing di Bahasa Indonesia adalah indikasi rendahnya nasionalisme (kebangsaan). Benarkah demikian? ini menjadi topik menarik para budayawan. Juga, apakah perlu Bahasa Indonesia perlu dipertahankan ‘kemurniannya’, masih memerlukan kajian kemanfaatannya. Perlu diingat bahwa pada saatnya dulu Bahasa Indonesia telah berhasil memepersatukan ratusan budaya dan adat setempat, menjadi satu: Indonesia. Bahwa ternyata kemurniannya semakin menyusut itu kenyataan kekuatan budaya dalam mengembangkan dan mempertahankan bahasanya.

    Bahwa Bahasa Indonesia suatu saat akan musnah, hanya soal waktu (sudah banyak bahasa yang tidak lagi dituturkan sebagaimnana awalnya). Lagi pula segala apapun, suatu saat akan musnah danyang tersisa (menurut keimanan saya) hanya wajahNYA.

    ReplyDelete
  5. nama:rizqi bn
    no:25
    kls:TGB-c
    Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Oleh karena ... Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Oleh karena itu kua ... Pendidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. A. Badawi, S. Pd. M. Pd, (2) Drs. Harry Poerwanto, S.Pd. M. Pd.Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kema ...
    ABSTRAKNoya, Maya. 2009 Meningkatkan Kemampuan Menulis Jurnal Pribadi Dengan Strategi Pemodelan Siswa Kelas V. SDN. Bareng 5 Kota Malang. Skipsi Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar dan Pra Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. A. Badawi, S. Pd. M. Pd, (2) Drs. Harry Poerwanto, S.Pd. M. Pd.Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Oleh karena itu kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia perlu di tingkatkan secara terus-menerus.Pembelajaran menulis yang di lakukan sebagai aktifitas komunikasi ibarat mata uang logam yang sisi-sisinya saling melengkapi hubungan antara membaca dan menulis, kedua-duanya saling menunjang dan melengkapi. Artinya, kebiasaan membaca tidak mungkin terlaksana tanpa kebiasaan menulis atau mengarang, sebaliknya kebiasan menulis tidak akan bermakna tanpa diikuti oleh kebiasaan membaca..Tujuan Penelitian dapat (1) Mendeskripsikan bagaimana strategi pemodelan untuk meningkatkan keterampilan menulis jurnal pribadi fokus cerita pengalaman sehari-hari siswa kelas V SD (2) Mendeskripsikan ketrampilan menulis jurnal pribadi dengan strategi pemodelan fokus cerita pengalaman sehari-hari siswa kelas V SDRancangan penelitian ini mengunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Mc. Taggart melalui dua siklus (Siklus 1 dan siklus II ).

    ReplyDelete