Materi Pertemuan Kedua Bab Novel (Cerita) Sejarah Kelas XII

 



Materi






Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai oleh peserta didik:

3.39.

Menganalisis informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam cerita sejarah lisan atau tulis

4.39.

Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi

3.40.

Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah

4.40.

Menulis cerita sejarah pribadi dengan memerhatikan kebahasaan

KD 3.39. Menganalisis informasi, yang mencakup orientasi, rangkaian kejadian yang saling berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam cerita sejarah lisan atau tulis



KD 3.40. Menganalisis kebahasaan cerita atau novel sejarah

Unsur bahasa dalam cerita sejarah:

 

1. Konjungsi temporal

Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menghubungkan dua kejadian atau peristiwa, konjungsi temporal dibagi kedalam beberapa jenis diantaranya adalah:

·                     Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal sederajat misalnya apabla, bilamana, demi, hingga ketika, sejak, selama, semenjak sementara, tatkala, waktu, setelah, sesudah dan sebagainya.

·                     Konjungsi temporal yang menghubungkan dua buah kalimat yang sederajat, yang termasuk kedalam konjungsi temporal ini diantaranya adalah setelahnya dan sesudahnya.

2. Nomina / kata benda

Untuk nomin dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut:

·                     Nomina modifikatif misalnya dua botol, ruang makan dan lain sebagainya.

·                     Nomina kordinatif (kata benda saling menerangkan),  misalnya sandang pangan, lahir batin, hak dan kewajiban, sarana dan prasarana, adil dan makmur dan lain sebagainya.

·                     Nomina apositif, sebagai keterangan yang diselipkan atau ditambahkan,  misalnya pergi berlibur ke Garut, teman sekamarku, Aulia dan lain sebagainya.

3. Verba

Ini sama halnya dengan kelompok nomina di bagi menjadi beberapa kelompok yaitu verma modifikatif, verba kordinatif dan verba apositif.

 4. Nominalisasi

adalah proses pembentukan nomina atau kata benda dari kelas yang lain dengan menggunakan istilah tertentu, biasanya sering digunakan pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi dari penceritaan ulang. Dalam pembetukan nomina biasanya selalu melibatkan pemberian imbuhan antara lain:

 ·                     Sufiks atau akhiran, seperti misalnya akhiran an, at, si, isme, is or dan tas, sebagai contoh misalnya aku sangat menyukai manisan yang dibuat istriku, atau Dia adalah seorang komikus terkenal di dunia dan lain sebagainya.

·                     Prefiks atau awalan, misalnya seperti pe, se, ke, seperti misalnya saya sekantor dengan dia, atau pedagang itu sangat jujur

·                     Konfiks atau gabungan awalan dan akhiran,  seperi misalnya ke-an, pe-an dan per-an, misalnya kalimat yang mengandung kata seperti pengaturan, pertunjukan atau kekayaan dan lain sebagainya.

·                     Infiks atau sisipan, seperti misalnya el dan er, seperti misalnya kalimat yang mengandung kata seperti gelembung, seruling, telunjuk dan lain sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 








No comments:

Post a Comment