RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan :
SMK ... .
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/2
Materi Pokok :
Teks Cerita Fiksi dalam Novel
Jumlah Pertemuan :
1 X pertemuan
Alokasi Waktu : 4 X 45 menit
A.
Kompetensi
Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami ,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam
ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
B.
Kompetensi
Dasar dan Indikator
1.3. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan menggunakannya sebagai sarana
komunikasi dalam mengolah, menalar, dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks cerita
sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel
Indikator
1.3.1.
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
Indonesia
2.5. Menunjukkan
perilaku jujur, peduli, santun, dan
tanggung jawab dalam penggunaan bahasa Indonesia
untuk memahami dan menyajikan cerita fiksi dalam novel
Indikator
2.4.1. Menunjukkan
perilaku peduli dalam mengerjakan tugas pembelajaran
3.2. Membandingkan teks cerita fiksi dalam novel
baik melalui lisan maupun tulisan
Indikator
3.2.1.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah membandingkan teks
cerita fiksi dalam novel
3.2.2.
Membandingkan
struktur isi dan bahasa teks cerita fiksi dalam novel
dengan cermat.
4.2.
Memproduksi teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel yang koheren sesuai dengan karakteristik teks
yang akan dibuat baik secara lisan mupun
tulisan
Indikator
4.2.1.Mengungkapkan kembali langkah-langkah
memproduksi teks cerita
fiksi dalam novel
4.2.2.Memproduksi teks cerita fiksi dalam novel yang koheren
C. Tujuan
Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi
dan pembelajaran kelompok dengan materi pokok teks cerita fiksi dalam novel ini siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi
saran dan kritik, serta dapat:
1.
Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa
Indonesia
2.
Menunjukkan perilaku peduli dalam
pembelajaran
3. Mengungkapkan
kembali langkah-langkah membandingkan teks
cerita fiksi dalam novel
4. Membandingkan struktur isi dan
bahasa teks cerita
fiksi dalam novel
5.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah memproduksi teks
cerita fiksi dalam novel
6.
Memproduksi teks cerita
fiksi dalam novel yang koheren
D.
Materi
Pembelajaran
SEGALA
HAL TENTANG NOVEL
Pengertian Novel
Sebutan novel dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Itali novella, dalam bahasa Jerman novelle berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet ( Inggris : novelette ) yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek.
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini paling beredar, karena daya komunikasinya yang luas pada masyarakat. Sebagai bahan bacaan, novel dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu sastra serius dan sastra hiburan bisa disebut sebagai karya sastra serius. Sebuah novel serius bukan saja dituntut menjadi karya yang indah, menarik dan juga memberikan hiburan kepada pembacanya, tetapi lebih dari itu. Syarat utama novel adalah harus menarik, menghibur dan mendatangkan rasa puas setelah orang selesai membacanya.
Novel yang baik adalah novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai saja, yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi sosial, sedangkan novel hiburan hanya berfungsi personal. Novel berfungsi sosial karena novel yang baik ikut membina orang tua, masyarakat menjadi manusia. Sedangkan novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia yang terpenting bahwa novel tersebut memikat orang untuk segera membacanya.
Banyak sastrawan yang memberi batasan atau definisi novel. Batasan atau definisi yang mereka berikan berbeda – beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda – beda karena sudut pandang yang mereka pergunakan juga berbeda – beda. Definisi – definisi itu antara lain adalah sebagai berikut :
- Novel
adalah bentuk sastra yang paling populer di dunia. Bentuk sastra ini
paling banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya
komunitasnya yang luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs)
- Novel
adalah bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat nilai-nilai budaya,
sosial, moral, dan pendidikan ( Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi,
M.Pd, Dra. Abdul Roni, M.Pd )
- Novel
merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik, dan keduanya saling berhubungan karena sangat
berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra ( Drs. Rostamaji, M.Pd,
Agus Priantoro, S.Pd )
- Novel
adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur
intrinsik ( Paulus Tukam, S.Pd )
Unsur – Unsur Novel
Novel mempunyai unsur-unsur yang turut membangun novel menjadi cerita yang menarik, unsur tersebut dibagi menjadi 2 ( dua ) yaitu (1) unsur intrinsik dan (2) unsur ekstrinsik.
A. Unsur Instrinsik
Unsur instrinsik dalam sebuah novel terdiri dari :
1. Tema
Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks. Sebagai unsur semantris dan yang menyangkut persamaan – persamaan dan perbedaan – perbedaan ( Hartoko dan Rahmanto, 1986 : 142 ). Tema disaring dari motif – motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa – peristiwa, konflik dan situasi tertentu. Tema dalam banyak hal bersifat mengikat kehadiran dan ketidakhadiran peristiwa, konflik, situasi tertentu, termasuk berbagai unsur intrinsik yang lain, karena hal – hal tersebut haruslah bersifat mendukung kejelasan tema yang ingin disampaikan. Tema menjadi dasar pengembangan seluruh cerita, maka ia pun bersifat menjiwai selurh bagian cerita itu. Tema mempunyai generalisasi yang umum, lebih luas dan abstrak.
2. Setting / latar
Latar / setting yang disebut juga sebagai landas tumpu menyarankan pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan ( Abrams, 1981 : 175 ).
Senada dengan pendapat diatas menyatakan bahwa setting merupakan latar belakang yang membantu kejelasan jalan cerita. Setting ini meliputi waktu, tempat, sosial budaya, ( Drs. Rustamaji, M.Pd., Agus Priantoro, S.Pd ). Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca. Menciptakan suasana tertentu yang seolah – olah sungguh – sungguh ada dan terjadi.
Latar dapat dibedakan tiga unsur pokok yaitu :
(1) Latar tempat
Latar tempat menyusun pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
(2) Latar waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa – peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
(3) Latar sosial
Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya sastra.
3. Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang diotampilkan dalam sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakannya, bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca.
Berdasarkan perbedaan sulit pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikanm ke dalam beberapa jenis, yaitu:
(1) Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam novel yang bersangkutan.
(2) Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh yang kita kagumi yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai, yang ideal bagi kita.
(3) Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis merupakan tokoh penyebab terjadinya konflik dalam sebuah cerita.
(4) Tokoh sederhana
Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas peribadi tertentu, satu sifat watak yang tertentu saja.
(5) Tokoh bulat ( kompleks )
Tokoh bulat ( kompleks ) adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.
(6) Tokoh Statis
Tokoh Statis memiliki sikap dan watak yang relatif tetap , tak berkembang, sejak awal sampai akhir cerita.
(7) Tokoh Berkembang
Tokoh berkembang adalah tokoh cerita yang mengalami perubahan dan berkembang perwatakan sejalan dengan perkembangan serta perubahan peristiwa dan plot yang dikisahkan.
(8) Tokoh Tipikal
Tokoh Tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit ditampilkan keadaan individualitasnya dan lebih banyak ditonjolkan kualitas pekerjaan atau kebangsaan. Tokoh ini merupakan penggambaran pencerminan atau penunjukkan terhadap orang atau sekelompok orang yang terikat dalam sebuah lembaga, atau seorang individu sebagai bagian dari lembaga yang ada di dunia nyata.
(9) Tokoh Netral
Tokoh Netral adalah tokoh cerita yang bereksistensi demi cerita itu sendiri. Ia benar – benar merupakan tokoh imajiner, yang hanya hidup dan bereksistensi dalam dunia fiksi, Ia hadir semata – mata demi cerita, atau bahkan dialah yang empunya cerita, pelaku cerita dan diceritakan.
(10) Tokoh Tambahan
Tokoh lain dalam cerita selain tokoh utama.
4. Alur / Plot
Alur / Plot merupakan rangkaian peristiwa dalam novel. Alur dibedakan menjadi 2 (dua) bagian yaitu pertama alur maju ( progesif ) yaitu apabila peristiwa bergerak secara bertahap berdasarkan urutan kronologis menuju alur cerita. Sedangkan yang kedua alur mundur ( flash back progesif ) yaitu terjadi ada kaitannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung. Plot / alur menampilkan kejadian – kejadian yang mengandung konflik maupun menarik bahkan mencekam pembaca.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang ( point of view ) merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
Sudut pandang dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Sudut Pandang orang pertama : “ Aku “
Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi dengan dirinya dan mengungkapkan perasaannya sendiri dengan kata – katanya sendiri.
2) Sudut Pandang orang ketiga : “ Dia “
Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih banyak mengamati dari luar daripada terlibat di dalam cerita, pengarang biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga.
3) Sudut pandang campuran
Pengarang menggunakan sudut pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, Ia serba melihat, serba mendengar dan serba tahu. Ia melihat sampai ke dalam pikiran tokoh dan mampu mengisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.
B. Unsur Ekstrinsik
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang dan lain – lain diluar unsur intrinsik. Unsur ekstrinsik yaitu unsur – unsur yang ada di luar tubuh karya sastra. Perhatian terhadap unsur-unsur ini akan membantu keakuratan penafsiran isi suatu karya sastra.
2.
Langkah-langkah
membandingkan teks cerita fiksi dalam novel
Membaca/
mengamati dua teks secara saksama
Memahami
kaidah struktur dan isi dua teks
Mengenali
bahasa yang digunakan
Menganalisis
perbedaan struktur isi dan bahasa
3.
Langkah-langkah
memproduksi teks cerita fiksi dalam novel
Menetapkan
tema teks
Menetapkan
tujuan teks
Menuliskan
isi teks secara urut sesuai struktur isi teks dan kaidah bahasa
Mengamati
dan meneliti kesesuaian bahasa dan isi teks dengan kaidah bahasa dan struktur
isi
Memperbaiki
bila ada ketidaksesuaian bahasa dan isi
E.
Model/Metode
Pembelajaran
1.
Pendekatan Pembelajaran Scientific
2.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem
Based Learning)
3.
Metode
Diskusi, Penugasan
F.
Media
Pembelajaran
1.
Laptop dan LCD
2.
Tayangan
teks cerita fiksi dalam novel (lisan maupun tulis)
G.
Sumber
Belajar
ü Buku Bahasa Indonesia
kelas XII SMA/ SMK/ MA/ MAK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013
ü
KBBI
ü Internet
H.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi
waktu
|
Pendahuluan
Kegiatan Inti
Kegiatan
Penutup
|
1.
Guru mempersilakan seorang peserta didik untuk memimpin doa bersama (
bila pada jam pertama)
2.
Guru memberi salam dan memberi pertanyaan yang berhubungan
dengan kondisi dan pembelajaran sebelumnya
3.
Guru memberikan informasi kompetensi materi, tujuan,
manfaat, dan
langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan kepada peserta didik.
1.
Pengetahuan dan kemampuan peserta didik tentang perbandingan teks cerita fiksi
dalam novel yang beredar di masyarakat dikaitkan dengan pertemuan yang lalu dipancing
oleh guru dengan memperlihatkan contoh teks cerita fiksi dalam novel
2.
Peserta didik
diberikan basic concept (konsep dasar) dengan cara mengamati serta
membaca referensi contoh teks cerita
fiksi dalam novel pada buku pegangan siswa bahasa Indonesia kelas XII SMA/ SMK/ MA/ MAK Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013
3.
Peserta didik yang telah duduk sesuai kelompoknya diarahkan
untuk melakukan defining the problem (pendefinisian masalah) berkaitan dengan teks cerita fiksi
dalam novel yang telah diamati yang disesuaikan dengan topik perbandingan dan
produksi teks cerita fiksi dalam novel yang disampaikan guru.
4.
Peserta didik diberi kesempatan untuk mengemukakan
ide, pendapat, dan gagasan sehubungan dengan topik di atas.
5. Peserta didik dipersilakan melakukan self learning (pembelajaran
mandiri) dengan cara membaca literatur lain, mencari informasi dari
berbagai sumber untuk memperjelas yang berkaitan dengan perbandingan dan
produksi teks cerita fiksi dalam novel.
6. Masing-masing kelompok melakukan exchange
knowledge (pertukaran pengetahuan) dengan cara mendiskusikan seluruh
bahan sesuai topik bersama kelompoknya.
7. Masing-masing kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasil diskusi kelompok sedangkan kelompok lain merespon/ menanggapi dengan santun
8.
Dengan tanya jawab guru mengarahkan peserta didik
pada kesimpulan awal mengenai topik/ masalah yang berkaitan dengan
perbandingan dan produksi teks cerita fiksi dalam novel dan pemecahannya.
9. Peserta didik melanjutkan pembelajaran aspek
keterampilan dengan cara merencanakan tindakan untuk memproduksi sebuah cerita
fiksi dalam novel dengan tema tertentu.
10. Peserta didik bersama guru membahas hasil
produksi teks cerita fiksi dalam novel.
11. Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat
sebagai tahap pembuktian atas pemecahan masalah oleh peserta didik dan
melakukan evaluasi
1. Guru mengarahkan peserta didik untuk menulis rangkuman hasil pembelajaran
mengenai perbandingan teks cerita fiksi dalam novel
dan hasil produksi teks cerita fiksi dalam novel sesuai dengan hasil
presentasi dan pembahasan bersama.
2. Guru memberikan kuis berkenaan dengan aspek
pengetahuan dan keterampilan.
3. Guru memberikan arahan kegiatan berikutnya dan
tugas pengayaan
4. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan memberikan pesan agar peserta didik
selalu belajar.
|
20 menit
115 menit
45 menit
|
I.
Penilaian
1.
Teknik penilaian: pengamatan dan tes tertulis
2.
Prosedur penilaian:
1.
Penilaian Proses
1.1.
Pengamatan
(sikap)
No.
|
Aspek yang Dinilai
|
Teknik Penilaian
|
Waktu Penilaian
|
Instrumen Penilaian
|
Ket.
|
1.
|
Spiritual
(Religius)
|
Pengamatan
|
Selama
pembelajaran dan saat diskusi
|
Lembar Pengamatan
|
|
2.
|
Disiplin
|
Kisi-kisi penilaian
No.
|
Aspek
|
Indikator
pencapaian
|
Skor (TIDAK
PERNAH)
1
|
Skor
(KADANG-KADANG)
2
|
Skor
(SERING)
3
|
Skor
(SELALU)
4
|
1.
|
Spiritual
(Religius)
|
Mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
a. Berdoa sebelum dan sesudah
menjalankan sesuatu.
b. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang
dianut.
c. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu.
d. Memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa
e.
Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha
Esa
|
|
|
|
|
2.
|
Peduli
|
Menunjukkan sikap peduli
dalam mengerjakan tugas secara kelompok
a. Membantu bila ada teman yang kesulitan
b.
Membantu
bila guru membutuhkan bantuan dalam kegiatan pembelajaran
c.
Membuang
sampah yang ada di kelas
d.
Memperhatikan
presentasi teman dengan saksama
Menjenguk teman yang sakit
|
|
|
|
|
Petunjuk Penskoran tiap aspek sikap :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai
4
Perhitungan skor akhir menggunakan modus.
2.
Penilaian Hasil
2.1.Tes Tertulis (kuis) (pengetahuan)
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Penilaian
|
Instrumen
|
1.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah membandingkan teks cerita fiksi dalam novel
|
Tes tertulis (kuis)
|
Isian
|
1.
Langkah membandingkan cerita fiksi dalam novel yang pertama adalah…
2. Secara
umum, perbandingan cerita fiksi dalam novel
dapat diarahkan pada perbandingan…dan… .
3. Cerita
fiksi dalam novel harus bersifat…
4.
Sebelum membandingkan cerita fiksi dalam novel hendaknya harus memahami dulu teori
mengenai …dan…
5.
Menganalisis perbedaan isi adalah langkah perbandingan yang … .
|
2.
Mengungkapkan kembali langkah-langkah
memproduksi teks cerita fiksi
dalam novel
|
Tes tertulis (kuis)
|
Isian
|
6.Langkah pertama saat
memproduksi cerita fiksi dalam novel
adalah… .
7.
Menetapkan tujuan cerita fiksi dalam novel adalah langkah produksi nomor… .
8.
Langkah terpenting dalam produksi cerita
fiksi dalam novel adalah… .
9.
Langkah yang tidak harus dilaksanakan adalah
langkah … .
10. Cerita
fiksi dalam novel sebaiknya menggunakan bahasa Indonesia yang… .
|
Jawaban
1.
Membaca/ mengamati dua teks secara
saksama
2.
Isi dan bahasa
3.
Faktual
4.
Struktur isi dan kaidah bahasa
5.
Terakhir
6.
Menetapkan tema teks
7.
Dua
8.
Menuliskan isi teks secara urut sesuai struktur isi
teks dan kaidah bahasa
9.
Memperbaiki bila ada ketidaksesuaian bahasa dan isi
10.baku/ ilmiah dan komunikatif
Pedoman Penskoran
Soal nomor 1
- 10
Aspek
|
Skor
|
Peserta
didik menjawab benar
|
10
|
Peserta
didik menjawab tidak lengkap
|
7
|
Peserta
didik menjawab salah
|
3
|
Peserta
didik tidak menjawab
|
0
|
2.2.Tes
praktik-proyek ( keterampilan )
Produksilah
teks cerita fiksi dalam novel yang
koheren!
Rubrik
Penilaian Keterampilan menulis (produksi) Teks cerita fiksi dalam novel
No.
|
Aspek
|
Deskripsi
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Ketepatan pemilihan tema (topik)
sesuai struktur isi teks cerita
fiksi dalam novel
|
Sudah tepatkah pemilihan tema
(topik) teks sesuai struktur isi teks cerita fiksi dalam novel?
|
|
|
2.
|
Ketepatan penulisan sesuai
struktur isi dan bahasa teks cerita
fiksi dalam novel
|
Sudah tepatkah penulisan teks
sesuai struktur isi dan bahasa teks cerita fiksi dalam novel?
|
|
|
3.
|
Ketepatan penggunaan bahasa dan
ejaan
|
Apakah penggunaan bahasa dalam
menulis teks cerita fiksi dalam
novel sesuai kaidah dan EYD?
|
|
|
Lampiran 1 Lembar Pengamatan
PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran :
...............................................................
Kelas/ Semester :
...............................................................
Tahun Ajaran :
...............................................................
Waktu pengamatan :
...............................................................
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
No.
|
Nama Siswa
|
Spiritual (Religius)
|
Peduli
|
||||||
TP
|
K
|
SR
|
SL
|
TP
|
K
|
SR
|
SL
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
No comments:
Post a Comment