Bab 1 Belajar pada Kehidupan Fauna
Membangun Konteks
Sumber: www.anneahira.com
Gambar 1.1 Binatang di hutan
Percayakah kamu bahwa belajar itu
tidak hanya pada manusia? Kita dapat
belajar pada apa yang ada di bumi,
misalnya, belajar pada alam, tumbuhan,
atau binatang. Keseluruhan kehidupan
jenis tumbuh-tumbuhan suatu habitat
disebut flora, sedangkan keseluruhan
kehidupan jenis binatang disebut fauna.
Pada pelajaran Bab I ini kamu akan diajak
memahami dan mencermati teks cerita
fabel. Tokoh pada cerita fabel biasanya
binatang. Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga
mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia.
Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai
sifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji.
Mereka ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin
menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga
kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat
belajar pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu
sarana yang potensial dalam menanamkan nilainilai
moral. Kamu dapat belajar dan mencontoh
karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar
kamu memiliki sifat terpuji.
Bagaimana sikap kamu terhadap binatangbinatang
ciptaan Tuhan itu? Binatang-binatang itu merupakan bagian dari ekosistem yang dapat
menyeimbangkan siklus alam. Oleh karena itu,
kamu harus menyayangi binatang-binatang di
sekitarmu, baik binatang piaraan, binatang ternak,
maupun binatang yang dilindungi.
Satu dari banyak binatang yang memiliki sifat
baik adalah gajah. Tentu kamu semua pernah melihat gajah, bukan? Jika belum pernah melihatnya secara langsung, kamu dapat
pergi ke kebun binatang. Jika tidak mungkin melihatnya secara langsung, kamu
juga dapat melihatnya di televisi, buku, atau internet. Gajah termasuk binatang
yang dilindungi. Kita wajib melindunginya agar tidak punah sehingga ekosistem
alam ini berjalan dengan baik. Binatang-binatang tersebut merupakan bagian dari
ekosistem di lingkungan kita yang berhubungan satu dengan lainnya. Sebelum kamu
mendiskusikan teks cerita fabel, bacalah puisi “Gajah” berikut ini.
Di kebun binatang atau dalam buku sekolah?
Binatang ini badannya besar sekali
Dan lihatlah, juga teramat tinggi
Kedua telinganya lebar melambai-lambai
Hidungnya panjang, bernama belalai
Tapi matanya kecil dan tampak tidak sesuai
Kedua gadingnya tampak pula terjulai
Gajah itu sampai empat meter tingginya
Aduh aduh, bukan kepalang tingginya
Dapatkah engkau menerka berapa berat badannya?
Enam ribu kilogram kira-kira berat tubuhnya
Belalai itu amatlah kuatnya
Kayu yang besar dapat diangkatnya
Tapi juga untuk menghisap air dan mengambil makanan
Lalu ke dalam mulutnya dia masukkan
Gajah itu tinggal di hutan berkawan-kawan
Di Afrika, India, dan Sumatera bagian selatan
Bila sudah jinak pandailah dia bermain di sirkus
Misalnya menari-nari atau berdiri di atas dua kaki
Sumber: http://taufiqismail.com/perkenalkan-saya-binatang/159-gajah
Untuk melihat dan memaknai isi puisi itu, berdiskusilah dengan teman dan guru
dengan cara membuat beberapa pertanyaan tentang puisi itu. Ajukanlah pertanyaanmu
kepada teman atau gurumu. Puisi tersebut sesungguhnya memperlihatkan bahwa
binatang yang diwakili gajah dapat bekerja sama dengan manusia. Gajah dapat
berperan dalam acara sirkus sesuai dengan keinginan manusia. Hal itu memperlihatkan
harmonisasi antara manusia dan binatang dalam kehidupan.
Dalam kehidupan harmonis dibutuhkan interaksi yang baik antara seseorang dan
orang lain. Kehidupan harmonis harus dijaga agar tidak terjadi konflik di masyarakat.
Oleh karena itu, nilai-nilai kebenaran, perbuatan terpuji, dan kerja sama senantiasa
harus diutamakan.
Kerja sama seperti yang dilakukan oleh semut pada Gambar 1.3 sesungguhnya
sudah dilakukan masyarakat Indonesia. Kita sering menyebut bekerja secara
bersama itu dengan istilah gotong-royong, yang maknanya lebih luas daripada saling
membantu.
Untuk mengawali pemahaman tentang kehidupan harmonis, amatilah kehidupan
di sekitar tempat tinggalmu, kemudian jawab dan diskusikanlah pertanyaan berikut.
1. Apakah di sekitar tempat tinggalmu kegiatan saling membantu seperti gotong
royong sering dilakukan? Sebutkanlah kegiatan saling membantu yang
dilakukan warga di sekitar tempat tinggalmu!
2. Apakah kamu biasa membantu orang tua, guru, atau teman?
3. Dalam hal apa kamu membantu teman?
4. Mengapa kamu harus membantu teman?
5. Apakah kamu bisa hidup dengan baik tanpa bantuan orang tua, guru, atau
teman?
6. Apa akibatnya jika kamu tidak mau membantu orang-orang di sekitarmu?
Setelah memahami dan menyelesaikan pembelajaran pada Bab I, kamu diharapkan
mengetahui ciri, struktur, dan unsur kebahasaan yang ada di dalam teks cerita fabel.
Setelah itu, kamu diharapkan mampu menghasilkan teks cerita fabel yang panjangnya
sekitar 16—25 kalimat sesuai dengan ciri, struktur, dan unsur kebahasaan yang
dimilikinya. Selain itu, kamu juga diharapkan dapat menerapkan sikap spiritual dan sikap
sosial yang tercermin di dalam pembelajaran ini.
buku pegangan siswa bahasa Indonesia kelas VIII
Membangun Konteks
Sumber: www.anneahira.com
Gambar 1.1 Binatang di hutan
Percayakah kamu bahwa belajar itu
tidak hanya pada manusia? Kita dapat
belajar pada apa yang ada di bumi,
misalnya, belajar pada alam, tumbuhan,
atau binatang. Keseluruhan kehidupan
jenis tumbuh-tumbuhan suatu habitat
disebut flora, sedangkan keseluruhan
kehidupan jenis binatang disebut fauna.
Pada pelajaran Bab I ini kamu akan diajak
memahami dan mencermati teks cerita
fabel. Tokoh pada cerita fabel biasanya
binatang. Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga
mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia.
Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai
sifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji.
Mereka ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin
menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga
kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat
belajar pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu
sarana yang potensial dalam menanamkan nilainilai
moral. Kamu dapat belajar dan mencontoh
karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar
kamu memiliki sifat terpuji.
Bagaimana sikap kamu terhadap binatangbinatang
ciptaan Tuhan itu? Binatang-binatang itu merupakan bagian dari ekosistem yang dapat
menyeimbangkan siklus alam. Oleh karena itu,
kamu harus menyayangi binatang-binatang di
sekitarmu, baik binatang piaraan, binatang ternak,
maupun binatang yang dilindungi.
Satu dari banyak binatang yang memiliki sifat
baik adalah gajah. Tentu kamu semua pernah melihat gajah, bukan? Jika belum pernah melihatnya secara langsung, kamu dapat
pergi ke kebun binatang. Jika tidak mungkin melihatnya secara langsung, kamu
juga dapat melihatnya di televisi, buku, atau internet. Gajah termasuk binatang
yang dilindungi. Kita wajib melindunginya agar tidak punah sehingga ekosistem
alam ini berjalan dengan baik. Binatang-binatang tersebut merupakan bagian dari
ekosistem di lingkungan kita yang berhubungan satu dengan lainnya. Sebelum kamu
mendiskusikan teks cerita fabel, bacalah puisi “Gajah” berikut ini.
Di kebun binatang atau dalam buku sekolah?
Binatang ini badannya besar sekali
Dan lihatlah, juga teramat tinggi
Kedua telinganya lebar melambai-lambai
Hidungnya panjang, bernama belalai
Tapi matanya kecil dan tampak tidak sesuai
Kedua gadingnya tampak pula terjulai
Gajah itu sampai empat meter tingginya
Aduh aduh, bukan kepalang tingginya
Dapatkah engkau menerka berapa berat badannya?
Enam ribu kilogram kira-kira berat tubuhnya
Belalai itu amatlah kuatnya
Kayu yang besar dapat diangkatnya
Tapi juga untuk menghisap air dan mengambil makanan
Lalu ke dalam mulutnya dia masukkan
Gajah itu tinggal di hutan berkawan-kawan
Di Afrika, India, dan Sumatera bagian selatan
Bila sudah jinak pandailah dia bermain di sirkus
Misalnya menari-nari atau berdiri di atas dua kaki
Sumber: http://taufiqismail.com/perkenalkan-saya-binatang/159-gajah
Untuk melihat dan memaknai isi puisi itu, berdiskusilah dengan teman dan guru
dengan cara membuat beberapa pertanyaan tentang puisi itu. Ajukanlah pertanyaanmu
kepada teman atau gurumu. Puisi tersebut sesungguhnya memperlihatkan bahwa
binatang yang diwakili gajah dapat bekerja sama dengan manusia. Gajah dapat
berperan dalam acara sirkus sesuai dengan keinginan manusia. Hal itu memperlihatkan
harmonisasi antara manusia dan binatang dalam kehidupan.
Dalam kehidupan harmonis dibutuhkan interaksi yang baik antara seseorang dan
orang lain. Kehidupan harmonis harus dijaga agar tidak terjadi konflik di masyarakat.
Oleh karena itu, nilai-nilai kebenaran, perbuatan terpuji, dan kerja sama senantiasa
harus diutamakan.
Kerja sama seperti yang dilakukan oleh semut pada Gambar 1.3 sesungguhnya
sudah dilakukan masyarakat Indonesia. Kita sering menyebut bekerja secara
bersama itu dengan istilah gotong-royong, yang maknanya lebih luas daripada saling
membantu.
Untuk mengawali pemahaman tentang kehidupan harmonis, amatilah kehidupan
di sekitar tempat tinggalmu, kemudian jawab dan diskusikanlah pertanyaan berikut.
1. Apakah di sekitar tempat tinggalmu kegiatan saling membantu seperti gotong
royong sering dilakukan? Sebutkanlah kegiatan saling membantu yang
dilakukan warga di sekitar tempat tinggalmu!
2. Apakah kamu biasa membantu orang tua, guru, atau teman?
3. Dalam hal apa kamu membantu teman?
4. Mengapa kamu harus membantu teman?
5. Apakah kamu bisa hidup dengan baik tanpa bantuan orang tua, guru, atau
teman?
6. Apa akibatnya jika kamu tidak mau membantu orang-orang di sekitarmu?
Setelah memahami dan menyelesaikan pembelajaran pada Bab I, kamu diharapkan
mengetahui ciri, struktur, dan unsur kebahasaan yang ada di dalam teks cerita fabel.
Setelah itu, kamu diharapkan mampu menghasilkan teks cerita fabel yang panjangnya
sekitar 16—25 kalimat sesuai dengan ciri, struktur, dan unsur kebahasaan yang
dimilikinya. Selain itu, kamu juga diharapkan dapat menerapkan sikap spiritual dan sikap
sosial yang tercermin di dalam pembelajaran ini.
buku pegangan siswa bahasa Indonesia kelas VIII
No comments:
Post a Comment