1. Unsur Dasar dalam Menganalisis Puisi
Sebagai suatu totalitas yang dibentuk oleh unsur intrinsik tertentu,
puisi dapat dibagi dalam beberapa lapis yang meliputi hal-hal
berikut.
a. Terdapatnya sense atau makna dalam suatu puisi, pada dasarnya
akan berhubungan dengan gambaran dunia atau makna puisi
secara umum yang ingin diungkapkan penyairnya. Dalam
analisis puisi, keberadaan makna tersebut akan membuahkan
pertanyaan, "Apa yang ingin dikemukakan penyair lewat puisi
yang diciptakan ini?"
b. Subject matter adalah pokok pikiran yang dikemukakan penyair
lewat puisi yang diciptakannya. Jika sense berhubungan dengan
gambaran makna dalam puisi secara umum, subject matter
berhubungan dengan satuan-satuan pokok pikiran tertentu yang
secara khusus membangun sesuatu yang diungkapkan penyair.
Oleh sebab itu, dalam analisis lapis makna puisi, pembaca
akan menampilkan pertanyaan, Pokok-pokok pikiran apa
yang diungkapkan, sejalan dengan sesuatu yang secara umum
dikemukakan penyairnya?
c. Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya.
Hal itu mungkin saja terkandung dalam lapis
makna puisi sejalan dengan terdapatnya pokok pikiran dalam
puisi.
d. Tone adalah sikap penyair terhadap pembaca sejalan dengan
pokok pikiran yang ditampilkannya. Hal yang demikian
mungkin saja terjadi, contohnya sewaktu Anda berbicara
masalah cinta maupun tentang cinta itu sendiri kepada kekasih Anda, akan berbeda dengan sewaktu Anda berbicara kepada
teman. Dalam rangka menganalisis feeling dan tone pada suatu
puisi, pembaca akan berhubungan dengan upaya pencarian
jawaban atas pertanyaan. Bagaimanakah sikap penyair terhadap
pokok pikiran yang ditampilkannya? Serta bagaimanakah sikap
penyair terhadap pembaca?
Jawaban yang diperoleh mungkin akan berupa sikap
keterharuan, kesedihan, keriangan, semangat, masa bodoh,
menggurui, atau berbagai macam sikap lainnya sejalan dengan
keanekaragaman sikap manusia dalam menyikapi kenyataan
yang dihadapinya.
e. Totalitas makna adalah keseluruhan makna yang terdapat dalam
suatu puisi. Penentuan totalitas makna puisi didasarkan atas
pokok-pokok pikiran yang ditampilkan penyair, sikap penyair
terhadap pokok pikiran, serta sikap penyair terhadap pembaca.
Hasil rangkuman dari keseluruhannya itu akan membuahkan
totalitas makna dalam suatu puisi. Hal ini berbeda dengan sense
yang hanya memberikan gambaran secara umum saja kepada
pembaca.
f. Tema adalah ide dasar dari suatu puisi yang menjadi inti dari
keseluruhan makna puisi. Tema berbeda dengan pandangan moral
meskipun tema itu dapat berupa sesuatu yang memiliki nilai
rohaniah. Hal itu disebut tidak sama dengan pandangan moral
maupun amanat. Ini karena tema hanya dapat diambil dengan
jalan menyimpulkan dasar yang terdapat di dalam totalitas
makna puisi. Adapun pandangan moral atau message dapat saja berada di dalam butir-butir pokok pikiran yang ditampilkannya.
Dengan kata lain, bidang cakupan tema lebih luas daripada
pandangan moral maupun message.
2. Tahap Kegiatan dalam Analisis Makna Puisi
Tahap kegiatan dalam menganalisis makna puisi pada dasarnya
merupakan tahap lanjutan dari kegiatan menganalisis bangun struktur
puisi. Meskipun demikian, kegiatan analisis makna puisi dapat juga
dilaksanakan secara terpisah dan hanya pada pengidentifikasian
serta pembagiannya lebih mudah.
Tahap kegiatan yang harus ditempuh pembaca saat menganalisis
lapis makna puisi dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Bacalah puisi yang telah dipilih secara berulang-ulang.
b. Berusaha memahami makna yang terkandung dalam judul puisi.
c. Berusaha memahami gambaran makna yang ditampilkan penyair
secara umum.
d. Menetapkan kata-kata yang termasuk dalam kategori lambang
dan kata-kata yang termasuk dalam kategori simbol maupun
utterance.
e. Berusaha memahami makna setiap simbol puisi yang menjadi
objek analisis.
f. Berusaha memahami makna yang terdapat dalam setiap baris
puisi.
g. Berusaha memahami hubungan makna antara baris puisi yang satu
dengan baris puisi lainnya.
h. Berusaha memahami satuan-satuan pokok pikiran baik yang
terkandung dalam sekelompok baris maupun satuan pokok
pikiran yang terdapat dalam bait. Perlu diperhatikan dengan
baik bahwa pokok pikiran atau subject matter, meskipun umumnya tertuang dalam bait, sering kali juga tertuang dalam sekelompok
baris. Hal ini terjadi jika penyair tidak memberikan penanda bait
sebagai penanda satuan pikiran yang ditampilkannya.
i. Berusaha memahami sikap penyair terhadap pokok pikiran yang
ditampilkannya.
j. Berusaha memahami sikap penyair terhadap pembaca sewaktu
menampilkan pokok-pokok pikirannya. Merangkum hasil pemahaman
pokok pikiran, sikap penyair terhadap pokok pikiran,
serta sikap penyair terhadap pembaca dalam satu paragraf atau
lebih sesuai dengan jumlah pokok pikiran yang ada dengan
menggunakan bahasa pembaca sendiri. Pada tahap ini, pembaca
pada dasarnya telah sampai pada tahap menganalisis totalitas
makna puisi.
Tahapan kerja tersebut tentu saja masih bersifat lentur, dalam
arti masih bisa ditambah atau dikurangi. Selain itu, tahapan kerja
bukanlah berlangsung secara benar-benar terpisah karena dalam
pelaksanaannya, batas antara tahap yang satu dengan yang lain
sering kali kabur. Akan tetapi, sebagai pedoman, tahap kerja analisis
lapis makna puisi tersebut sangat baik untuk dilaksanakan.
sumber: BSE
No comments:
Post a Comment