Paragraf
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah paragraf (dari bahasa
Yunani paragraphos, "menulis di
samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu
jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai
dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang
dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah
ditandai olehpilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya
terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat
pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih
spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf
berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan.
Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung
dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini
umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat
sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau
banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan
setiap kali orang yang dikutip berganti.
Kerangka paragraf
§
Dimulai dengan kalimat topik yang menyatakan gagasan
utama paragraf.
§
Memberikan detail pendukung untuk mendukung gagasan
utama.
§
Ditutup dengan kalimat penutup yang menyatakan kembali
gagasan utama.
Macam-macam paragraf
Paragraf dibagi menurut
jenis dan letak kalimat utamanya
Berdasarkan
jenisnya
§
Narasi adalah paragraf yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada
palaku, dan ada waktu kejadian. Contoh:
Anak itu berjalan cepat
menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan memergoki
kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut
ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di
hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah
perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu
tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor
singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia
terjatuh tak sadarkan diri.
§
Deskripsi adalah paragraf yang
menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau
merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa
orang, benda, atau tempat.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai.
Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning
nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal.
Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
§
Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan
suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan
bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi. Contoh:
Bahtsul masail sendiri
merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di pesantren. Di dalamnya,
dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan tinjauan keagamaan
secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar
topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat
tentang persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa
bahtsul masail sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan
aspirasi masyarakat melalui perspektif agama.
§
Argumentasi adalah paragraf yang
mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada pendapat dan
ada alasannya. Contoh:
Keberhasilan domain itu
memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut hal yang sangat
rumit, bahkan terkait dengan "meta penampilan" siswa yang
kadang-kadang tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan
pengorbanan, sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang,
Singapura, dan Malaysia. Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar
dan berkarakter.
§
Persuasi adalah paragraf yang
mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.
Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu. Contoh:
Sebaiknya pemerintah
melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara tiap tahun
membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest house. Pemerintah juga selalu
menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan, membeli alat tulis kantor
(ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang dimiliki tidak
cukup untuk itu.
Berdasarkan
letak kalimat utamanya
§
Paragraf deduktif adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk
diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan
dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya membuka usaha baru.
§
Paragraf Induktif adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan
kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu
generalisasi, analogi, dan kausalitas.
♦ Generalisasi adalah pola pengembangan
paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan
yang bersifat umum. Contoh:
Setelah karangan anak-anak
kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai
delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan
tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak
kelas tiga cukup pandai mengarang.
Yang menjadi penjelasannya
di atas adalah:
1. Pemerolehan nilai Ali,
Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan
peristiwa khusus.
2. Peristiwa khusus itu kita
hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.
3. Kesimpulan atau pendapat
yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
4. Kesimpulan bahwa anak kelas
tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan
anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya
mendapat nilai enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan,
kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga
pandai mengarang.
♦ Analogi adalah pola penyusunan
paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini
berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka
akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:
Alam semesta berjalan
dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang
yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda
mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit
itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar
rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat
yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan
ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf di atas,
penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya,
yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula
penciptanya. Jika manusia sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian
pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti sangat sayang kepada
ciptaan-ciptaan-Nya itu.
♦ Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola
penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki pola hubungan
sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala atau Rini
pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas,
yaitu sebab-akibat, akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.
§
Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari
peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai
akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:
Era Reformasi tahun pertama
dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati. Pertanian,
perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi
nasional pun meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran
dunia menghasilkan devisa bermiliar dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian,
kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia semakin mantap sekarang
ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era
Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan
syarat yang kurang lunak untuk membiayai pembangunan.
Hal penting yang perlu kita
perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan dalam
menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
§
Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai
dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis
untuk mencari penyebabnya. Contoh:
Kemarin Badu tidak masuk
kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat.
Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.
§
Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat
menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang
menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa
akibat. Contoh:
Mulai tanggal 17 Januari
2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah,
premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah
ingin mengurangi subsidi dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali
berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik, sudah barang tentu biaya
angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang
pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus
diperhitungkan. Naiknya harga barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat.
Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi dengan usaha menaikkan
pendapatan masyarakat.
§
Paragraf Campuran adalah paragraf yang
dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti
kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari
manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan
manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang
sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa
maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
§
Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak
memiliki kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau
tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak
orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat
karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat
terbang dan hinggap di kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu
oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum sambil beristirahat dan berkelakar.
No comments:
Post a Comment