Tata Makna




A.       Makna Leksikal dan Makna Gramatikal
Makna leksikal ialah makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata yang lainnya dalam sebuah struktur (frase klausa atau kalimat).
Contoh:
rumah                    : bangunan untuk tempat tinggal manusia
makan                   : mengunyah dan menelan sesuatu
makanan               : segala sesuatu yang boleh dimakan
Makna leksikal kata-kata tersebut dimuat dalam kamus. Makna gramatikal (struktur) ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).
Contoh:
berumah                               : mempunyai rumah
rumah-rumah       : banyak rumah
rumah makan      : rumah tempat makan
rumah ayah          : rumah milik ayah

B.       Makna Denotasi dan Konotasi
Makna denotatif (referensial) ialah makna yang menunjukkan langsung pada acuan atau makna dasarnya.
Contoh:
merah                    : warna seperti warna darah.
ular                         : binatang menjalar, tidak berkaki, kulitnya bersisik.
Makna konotatif (evaluasi) ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya yang berupa nilai rasa atau gambar tertentu.
Contoh:
Makna dasar                                                                                       Makna tambahan
(denotasi)                                                                                                  (konotasi)
merah    : warna  ………………………………………………………….             berani; dilarang
ular         : binatang ……………………………………………………….           menakutkan/ berbahaya
Makna dasar beberapa kata misalnya: buruh, pekerjaan, pegawai, dan karyawan, memang sama, yaitu orang yang bekerja, tetapi nilai rasanya berbeda. Kata buruh dan pekerja bernilai rasa rendah/ kasar, sedangkan pegawai dan karyawan bernilai rasa tinggi.
Konotasi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif.
Contoh:
Konotasi positif                                                                                   Konotasi negatif
suami istri                                                                                            laki bini
tunanetra                                                                                              buta
pria                                                                                                        laki-laki
Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam karya sastra.

C.       Hubungan Makna
1.       Sinonim
Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama.
Contoh:
a.       yang sama maknanya
sudah  -  telah
sebab  -  karena
amat    -  sangat
b.       yang hampir sama maknanya
untuk – bagi – buat – guna
cinta – kasih – sayang
melihat – mengerling – menatap – menengok
2.       Antonim
Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.
Contoh:
besar     ><            kecil
ibu          ><           bapak
bertanya                ><           menjawab
3.       Homonim
Homonim ialah dua kata atau lebih yang ejaannya sama, lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh:
bisa I      : racun
bisa II     : dapat
kopi I      : minuman
kopi II     : salinan
4.       Homograf
Homograf adalah dua kata atau lebih yang tulisannya sama, ucapannya berbeda, dan maknanya berbeda.
Contoh:
tahu        :  makanan
tahu        :  paham
teras       :  inti kayu
teras       :  bagian rumah
5.       Homofon
Homofon ialah dua kata atau lebih yang tulisannya berbeda, ucapannya sama, dan maknanya berbeda.
Contoh:
bang dengan bank
masa dengan massa
6.       Polisemi
Polisemi ialah suatu kata yang memilki makna banyak.
Contoh:
a.       Didik jatuh dari sepeda.
b.       Harga tembakau jatuh.
c.        Peringatan HUT RI ke-55 jatuh hari Minggu.
d.       Setiba di rumah dia jatuh sakit.
e.       Dia jatuh dalam ujiannya.
7.       Hiponim
Hiponim ialah kata-kata yang tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinatnya/ hipernim (kelas atas).
Contoh:                  Kata bunga merupakan superordinat, sedangkan mawar, melati, anggrek, flamboyan, dan sebagainya merupakan hiponimnya. Hubungan mawar, melati, anggrek, dan flamboyan disebut kohiponim.

D.       Makna Idiomatis
Idiom ialah ungkapan bahasa berupa gabungan kata (frase) yang maknanya sudah menyatu dan tidak dapat ditafsirkan dengan unsur makna yang membentuknya.
Contoh:
                    (1)           selaras dengan                                                           (2)       membanting tulang
insaf akan                                                                                 bertekuk lutut
 berbicara tentang                                                                   mengadu domba
Pada contoh (1) terlihat bahwa kata tugas dengan, akan, tentang, dengan kata-kata yang digabungkannya merupakan ungkapan tetap. Jadi, tidak tepat jika diubah atau digantikan, misalnya menjadi:
                                                selaras tentang
                insaf dengan
                berbicara akan
Demikian pula contoh (2), idiom-idiom tersebut tidak dapat diubah misalnya menjadi:
                membanting kulit
                bertekuk paha
                mengadu kambing

E.       Perubahan Makna
1.       Perluasan Makna (generalisasi)
Perluasan makna ialah perubahan makna dari yang lebih khusus atau sempit ke yang lebih umum atau luas. Cakupan makna baru tersebut lebih luas daripada makna lama.
Contoh:
Makna lama                                                                         Makna baru
Bapak: orang tua laki-laki  ……………………………..      semua orang laki-laki yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi.
Saudara: anak yang sekandung ……………………..          semua orang yang sama umur/ derajat.

2.       Penyempitan Makna (Spesialisasi)
Penyempitan makna ialah perubahan makna dari yang lebih umum/ luas ke yang lebih khusus/ sempit. Cakupan baru/ sekarang lebih sempit daripada makna lama (semula).
Contoh:
Makan lama:                                                                        Makna baru:
Sarjana                  : cendikiawan       ……………….            lulusan perguruan tinggi
Pendeta                 : orang yang berilmu   ………..            guru Kristen
Madrasah              : sekolah               ……………..              sekolah agama Islam
3.       Peninggian Makna (ameliorasi)
Peninggian makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna yang baru dirasakan lebih tingg/ hormat/ halus/ baik nilainya daripada makna lama.
Contoh:
Makna lama:                                                                        Makna baru:
Bung      : panggilan kepada orang laki-laki  ………      panggilan kepada pemimpin
Putra      : anak laki-laki                      ………………….         lebih tinggi daripada anak
4.       Penurunan Makna (Peyorasi)
Penurunan makna ialah perubahan makna yang mengakibatkan makna baru dirasakan lebih rendah/ kurang baik/ kurang menyenangkan nilainya daripada makna lama.
Contoh:
Makna Lama:                                                                                      Makna Baru:
Bini: perempuan yang sudah dinikahi …………………..   lebih rendah daripada istri/ nyonya
                Bunting: mengandung      ……………………                        lebih rendah dari kata hamil
5.        Persamaan (asosiasi)
Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat antara makna lama dan makna baru.
Contoh:
Makna Lama:                                                                                      Makna Baru:
Amplop  : sampul surat     ………………………………………….               Uang sogok
Bunga    : kembang            ………………………………………….               gadis cantik
Mencatut: mencabut dengan catut  ……………………………..             menarik keuntungan
6.       Pertukaran (sinestesia)
Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.
Contoh:
                suaranya terang sekali      (pendengaran penglihatan)
                rupanya manis                     (penglihat perasa)
                namanya harum                  (pendengar pencium)

F.        Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum ialah kata yang luas ruang lingkupnya dan dapat mencakup banyak hal, sedangkan kata khusus ialah kata yang sempit/ terbatas ruang lingkupnya.
Contoh:
Umum       :       Darta menggendong adiknya sambilmembawa buku dan sepatu.
Khusus      :       Darta menggendong adiknya sambilmengapit buku dan sepatu.
Umum       :       Bel berbunyi panjang tanda pelajaran habis.
Khusus      :       Bel berdering panjang tanda pelajaran habis.



No comments:

Post a Comment