A
Ada air, adalah ikan. Ada negeri tentulah ada rakyatnya. |
Ada aku dipandang hadap, tiada aku dipandang belakang. Kasih sayang hanya waktu berhadapan saja, setelah berjauhan lalu dilupakan. |
Ada angin, ada pokoknya (= pohonnya). Segala sesuatu mestilah ada asal mulanya. |
Ada asap ada api Beberapa hal di dunia ini amat sulit atau bahkan mustahil disembunyikan |
Ada bangkai, adalah hering. Ada perempuan jahat, adalah lelaki jahat yang mengunjunginya. |
Ada batang mati, adalah cendawan tumbuh. Di mana juga kita tinggal, akan ada rezeki kita. |
Ada batang, cendawan tumbuh. Tiap-tiap negeri ada undang-undang dan adat resamnya masing-masing. |
Ada beras, taruh dalam padi. Rahasia hendaklah disimpan baik-baik. |
Ada biduk, serempu pula. Tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki. |
Ada bukit, ada paya. Ada baik, ada jahat; ada miskin, ada kaya. |
Ada bunga, ada lebah Orang yang kaya akan digerogoti oleh teman-temannya. |
Ada gula, ada semut. Di tempat orang mudah mendapat rezeki, banyaklah orang berkumpul. |
Ada hari, ada nasi. Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki. |
Ada hujan ada panas, ada hari boleh balas. Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga. |
Ada jarum hendaklah ada benangnya. Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya. |
Ada kerak, ada nasi. Tiap-tiap suatu kejadian itu tentu ada bekasnya. |
Ada laut, ada perampok. Tiap-tiap suatu itu ada pasangannya. |
Ada nasi di balik kerak. Masih ada sesuatu yang belum diselesaikan atau belum diperhatikan. |
Ada nyawa ada rezeki. Asal masih hidup, tentu akan beroleh rezeki. |
Ada padang, ada belalang Ada negeri tentulah ada rakyatnya. |
Ada padi masak, adalah pipit. Di tempat orang mudah mendapat rezeki, banyaklah orang berkumpul. |
Ada padi semua kerja jadi, ada beras semua kerja deras. Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai. |
Ada padi, segala menjadi. Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai. |
Ada paha ada kaki, ada nyawa ada rezeki. Ssetiap orang mempunyai rezeki dan jodohnya sendiri. |
Ada pasang surutnya. Untung dan malang tidak tetap. |
Ada persembahan ada kurnia. Berbuat baik dibalas baik. |
Ada rotan , ada duri. Dalam kesenangan tentu ada kesusahannya. |
Ada rupa, ada harga. Harga barang menurut rupanya (= keadaannya). |
Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan. Baik derita dan bahagia dirasakan bersama-sama. |
Ada sampan hendak berenang. Sengaja bersusah payah. |
Ada seperti tampaknya apung-apung. Barang yang dihajati telah ada tetapi belum tentu dapat diambil atau dipakai. |
Ada sirih hendak makan sepah. Ada yang baik, hendakkan yang buruk. |
Ada tangga hendak memanjat tiang. Berbuat sesuatu dengan tidak menurut aturan. |
Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Melakukan sesuatu yang baik jika ada maunya saja. |
Ada uang abang disayang, tak ada uang abang payah. Seorang yang mampu mencukupi kebutuhan keluarganya akan dipuji banyak orang, tetapi jika ia tidak mampu akan banyak mendapat caci maki. |
Ada ubi ada batas, ada masa boleh balas. Perbuatan jahat itu sewaktu-waktu akan mendapat balasan juga. |
Ada ubi ada talas, ada budi ada balas. Berbuat baik dibalas baik, berbuat jahat dibalas jahat. |
Ada udang di balik batu Ada maksud yang teersembunyi. |
Adakah buaya menolak bangkai Tiada orang yang akan melewatkan rezeki yang sudah di depan mata. |
Adakah dari telagabyang jernih itu mengalir air yang keruh. Didalam jiwa orang yang baik tidak pernah ada niat yang jahat. |
Adakah kayu di rimba sama tinggi Semua yang ada di dunia ini diciptakan Tuhan dengan segala perbedaannya dengan tujuan untuk saling melengkapi. |
Adakah pernah telaga yang keruh mengalir airnya yang jernih. Sifat dari seseorang yang jahat akan tetap menurun ke dalam darah anaknya. |
Adat ayam ke lesung, adat itik ke pelimbahan Semua orang mempunyai tempat dan rezekinya sendiri-sendiri. |
Adat bersendi syarak, syarak bersendi kitabullah. Setiap perilaku haruslah mengacu pada aturan dan kaidah agama. |
Adat diisi jannji dilabuh Peraturan harus dilaksanakan, kesepakatan harus dijalankan. |
Adat diisi, lembaga dituang. Melakukan sesuatu menurut adat kebiasaan. |
Adat dipakai baru, pusaka dipakai usang. Ilmu akan berguna selama-lamanya sedangkan harta duniawi hanya akan musnah dimakan waktu. |
Adat gunung tempatan kabut. Semua permasalahan harus dicari di mana sumbernya permasalahan tersebut berasal. |
Adat hidup sandar-menyandar Setiap orang punya kewajiban untuk saling topang menopang di setiap permasalahan yang dialaminya. |
Adat hidup tolong menolong, syariat palu-memalu. Semua orang saling membutuhkan satu sama lain. |
Adat juara kalah menang, adatnya saudagar laba rugi. Setiap daerah mempunyai ciri khasnya masing-masing. |
Adat lama pusaka usang. Adat istiadat (kebiasaan) tak pernah berrubah. |
Adat lurah timbunan sarap. Orang yang berpangkat biasanya dipenuhi dengan banyak pikiran dan masalah. |
Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam. Sebagai orang muda harus belajar menahan emosi dan orang tua harus memberikan bagi yang muda. |
Adat muda menggangu rasa, adat tua menggangu ragam. Ada saatnya seseorang akan mengerti arti kehidupan setelah Dia melewati berbagai macam peristiwa hidup. |
Adat penghulu, berpandang luas beralam lapang. Karakter seorang pimpinan adalah berwawasan luas dan mampu memberikan solusi di setiap permasalahan. |
Adat periuk berkerak, adat lesung berdedak . . Tiap-tiap usaha memerlukan ketabahan dan kerajinan. |
Adat pulau limburan pasang. . Adat hidup ialah bantu-membantu, yang kaya membantu yang miskin dan yang berilmu membantu yang bodoh, yang berkuasa melindungi yang lemah. |
Adat rimba raya, siapa berani ditaati. Orang yang menyelesaikan masalah hanya menggunakan kekuatannya, bukan akalnya. |
Adat sepanjang jalan, cupak sepanjang betung . Segala perbuatan ada adat dan peraturannya masing-masing. betung = Sejenis buluh besar. |
Adat teluk timbunan kapal (= kapar). (kapar = kayuan yang hanyutt di sungai dan sebagainya). Orang yang berpangkat atau berpengaruh biasanya menjadi tempat tumpuan orang mengadukan halnya. |
Adat teluk timbunan kapal, adat muara puputan ikan. Sesuatu harus tepat meletakannya baik itu masalah sosial maupun individu, dan harus tahu kemana tempat harus bertanya. |
Adat tua menahan ragam. . Orang tua-tua terpaksalah menahan (menderita) bermacam-macam godaan yang tak menyenangkan hati karena perbuatan anak cucunya yang tiada berjalan di atas kebenaran. |
Adat yang kawi, syarak yang lazim. (kawi = kuat, sakti) Adat kebiasaan merupakan undang-undang yang berlaku dalam pergaulan dan hukum-hukum agama merupakan undang-undang negeri yang berjalan seiring. |
Adat yang menurun, syarak yang mendaki. . Adat dapat menuju kerendahan dan tidak sanggup menghadapi pergolakan masa, tetapi syarak menuju ketinggian dan dapat mengatasi segala gerakan yang menentangnya. |
Agak lebih daripada agih. . Banyak bicara, sedikit kerja. |
Agak-agak bertutur malam hari. . Mesti selalu beringat-ingat ketika memperkatakan sesuatu. |
Agama tanpa ilmu, lumpuh. Sesuatu yang saling berkaitan dan tidak dapat berjalan sendiri. |
Agih-agih kungkang . (kukang = kera kecil). Terlampau murah hati atau suka memberi, hingga menderita kesusahan sendiri. |
Agung susut, pongah masih. (agung = besar, pongah = angkuh). Kebesaran sudah hilang, tetapi keangkuhannya masih ada juga. |
Air beriak tanda tak dalam, air berguncang tanda tak penuh. Apa yang kita ucapkan dan lakukan bisa mencerminnkan seberapa pandai dan dewasa kita. |
Air beriak tanda tak dalam. . Banyak bercakap tanda tiada berilmu. |
Air besar sampan tak hanyut. . Maksud tidak tercapai. |
Air besar, batu bersibak. (sibak = cerai, menepi). Saudara dan sahabat berpecah-belah apabila timbul perselisihan besar. |
Air dalam karang menonggok, setanggi campur kemenyan , gula tertumpah pada kanji.(menonggok = melonggok, menimbun). Usaha yang berhasil baik. |
Air dalam terenang. (terenang = tempat air daripada tanah liat.) Hidup yang tenang dan tenteram. |
Air dalam, berenang (= berkumbah); air dangkal, bercebok. (kumbah = mencuci dalam air). Sesuaikanlah perbelanjaan menurut keadaan penghasilan kita. |
Air di daun keladi (= talas). . Memberi nasihat dan ajaran yang sia-sia. |
Air di tulang bumbungan, turunnya ke cucur atap. . Sesuatu itu, meskipun sedikit, akan menurut asalnya juga. |
Air dicencang tiada putus. . Dua orang yang bersaudara tidak dapat dipisahkan oleh perselisihan. |
Air didih menganak sungai . . Hiburan yang sangat mewah. |
Air digenggam tiada tiris. . Sangat berhati-hati mengeluarkan uang. |
Air diminum sembiluan. . Sangat sedih, sehingga tidak enak makan dan minum. sembiluan = rasa pedih seperti dihiris dengan sembilu. |
Air gedang menghanyutkan. (gedang = besar) Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan pekerjaan yang besar-besar. |
Air jernih, ikannya jinak. . Negeri yang aman dan teratur, rakyatnya berbudi bahasa. |
Air keruh, limbat keluar. . Negeri yang huru-hara, orang jahat mencari keuntungan. |
Air lalu kubangan tohor. (tohor = dangkal, kering.) . Penghasilan tidak cukup; habis bulan habis gaji. |
Air laut hijau siapa celup? . Kemegahan dan kemewahan tidak payah diheboh-hebohkan. |
Air mata jatuh ke dalam. . Berdukacita dengan diam-diam. |
Air mudik sungai , semua teluk diranai. (ranai = jalani (boleh jadi rranahi)). Orang pemboros berbelanja tanpa perhitungan. . |
Air orang disauk, ranting orang dipatah, adat orang diturut. . Hendaklah patuh kepada undang-undang negeri yang kita diami. |
Air pun ada pasang surutnya, takkan pasang selalu dan surut senantiasa. . Nasib manusia tidak dapat ditentukan. |
Air sama air menjadi satu, sampah ke tepi juga. . Jangan ikut campur dalam perselisihan orang bersaudara, apabila mereka berbaik kembali, kita akan tersisih ke tepi. |
Air setitik dilautkan, tanah seketul digunungkan. . Membesar-besarkan perkara yang kecil. |
Air surut kapar hilir bersama, air pasang ia tersangkut. . Di dalam usaha yang tidak menguntungkan, diajak bersama-sama, dan apabila usaha itu berhasil, ditinggalkan. |
Air susu dibalas dengan air tuba . . Kebaikan dibalas dengan kejahatan. |
Air tawar secawan dituangkan ke dalam laut, takkan dapat menghilangkan masinnya.. Pertolongan yang sedikit tidak dapat meringankan beban kesengsaraan yang besar. |
Air tenang menghanyutkan. . Orang yang pendiam itu biasanya berilmu dan dapat melakukan pekerjaan yang besar-besar. |
Air tuba dibalas dengan air susu . . Kejahatan dibalas dengan kebaikan. |
Air yang jernih, sayak yang landai. (sayak = tempurung kelapa .) Segala sesuatu berlaku dengan adil dan benar. |
Air yang keruh-keruh kerak, alamat buaya di hulunya. Daripada perkataan dapat dimaklumi niat di dalam hati. |
Air yang tenang, jangan disangka tiada berbuaya . . Orang yang diam jangan disangka pengecut. |
Akal akar berpulas tak patah. . Orang yang pandai, takkan mudah kalah dalam perdebatan. |
Akal labah-labah ; di gua buruk suka merakut. (merakut = memasang jaring). Orang jahat yang suka menipu orang. |
Akal sebagai makan nasi lecek. . Pikiran seperti anak-anak. |
Akal singkat, pendapat kurang. Orang yang masih sedikit sekali pengalamannya. |
Akal tak sekali datang, runding (= fikiran) tak sekali tiba. . Segala sesuatu tidak selesai sekali gus melainkan beransur-ansur. |
Akan dijadikan tabuh, singkat; akan dijadikan gendang , berlebih. . Ilmu pengetahuan yang serba tanggung. |
Akan memikul tiada berbahu, akan menjunjung kepala luncung. . Tiada berdaya mengerjakan sesuatu pekerjaan, karena tiada berilmu atau tidak beruang. |
Akan mengaji, surat 'lah hilang; akan bertanya, guru 'lah mati. . Dalam keadaan yang serba salah. |
Akan pembasuh kaki (= tangan). . Hadiah kepada orang yang berjasa. |
Akar terjumbai tempat siamang berpegang (= bergantung), dahan mengajur tempat tupai menegun. Daripada keterangan, orang dapat mengetahui salah atau benarnya perbuatan seseorang. |
Akik disangka batu. (Akik = sejenis batu berwarna). Sesuatu yang menghina. |
Aku alah engkaulah menang. . Tidak malu mengaku kalah. |
Aku alah, engkau tak menang. . Orang bodoh yang tak mahu mengakui kekalahannya. |
Aku nampak olah (= olak), kelibatmu sudah kutahu. Karena tingkah laku, maksudnya ketahuan. |
Alah bisa, oleh (= karena, tegal) biasa. . Apabila telah biasa melakukannya, maka tiada terasa lagi kesukarannya; pengalaman praktis lebih baik daripada teori. |
Alah di rumpun betung . Kekalahan yang belum memuaskan hati kepada pihak yang kalah. |
Alah limau oleh benalu. Orang yang lama dikalahkan oleh orang yang baru. |
Alah mahu, bertimbang enggan; cungkil merih akan pembayar. . Tidak menepati janji dan menentang balik orang yang diberinya janji itu. (merih = pembuluh nafas.) |
Alah main menang sorak. Orang yang berada dalam keadaan berimbang. |
Alah membeli, menang memakai. . Barang yang baik memang mahal, tetapi dapat lama dipakai. |
Alah menang tak tahu, bersorak boleh. . Tidak berpihak ke mana-mana dalam sesuatu perlawanan. |
Alah pinta dibuat sempena. . Biar bagaimanapun diharapkan, kalau bukan hak tidaklah diperoleh. |
Alah sabung, menang sorak. . Biarpun kalah, tetapi masih tetap tinggi juga cakapnya. |
Alang berjawab, tepuk berbalas. (alang = pemberian, hadiah). Baik dibalas dengan baik, jahat dibalas dengan jahat. |
Alang-alang berdakwat , biarlah hitam. (alang-alang = tanggung-tanggung). Berbuat sesuatu jangan kepalang tanggung. |
Alang-alang menyeluk pekasam, biar sampai ke pangkal lengan. . Kalau sudah terlanjur jahat, biarlah diperoleh hasil daripadanya. |
Alangkan baik (= elok) berbini tua, perut kenyang pengajaran (= pemanja) datang. . Orang beristeri tua biasanya beroleh kesenangan karena disayangi oleh isterinya. |
Alim bagai katak di tepi air. . Orangnya alim (banyak ilmu) tetapi dia sendiri tidak mendapat faedah daripada ilmunya itu. |
Alim biasa menghukum syarak . . Hanya orang yang alim saja yang boleh membuat hukum syarak . |
Alpa negeri alah, sia-sia hutang tumbuh. . Alpa dan lalai mengakibatkan bencana. |
Alu patah lesung hilang. Masalah pertama baru selesai sudah mendapat masalah yang baru lagi. |
Alu pencungkil duri. . Tak mungkin dilakukan; pekerjaan yang sia-sia. |
Alur bertempuh, jalan berturut. . Dilakukan menurut adat yang biasa. |
Amak berlela, amak berupa. . Banyak tabiat, banyak olehnya. (amak = terlalu banyak.) |
Ambil pati, buangkan ampas. . Yang baik dipakai, yang tak baik dibuang. |
Ambil pisau, belahlah dada. Ingin menunjukan kebenaran yang ada pada dirinya sendiri. |
Ampang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit. Melakukan hal yang baik sebaiknya dengan maksimal agar tercapai dengan sukses tujuan tersebut. |
Amra disangka kedondong . (amra = sejenis mangga). Sesuatu yang baik disangka buruk, hanya karena melihat rupanya sama dengan yang buruk. |
Anak anjing takkan menjadi anak musang jebat. . Orang yang tidak berilmu tidaklah mungkin mendapat kedudukan baik. |
Anak ayam kebasahan bulu. . Gelisah resah; menjijikkan. |
Anak badak dihambat-hambat. . Sengaja mencari bahaya (kesukaran dan sebagainya). |
Anak baik, menantu molek. . Sangat berbahagia. |
Anak di riba diletakkan, kera di hutan disusu i. . Urusan sendiri ditinggalkan karena mementingkan urusan orang lain. |
Anak halal zadah. Orang yang tidak memiliki status apapun. |
Anak haram zadah. Seorang yang terlahir karena perbuatan yang tidak sah. |
Anak harimau diajar makan daging. . Orang yang zalim diberi perangsang untuk membuat aniaya. |
Anak harimau jangan diajak bertampar, ingat-ingat kukunya. . Jangan mencari musuh dengan orang yang lebih kuat dan lebih persediaan alat senjatanya. |
Anak harimau jangan dibela pelihara. . Jangan berbuat baik dengan orang yang suka berbuat jahat. |
Anak harimau menjadi anak kambing. Orang yang lupa darimana ia berasal dan mulai sombong karena harta duniawi. |
Anak harimau takkan menjadi anak kambing]. . Orang yang berani takkan penakut. |
Anak ikan dimakan ikan, tahu makan tahu simpan. . Jikalau tahu membuat sesuatu kerja, hendaklah tahu menyimpan Rahasianya. |
Anak kambing takkan menjadi anak harimau. . Orang yang pengecut tetap pengecut. |
Anak kandung ditimang-timang, anak tiri ditengking-tengking. . Kaum keluarga sendiri dilebihkan daripada orang asing, atau rakyat sendiri lebih diutamakan daripada orang dagang. |
Anak kera hendak diajar memanjat. . Hendak mengajar orang yang sudah ahli. |
Anak kucing menjadi harimau. . Orang miskin menjadi kaya, atau rakyat biasa menjabat pangkat tinggi dalam pemerintahan. |
Anak kuda bulu kasap. . Anak muda yang riang gembira. |
Anak kunci jahat, peti derhaka. . Suami yang jahat, lambat-laun akan ditentang oleh isterinya. |
Anak mati berkalang bapak, bapak mati berkalang anak. Orang yang saling topang menopang dalam segala hal. |
Anak monyet di hutan disusu i, anak sendiri di rumah kekeringan. . Urusan sendiri ditinggalkan karena mementingkan urusan orang lain. |
Anak orang anak orang juga, bolehkah jadi anak sendiri? Lebih memiliki kepunyaan sendiri dari pada menginginkan milik orang lain. |
Anak orang, anak orang juga. . Kalau bukan hak kita tidaklah ada gunanya. |
Anak panah yang lepas dari busurnya, tak dapat di kendalikan. Orang yang jauh dari negeri tempat asalnya pasti bertindak semaunya sendiri tanpa mau mendengarkan kontrol dari keluarganya. |
Anak rancak menantu sating. Meraih kebahagiaan. |
Anak semata wayang. Satu-satunya harta yang dimiliki. |
Anak sendiri disayang, anak tiri dibengkeng. . Kaum keluarga sendiri dilebihkan daripada orang asing, atau rakyat sendiri lebih diutamakan daripada orang dagang. |
Anak sendiri disayang, anak tiri dihardik. Perbuatan yang tidak patut di contoh atau tidak adil. |
Anak seorang, menantu malim. (malim = ahli agama). Sangat berbahagia. |
Anak seorang, penaka tidak. (penaka = boleh di pandang sebagai; semisal; seumpama). Mempunyai barang hanya sebuah saja. |
Anak sungai lagi berubah, inikan pula hati orang. . Pendirian yang tidak tetap. |
Angan lalu, faham tertumbuk. . Sesuatu hal yang banyak halangannya; kemahuan ada tetapi tidak berdaya. |
Angan-angan menerauang langit. Selalu mencita-citakan segala sesuatu yang tinggi. |
Angan-angan mengikat tubuh. Besusah hati karena memikirkan perkara yang bukan-bukan. |
Angguk enggan, geleng ia; Angguk enggan, geleng mahu, unjuk tridak berikan. Lain di mulut, lain di hati. |
Angguk-angguk balam. Mengatakan bisa tetapi belum tahu apa yang harus ia kerjakan. |
Anggup-anggip bagai rumput di tengah jalan. (anggup-anggip = terkulai-kulai). Hidup yang serba susah. |
Angin berputar, ombak bersabung. Perkara yang amat sulit. |
Angin bersiru, kami tahu. Sudah tahu akan niat seseorang. (bersiru = beralih tujuan.) |
Angin bersiru, ombak bersabung. Perkara yang amat sulit. |
Angin tak dapat ditangkap, asap tak dapat digenggam. Berita-berita yang buruk tak dapat disembunyikan, kelak akan tersiar juga. |
Angkat batang keluar cacing gelang-gelang. Berpenat-penat mengerjakan pekerjaan orang yang tinggal terbengkalai, tetapi suatu faedah pun tidak diperoleh daripadanya. |
Angkuh terbawa, tampan tertinggal. Baik rupanya, tetapi buruk sikapnya. |
Angus (hangus) tiada berapi, karam tiada berair. Menderita kesusahan karena kematian atau kehilangan kekasih. |
Anjing bercawat ekor. Pergi atau menghindar karena malu dan sebagainya. |
Anjing biasa makan tahi, jika tak makan mencium ada juga. Orang yang biasa berbuat jahat, sekali-sekala teringat juga akan mengulangnya lagi. |
Anjing diberi makan nasi takkan kenyang. Sia-sia memberi basihat yang baik kepada orang jahat. |
Anjing ditepuk menjungkit ekor. Orang hina apabila dihormati, sombonglah jadinya. |
Anjing galak, babi berani. Bertemu lawan yang sepadan; berani sama berani, keras sama keras. |
Anjing itu, kalau dipukul sekalipun, berulang juga ia ke tempat bangkai yang banyak tulang. Orang yang tamak, sekalipun dikata-katai, namun ia tidak akan malu. |
Anjing itu, meskipun dirantai dengan rantai emas, nescaya berulang-ulang juga ia ke tempat najis. Orang jahat, biarpun diberi kesenangan, namun kalau mendapat kesempatan akan diulangnya juga perbuatan jahatnya itu. |
Anjing kepada orang, raja kepada kita. Buruk baik anak sendiri juga. |
Anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu. Tidak ada kata menyerah demi mencapai suatu tujuan yang mulia. |
Anjing menyalak bukit, takkan runtuh. Orang baik yang dicela oleh orang jahat, tentu tidak akan binasa kebaikannya. |
Anjing menyalak di ekor (= dipanjat) gajah. Orang lemah (hina) mencuba hendak melawan orang yang berkuasa, tentulah perbuatannya itu sia-sia saja. |
Anjing menyalak tiada mengigit. Orang yang berhati mulia, walaupun suara keras. |
Anjing terpanggang ekor. Mendapat kesusahan besar sehingga tak tentu tingkah lakunya, meminta pertolongan ke sana ke mari. |
Anjing tiada bercawat ekor. Sesuatu yang hina dan tiada berguna. |
Anjur surut bak bertanam. Tipu muslimat dalam melakukan pekerjaan. |
Antah berkumpul sama antah, beras bersama beras. Setiap orang selalu mencari orang yang sama derajat (darjat, pangkat ataupun kedudukan) dengannya. |
Antan patah, lesung hilang. Kemalangan yang bertimpa-timpa. |
Antara dua tengah tiga. Sakit hampir mati. |
Apa boleh buat, nasi sedap menjadi tawar. Susah hati dapat mengubah perangai seseorang. |
Apa boleh buat, sakit menimpa sesal terlambat. Sudah terlanjur, tak dapat diubah lagi. |
Apa digaduhkan: pengayuh sama di tangan, perahu sama di air. Tidak takut menghadapi lawan apabila sama-sama mempunyai kebolehan. |
Apa guna bunga ditanam, jika tidak diberi kumbang menyerinya. Apa guna anak perempuan, jika tidak diberi bersuami. |
Apa gunanya bulan terang di dalam hutan, jikalau di dalam negeri betapa baiknya. Tidak berfaedah menunjukkan kepandaian kepada orang-orang yang tidak dapat menghargainya. |
Apa kepada kukur, nyiur juga yang binasa. Memang mudah menyuruh berbuat begini begitu, tetapi yang sukar ialah yang mengerjakannya. |
Apa kurang pada belida, sisik ada tulang pun ada. Cukup mempunyai segala yang diperlukan. |
Apa payahnya menawakkan (= menaupkan) bibir atas bawah. Mudah menyebut, tetapi susah mengerjakannya. |
Apa payahnya menggoyangkan lidah saja. Banyak janji tetapi tidak ditepati. |
Apa peduli kata kukuran, kerambi juga akan habis. Lebih mudah berkata daripada melakukannya sendiri. |
Apa sakit berbini janda, anak tiri boleh disuruh. Alasan yang berlawanan dengan maksud yang sebenarnya. |
Apa tampangnya, itulah tumbuhnya. Hasil sesuatu pekerjaan itu menurut ukuran usaha yang kita kerjakan. |
Apa yang di tanam, itulah yang tumbuh. Jika orang berbuat baik kepada orang lain maka ia juga akan mendapat balasan yang baik pula dari orang lain. |
Apabila orang miskin menghendaki uang, dia mendapat anak; apabila orang kaya menghendaki anak, dia mendapat uang. Hasil yang berlawanan dengan keinginan; lain yang dihajati lain yang diperoleh. |
Apabila tumbuh-nyiur itu patah, tumbuh-nyiur juga akan gantinya. Ganti yang hilang mestilah yang sama pula. |
Apakah gunanya kemenyan disimpan sebesar tungku , kalau tidak dibakar. Kepandaian hendaklah diajarkan kepada orang lain, karena kalau disimpan ia akan hilang begitu saja. |
Apakah gunanya memasang dian di tengah hari, jika malam alangkah baiknya. Perkara yang sudah diketahui orang tak perlu diterangkan lagi. |
Apalagi sawa , ia berkehendakkan ayamlah| Orang yang suka mencari barang-barang yang digemarinya; orang yang bertemu dengan barang kesukaannya. |
Apalah daya ajal telah menjemput. Hal yang tak bisa dipungkiri karena takdir. |
Api dengan air, alangkah bezanya. Jahat dengan baik amat jauh bedanya. |
Api itu, tatkala kecil menjadi kawan, apabila besar menjadi lawan. Kejahatan yang sedikit itu hendaklah lekas diperbaiki supaya jangan sampai melarat. |
Api kecil baik dipadam. Basmilah kejahatan itu semasa ia kecil lagi. |
Api makan sekam (= dedak ). Perbuatan jahat atau rindu dendam yang tersembunyi. |
Api nan tak kunjung padam. Semangat yang hidup selama-lamanya. kunjung = segera, lekas. |
Api padam puntung berasap. (puntung = sisaa kayu api yag dibakar). Perkara yang telah putus, tetapi ditimbulkan kembali. |
Api padam puntung hanyut, kami tidak di situ lagi. Cerita yang sudah tamat; benar-benar sudah selesai. |
Apung di tengah lautan; dipukul ombak, sekejap ke tengah sekejap ke tepi. Orang dagang yang melarat hidupnya. |
Ara tak bergetah. Suatu perkara yang mustahil. |
Arah bertukar jalan. Banyak cara untuk mewujudkan mimpi. |
Arang di dahi (= di kening, di muka). Mendapat malu. |
Arang habis besi binasa. Pekerjaan yang sia-sia. |