RAMBU-RAMBU MENGERJAKAN TUGAS/REMIDI BAHASA INDONESIA

TUGAS/REMIDI DIKERJAKAN SECARA MANDIRI, TIDAK COPY PASTE.
PENILAIAN HANYA AKAN DILAKUKAN BAGI SISWA YANG MENGERJAKAN SECARA MANDIRI.
TERIMAKASIH.

DAFTAR SISWA REMIDI BAHASA INDONESIA (KLS XGBA-XGBC)

X GBA:
1. ADI PRASETYO
2. ADI PRASETYO U
3. ADY WINAWAN
4. AGUS RAHMAT
5. AHMAD HATA
6. ARIF BUDI
7. CAHYONO A
8. DWI PRIHANANTO
9. GREN LIM
10. IHWAL RIO
11. KAREL S
12. KHAMTO N
13. KRISNA
14. KUKUH
15. MUH ARIS A
16. NOVA D A
17. PRIYO A
18. RIO A N
19. RIO F
20. RISKA A C
21. SULARNO
22. TEJAR B
23. YUDI A


X GBB;
1. AJI DWI S
2. BAGUS GILANG
3. DANANG N
4. FITRI N
5. KRISTANTO S
6. LOVINA C
7. MUH IQBAL
8. RIZALDI A P
9. ROCKY A S P
10. ZENAL A

X GBC:
1. ADHIKA B R
2. AGUS H
3. ANUNG A
4. BAMBANG K
5. DAWA P
6. GALIH C A
7. IMAM B S
8. NOFARIS H
9. NUGRAHA
10. PRADIKA T
11. RIO ESTU
12. RISKI A
13. RIYAN K
14. RIZAL B N
15. SATRIO WISNU
16. SEPTIAWAN
17. TEDI S
18. WAHID HADI S
19. YUDI S
20. ZENA H C


SISWA YANG NAMANYA TERTERA DI ATAS SILAKAN MENGERJAKAN SOAL REMIdI DI BAWAH INI.
SOAL REMIDI:
UNTUK KELAS X GBA: KERJAKAN EVALUASI MODUL 1.5 BAGIAN B DAN C (DAPAT DILIHAT PADA HALAMAN2 TERAKHIR MODUL BI)
UNTUK KELAS X GBB: KERJAKAN EVALUASI MODUL 1.5 BAGIAN A DAN B (DAPAT DILIHAT PADA HALAMAN2 TERAKHIR MODUL BI)
UNTUK KELAS X GBC: KERJAKAN EVALUASI MODUL 1.5 BAGIAN A DAN C (DAPAT DILIHAT PADA HALAMAN2 TERAKHIR MODUL BI)

KERJAKAN PADA KOLOM KOMENTAR DI BAWAH INI, DISERTAI NAMA, NOMOR, KELAS.
PALING LAMBAT TGL 17 DESEMBER 2011
TERIMAKASIH.

DAFTAR SISWA REMIDI BAHASA INDONESIA (KLS XPA-XPD)

XPA:
1. A'AN A
2. AHMAD SR
3. AL AFRIZAL
4. ANDI S
5. ARIF S
6. BAYU W
7. BOWO
8. DONI
9. MUH. NURDIN
10. SAKTI
11. WINNER

XPB:
1. BANGKIT
2. CATUR
3. CIRILUS
4. DIKA
5. GUNAWAN

XPC:
1. ANDHIKA K
2. DAVID
3. HARI
4. SAPTIYAN Y

XPD:
1. ANDRIYANTO
2. DANIEL
3. HARIS
4. HERU SP


BAGI SISWA YANG NAMANYA TERTERA DI ATAS SILAKAN MENGERJAKAN REMIDI.
SOAL REMIDI:
UNTUK KLS X PA DAN X PC: MENGERJAKAN EVALUASI MODUL 1.6 BAGIAN A DAN C. SOAL TSB DAPAT DILIHAT PADA MODUL BI (PADA HALAMAN AKHIR MODUL)
UNTUK KLS X PB DAN PD:MENGERJAKAN EVALUASI MODUL 1.6 BAGIAN B DAN D. SOAL TSB DAPAT DILIHAT PADA MODUL BI (PADA HALAMAN AKHIR MODUL)

KERJAKAN SOAL DI ATAS PADA KOLOM KOMENTAR DI BAWAH, SERTAKAN NAMA, NO, KELAS.
PALING LAMBAT TGL 17 DESEMBER 2011.
TERIMAKASIH.

PENGUMUMAN HASIL UJIAN SEMESTER GASAL

Bagi siswa yang namanya tertera mohon untuk remidi.
Pengumuman akan ditulis di blog ini maksimal tgl 14 Desember 2011.
Terima kasih.

Perhatian untuk kelas X TPA - X TGBC, pengumuman mohon diteruskan kepada teman-teman yang belum membaca pengumuman ini.

Ajip Rosidi

Ajip Rosidi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Ajip Rosidi

Lahir 31 Januari 1938
Jatiwangi, Majalengka
Pekerjaan Sastrawan, Sastrawan Sunda, Budayawan, Dosen, Redaktur
Kebangsaan Indonesia
Suku bangsa Sunda
Kewarganegaraan Indonesia
Aliran Sastra Cerpen, Puisi, Cerita Anak
Tema Sastra Indonesia, Sastra Sunda
Penghargaan * Hadiah Sastera Nasional 1955-1956 untuk puisi
Hadiah Sastera Nasional 1957-1958 untuk prosa
Hadiah Seni dari Pemerintah RI 1993.
Kun Santo Zui Ho Sho dari pemerintah Jepang
Anugerah Hamengku Buwono IX 2008
Istri/Suami Fatimah Wirjadibrata
Anak * Nunun Nuki Aminten (1956)
Titi Surti Nastiti (1957)
Uga Percéka (1959)
Nundang Rundagi (1961)
Rangin Sembada (1963)
Titis Nitiswari (1965).
Ajip Rosidi (baca: Ayip Rosidi), (lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938; umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, penulis, budayawan, dosen, pendiri, dan redaktur beberapa penerbit, pendiri serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage.[1]
Daftar isi [tampilkan]
[sunting]Pendidikan

Ajib Rosidi mulai menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950), lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953) dan terakhir, Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956). Meski tidak tamat sekolah menengah, namun dia dipercaya mengajar sebagai dosen di perguruan tinggi Indonesia, dan sejak 1967, juga mengajar di Jepang [2]. Pada 31 Januari 2011, ia menerima gelar Doktor honoris causa bidang Ilmu Budaya dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. [3]
[sunting]Keluarga

Ia menikah dengan Fatimah Wirjadibrata (1955) dan dikaruniai 6 anak, yaitu:
Nunun Nuki Aminten (1956)
Titi Surti Nastiti (1957)
Uga Percéka (1959)
Nundang Rundagi (1961)
Rangin Sembada (1963)
Titis Nitiswari (1965).
Dalam referensi lain disebutkan tujuh anak.[4]
[sunting]Proses kreatif

Ajip mula-mula menulis karya kreatif dalam bahasa Indonesia, kemudian telaah dan komentar tentang sastera, bahasa dan budaya, baik berupa artikel, buku atau makalah dalam berbagai pertemuan di tingkat regional, nasional, maupun internasional. Ia banyak melacak jejak dan tonggak alur sejarah sastra Indonesia dan Sunda, menyampaikan pandangan tentang masalah sosial politik, baik berupa artikel dalam majalah, berupa ceramah atau makalah. Dia juga menulis biografi seniman dan tokoh politik.[5]
Ia mulai mengumumkan karya sastera tahun 1952, dimuat dalam majalah-majalah terkemuka pada waktu itu seperti Mimbar Indonesia, Gelanggang/Siasat, Indonesia, Zenith, Kisah, dll. Menurut penelitian Dr. Ulrich Kratz (1988), sampai dengan tahun 1983, Ajip adalah pengarang sajak dan cerita pendek yang paling produktif (326 judul karya dimuat dalam 22 majalah).[5]
Bukunya yang pertama, Tahun-tahun Kematian terbit ketika usianya 17 tahun (1955), diikuti oleh kumpulan sajak, kumpulan cerita pendek, roman, drama, kumpulan esai dan kritik, hasil penelitian, dll., baik dalam bahasa Indonesia maupun Sunda, yang jumlahnya sekitar seratus judul.[5]
Karyanya banyak yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, dimuat dalam bunga rampai atau terbit sebagai buku, a.l. dalam bahasa Belanda, Cina, Inggris, Jepang, Perands, Kroatia, Rusia, dll. [5]
[sunting]Aktivitas

Pada umur 12 tahun, saat masih duduk di bangku kelas VI Sekolah Rakyat, tulisan Ajip telah dimuat dalam ruang anak-anak di harian Indonesia Raya.[5]
Sejak SMP Ajip sudah menekuni dunia penulisan dan penerbitan. Ia menerbitkan dan menjadi editor serta pemimpin majalah Suluh Pelajar (1953-1955). Pada tahun 1965-1967 ia menjadi Pemimpin redaksi Mingguan Sunda; Pemimpin redaksi majalah kebudayaan Budaya Jaya (1968-1979); Pendiri penerbit Pustaka Jaya (1971). Mendirikan dan memimpin Proyek Penelitian Pantun dan Folklor Sunda (PPP-FS) yang banyak merekam Carita Pantun dan mempublikasikannya (1970-1973). Menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Jakarta (1972-1981).[5]
Bersama kawan-kawannya, Ajip mendirikan penerbit Kiwari di Bandung (1962), penerbit Cupumanik (Tjupumanik) di Jatiwangi (1964), Duta Rakyat (1965) di Bandung, Pustaka Jaya (kemudian Dunia Pustaka Jaya) di Jakarta (1971), Girimukti Pasaka di Jakarta (1980), dan Kiblat Buku Utama di Bandung (2000). Terpilih menjadi Ketua IKAPI dalam dua kali kongres (1973-1976 dan 1976-1979). Menjadi anggota DKJ sejak awal (1968), kemudian menjadi Ketua DKJ beberapa masaja batan (1972-1981). Menjadi anggota BMKN 1954, dan menjadi anggota pengurus pleno (terpilih dalam Kongres 1960). Menjadi anggota LBSS dan menjadi anggota pengurus pleno (1956-1958) dan anggota Dewan Pembina (terpilih dalam Kongres 1993), tapi mengundurkan diri (1996). Salah seorang pendiri dan salah seorang Ketua PP-SS yang pertama (1968-1975), kemudian menjadi salah seorang pendiri dan Ketua Dewan Pendiri Yayasan PP-SS (1996). Salah seorang pendiri Yayasan PDS H.B. Jassin (1977).[5]
Sejak 1981 diangkat menjadi guru besar tamu di Osaka Gaikokugo Daigaku (Universitas Bahasa Asing Osaka), sambil mengajar di Kyoto Sangyo Daigaku (1982-1996) dan Tenri Daignku (1982-1994), tetapi terus aktif memperhatikan kehidupan sastera-budaya dan sosial-politik di tanah air dan terus menulis. Tahun 1989 secara pribadi memberikan Hadiah Sastera Rancagé setiap yang kemudian dilanjutkan oleh Yayasan Kebudayaan Rancage yang didirikannya.[5]
Setelah pensiun ia menetap di desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Magelang, Jawa Tengah. Meskipun begitu, ia masih aktif mengelola beberapa lembaga nonprofit seperti Yayasan Kebudayaan Rancagé dan Pusat Studi Sunda.[5]
[sunting]Penghargaan

Beberapa penghargaan yang pernah diperoleh Ajip Rosidi, di antararanya:[6]
Hadiah Sastera Nasional 1955-1956 untuk puisi (diberikan tahun 1957) dan 1957-1958 untuk prosa (diberikan tahun 1960).
Hadiah Seni dari Pemerintah RI 1993.
Kun Santo Zui Ho Sho ("Bintang Jasa Khazanah Suci, Sinar Emas dengan Selempang Leher") dari pemerintah Jepang sebagai penghargaan atas jasa-jasanya yang dinilai sangat bermanfaat bagi hubungan Indonesia-Jepang 1999
Anugerah Hamengku Buwono IX 2008 untuk berbagai sumbangan positifnya bagi masyarakat Indonesia di bidang sastera dan budaya.
[sunting]Karya-karyanya

Ada ratusan karya Ajip. Beberapa di antaranya: [1]
Tahun-tahun Kematian (kumpulan cerpen, 1955)
Ketemu di Jalan (kumpulan sajak bersama SM Ardan dan Sobron Aidit, 1956)
Pesta (kumpulan sajak, 1956)
Di Tengah Keluarga (kumpulan cerpen, 1956)
Sebuah Rumah buat Haritua (kumpulan cerpen, 1957)
Perjalanan Penganten (roman, 1958, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh H. Chambert-Loir, 1976; Kroatia, 1978, dan Jepang oleh T. Kasuya, 1991)
Cari Muatan (kumpulan sajak, 1959)
Membicarakan Cerita Pendek Indonesia (1959)
Surat Cinta Enday Rasidin (kumpulan sajak, 1960);
Pertemuan Kembali (kumpulan cerpen, 1961)
Kapankah Kesusasteraan Indonesia lahir? (1964; cetak ulang yang direvisi, 1985)
Jante Arkidam jeung salikur sajak lianna (kumpulan sajak, bahasa Sunda, 1967);
Jeram (kumpulan sajak, 1970);
Jante Arkidam jeung salikur sajak lianna (kumpulan sajak, bahasa Sunda, 1967)
Ikhtisar Sejarah Sastera Indonesia (1969)
Ular dan Kabut (kumpulan sajak, 1973);
Sajak-sajak Anak Matahari (kumpulan sajak, 1979, seluruhnya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh T. Indoh, dan dimuat dalam majalah Fune dan Shin Nihon Bungaku (1981)
Manusia Sunda (1984)
Anak Tanahair (novel, 1985, terjemahkan ke dalam bahasa Jepang oleh Funachi Megumi, 1989.
Nama dan Makna (kumpulan sajak, 1988)
Sunda Shigishi hi no yume (terjemahan bahasa Jepang dari pilihan keempat kumpulan cerita pendek oleh T. Kasuya 1988)
Puisi Indonesia Modern, Sebuah Pengantar (1988)
Terkenang Topeng Cirebon (kumpulan sajak, 1993)
Sastera dan Budaya: Kedaerahan dalam Keindonesiaan (1995)
Mimpi Masasilam (kumpulan cerpen, 2000, sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang)
Masa Depan Budaya Daerah (2004)
Pantun Anak Ayam (kumpulan sajak, 2006)
Korupsi dan Kebudayaan (2006)
Hidup Tanpa Ijazah, Yang Terekam dalam Kenangan (otobiografi, 2008)
Ensiklopédi Sunda. Jakarta: Pustaka Jaya. 2000
Ajip juga menulis drama, cerita rakyat, cerita wayang, bacaan anak-anak, lelucon, dan memoar serta menjadi penyunting beberapa bunga rampai.


dikutip dr: http://id.wikipedia.org/wiki/Ajip_Rosidi

TUGAS AKHIR KD 5,6 KLS X TPA

1.Artikan istilah berikut ini!
a. all out
b. backhand
c. black list
2. Buatlah paragraf dengan menggunakan ungkapan jam terbang, beli kucing dalam karung, dan makan angin.
3. sebutkan 5 contoh akronim!


kerjakan soal di atas pada kolom komentar disertai nama, no, kelas!
Paling lambat 14 Desember 2011

iwan simatupang

Iwan Simatupang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Iwan Martua Dongan Simatupang (lahir di Sibolga, 18 Januari 1928 – meninggal di Djakarta, 4 Agustus 1970 pada umur 42 tahun) adalah seorang novelis Indonesia. Ia belajar di HBS di Medan, lalu melanjutkan ke sekolah kedokteran (NIAS) di Soerabaja tapi tidak selesai. Kemudian belajar antropologi dan filsafat di Leiden dan Paris. Tulisan-tulisannya dimuat di majalah Siasat dan Mimbar Indonesia mulai tahun 1952.
Karya novel yang terkenal Merahnya Merah (1968) mendapat hadiah sastra Nasional 1970, dan Ziarah (1970) mendapat hadiah roman ASEAN terbaik 1977.
[sunting]Bibliografi

Petang ditaman - drama sebabak (1966)
Merahnja merah - novel (1968)
Kering - novel (1972)
Drought - terj. bahasa Inggris oleh Harry Aveling (1978)
Kooong: kisah tentang seekor perkutut (1975)
Tegak lurus dengan langit: lima belas cerita pendek (1982)
Ziarah - novel (1983)
The Pilgrim - terj. bahasa Inggris oleh Harry Aveling (1975)
Ziarah - terjemahan bahasa Perancis (1989)
Surat-surat politik Iwan Simatupang, 1964-1966 (1986)
Poems - selections (1993)
Square moon, and three other short plays - terj. John H. McGlynn (1997)
Ziarah malam: sajak-sajak 1952-1967 - penyunting: Oyon Sofyan, S. Samsoerizal Dar, catatan penutup, Dami N. Toda (1993)
Kebebasan pengarang dan masalah tanah air: esai-esai Iwan Simatupang, editor, Oyon Sofyan, Frans M. Parera (2004)
Iwan Simatupang Pembaharu Sastra Indonesia (Korrie Layun Rampan, ed), Yayasan Arus, 1985

RT Nol / RW Nol - drama satu babak

dikutip dr: http://id.wikipedia.org/wiki/Iwan_Simatupang

komunikasi verbal

Komunikasi verbal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis.



dikutip dr: http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_verbal

komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Penggunaan ekspresi wajah merupakan salah satu komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh komunikasi nonverbal ialah menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.
Para ahli di bidang komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi "tidak menggunakan kata" dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi non-verbal dengan komunikasi nonlisan. Contohnya, bahasa isyarat dan tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi nonverbal karena menggunakan kata, sedangkan intonasi dan gaya berbicara tergolong sebagai komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal juga berbeda dengan komunikasi bawah sadar, yang dapat berupa komunikasi verbal ataupun nonverbal.
Daftar isi [tampilkan]
[sunting]Jenis-jenis komunikasi nonverbal

[sunting]Komunikasi objek


Seorang polisi yang menggunakan seragam merupakan salah satu bentuk komunikasi objek.
Komunikasi objek yang paling umum adalah penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah satu bentuk stereotipe. Misalnya orang sering lebih menyukai orang lain yang cara berpakaiannya menarik. Selain itu, dalam wawancara pekerjaan seseorang yang berpakaian cenderung lebih mudah mendapat pekerjaan daripada yang tidak. Contoh lain dari penggunaan komunikasi objek adalah seragam.
[sunting]Sentuhan
Haptik adalah bidang yang mempelajari sentuhan sebagai komunikasi nonverbal. Sentuhan dapat termasuk: bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima sentuhan, baik positif ataupun negatif.
[sunting]Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta ketepatan waktu (punctuality).[1]
[sunting]Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinesik atau gerakan tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat, dan sikap tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk menggantikan suatu kata atau frase, misalnya mengangguk untuk mengatakan ya; untuk mengilustrasikan atau menjelaskan sesuatu; menunjukkan perasaan, misalnya memukul meja untuk menunjukkan kemarahan; untuk mengatur atau menngendalikan jalannya percakapan; atau untuk melepaskan ketegangan.[2][3]
[sunting]Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk juga tempat atau lokasi posisi Anda berada. Pengaturan jarak menentukan seberapa jauh atau seberapa dekat tingkat keakraban Anda dengan orang lain, menunjukkan seberapa besar penghargaan, suka atau tidak suka dan perhatian Anda terhadap orang lain, selain itu juga menunjukkan simbol sosial. Dalam ruang personal, dapat dibedakan menjadi 4 ruang interpersonal :
Jarak intim
Jarak dari mulai bersentuhan sampai jarak satu setengah kaki. Biasanya jarak ini untuk bercinta, melindungi, dan menyenangkan.
Jarak personal
Jarak yang menunjukkan perasaan masing - masing pihak yang berkomunikasi dan juga menunjukkan keakraban dalam suatu hubungan, jarak ini berkisar antara satu setengah kaki sampai empat kaki.
Jarak sosial
Dalam jarak ini pembicara menyadari betul kehadiran orang lain, karena itu dalam jarak ini pembicara berusaha tidak mengganggu dan menekan orang lain, keberadaannya terlihat dari pengaturan jarak antara empat kaki hingga dua belas kaki.
Jarak publik
Jarak publik yakni berkisar antara dua belas kaki sampai tak terhingga.[4]
[sunting]Vokalik
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara, kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain. Selain itu, penggunaan suara-suara pengisi seperti "mm", "e", "o", "um", saat berbicara juga tergolong unsur vokalik, dan dalam komunikasi yang baik hal-hal seperti ini harus dihindari.[5]
[sunting]Lingkungan
Lingkungan juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan ruang, jarak, temperatur, penerangan, dan warna.[6]
[sunting]Fungsi Komunikasi Nonverbal

[sunting]Fungsi pertama : Repetisi
Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan "Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang harus pergi untuk menemukan WC.
[sunting]Fungsi Kedua : Subtitusi
Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa berinteraksi dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").
Isyarat nonverbal yang menggantikan kata atau frase inilah yang disebut emblem.
[sunting]Fungsi Ketiga : Kontradiksi
Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil mencibirkan bibir.
[sunting]Fungsi Keempat : Aksentuasi

Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan gerakan tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut disebut affect display.
[sunting]Fungsi Kelima : Komplemen
Perilaku Nonverbal dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.
[sunting]Variasi budaya dalam komunikasi nonverbal

Budaya asal seseorang amat menentukan bagaimana orang tersebut berkomunikasi secara nonverbal. Perbedaan ini dapat meliputi perbedaan budaya Barat-Timur, budaya konteks tinggi dan konteks rendah, bahasa, dsb. Contohnya, orang dari budaya Oriental cenderung menghindari kontak mata langsung, sedangkan orang Timur Tengah, India dan Amerika Serikat biasanya menganggap kontak mata penting untuk menunjukkan keterpercayaan, dan orang yang menghindari kontak mata dianggap tidak dapat dipercaya.[7]
[sunting]Referensi

Verderber, Rudolph F. (2005). "Chapter 4: Communicating through Nonverbal Behaviour". Communicate! (edisi ke-edisi ke-11). Wadsworth. ISBN 0-534-73936-4.
Indah Kusumastuti, Yatri (2009). "Chapter 2: Komunikasi dalam Organisasi". Komunikasi Bisnis (edisi ke-edisi ke-1). IPB Press. ISBN 978-979-493-205-6.
Templat:Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph.D. ; ilmu komunikasi suatu pengantar ; PT Remaja Rosdakarya ; Bandung
[sunting]Catatan kaki

^ Verderber (2005), h. 82-83
^ Ekman, P. (1969). Semiotica, I. hlm. 49-98.
^ Verderber (2005), h. 74-75
^ Yatri Indah K. (2009), h. 22
^ Verderber (2005), h. 77-78
^ Verderber (2005), h. 84-88
^ Nonverbal Communication: Speaking Without Words

dikutip dr: http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal